ThePhrase.id – Bukan hanya laki-laki, Tentara Nasional Indonesia (TNI) baik di angkatan darat, laut, maupun udara memiliki personel wanita yang mumpuni dan membanggakan. Salah satunya adalah Christina Maria Rantetana dari angkatan laut.
Memiliki nama dan pangkat lengkap Laksamana Muda TNI (Purn.) Christina Maria Rantetana, S.K.M., M.P.H., ia merupakan seorang mantan perwira yang memiliki titel serba pertama di berbagai kegiatan, pendidikan, dan jabatan yang ia duduki.
Serba pertama
Christina Maria Rantetana. (Foto: Wikipedia dari tempo.co)
Ia merupakan wanita Indonesia pertama yang memegang pangkat berbintang atau jenderal di TNI Angkatan Laut (AL). Christina dilantik menjadi Laksamana Pertama TNI AL (jenderal bintang satu) pada 1 November 2002 oleh Kepala Staf TNI AL Laksamana Bernard K. Sondakh.
Bahkan, dilansir dari berbagai sumber, Christina dikatakan sebagai wanita dengan pangkat jenderal dari angkatan laut pertama di Asia Tenggara. Tentu ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Indonesia, terutama para wanita.
Tak berhenti di situ, pangkatnya juga naik menjadi Laksamana Muda atau pangkat perwira tinggi bintang dua pada bulan Juni 2013. Ia pun menjadi wanita pertama yang mengemban pangkat tersebut di TNI AL.
Segala jabatannya tersebut tak ia dapatkan dengan mudah. Wanita kelahiran Tana Toraja, Sulawesi Selatan tersebut memegang teguh prinsip tak pernah menolak tugas, bagaimanapun beratnya. Maka dari itu, banyak titel 'pertama' yang melekat pada dirinya.
Christina pertama kali masuk sebagai bagian dari TNI saat masuk ke Sekolah Militer Sukarelawan di Bandung. Ia kemudian melanjutkan sekolah perawat di Makassar dan mendapat tugas pertama di RS TNI AL Tanjung Pinang, Riau. Ia kembali ditugaskan ke Surabaya, lalu ke Jakarta. Ia juga pernah ditugaskan di Jayapura, Papua.
Christina Maria Rantetana. (Foto: indonews.id)
Saat masih mengenyam pendidikan, Christina adalah wanita pertama dari TNI AL yang mendapatkan pendidikan Sekolah Staf dan Komando (Sesko) di luar negeri. Lebih tepatnya, ia diterbangkan ke Royal Australian Naval Staff Course di Sydney, Australia.
Ia juga merupakan anggota Korps Wanita Angkatan Laut (Kowal) pertama yang mengikuti pendidikan strata dua atau S2 di Tulane Universitas New Orleans, Amerika Serikat.
Sebelum mengemban amanah pangkat jenderal, Christina juga merupakan anggota Kowal pertama yang ditugaskan menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Ia menjadi wakil fraksi TNI/Polri selama dua periode, yakni 1997-1999 dan 1999-2004.
Kariernya di pemerintahan melalui TNI bukan hanya menjabat sebagai anggota DPR. Ia juga pernah dipercaya sebagai Staf Ahli Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) pada Bidang Ideologi dan Konstitusi.
Belum berhenti di situ, Christina juga merupakan wanita pertama yang pernah menjabat sebagai Direktur Sekolah Kesehatan di Angkatan Laut.
Membagi waktu dengan keluarga
Christina Maria Rantetana. (Foto: pesona.co.id)
Meski memiliki sederet titel serba pertama, Chrstina juga tetap dapat membagi waktunya dengan keluarga, terutama bagi kelima anaknya. Dilansir dari wawancaranya dengan majalah Pesona, Christina mengatakan bahwa sebagai prajurit, dirinya dikontrak 24 jam dan harus siap menerima dan menjalankan perintah kapan pun.
Namun, ia juga pintar 'mencuri' waktu agar dapat mengurus keluarganya. Dirinya mengusahakan tidak membawa pekerjaan ke rumah agar dapat meluangkan waktu untuk keluarga. Ia yang tak dapat menolak acara dinas, sesekali dapat lebih memenangkan anak dan keluarganya dibanding acara non dinas.
"Kuantitas pertemuan saya dengan keluarga mungkin lebih sedikit dibandingkan ibu yang lain, jadi saya harus menekankan kualitas komunikasi kami," ujarnya, dilansir dari pesona.co.id.
Wanita tangguh ini pada akhirnya harus kalah dengan penyakit diderita. Pada tanggal 31 Juli 2016, Christina meninggal dunia di rumah sakit angkatan laut di Jakarta. Ia dimakamkan di tanah kelahirannya, yakni di Tana Toraja. Ia dimakamkan di pemakaman tradisional Toraja secara militer. [rk]