ThePhrase.id – Kisah tentang cinta lokasi alias cinlok, baik di tempat kerja oleh para karyawan kantoran, hingga di lokasi shooting oleh para aktor dan aktris, sering kali terjadi di berbagai belahan dunia. Seperti namanya, hal yang mendasari hubungan seperti ini adalah lokasi atau kecenderungan untuk bertemu secara konsisten.
Dalam psikologi sosial, hal ini disebut juga dengan 'proximity principle' atau sering juga disebut oleh kalangan muda sebagai 'proximity attraction' atau 'proximity crush'. Secara deskriptif, istilah ini menyatakan bahwa orang yang secara fisik dekat atau sering bertemu cenderung untuk lebih mudah membentuk hubungan interpersonal, termasuk hubungan romantis.
Jadi, jika kamu setiap hari bertemu dengan seseorang di tempat kerja, kampus, atau tempat lain, rasa ketertarikan bisa muncul tanpa disadari. Padahal, orang tersebut bukan tipe ideal yang kamu cari dalam pasangan sekalipun. Jika obrolan terjadi setiap hari, interest dapat muncul, kamu akan mulai menyadari kebiasaan kecil, hingga lama-lama merasa nyaman.
Beberapa tanda kamu mengalami proximity crush ini antara lain adalah kamu mulai sering memikirkan orang tersebut. Kamu juga mulai merasa adanya koneksi antara kamu dan orang tersebut, kamu merasa interaksi dengan orang tersebut meskipun kecil terasa romantis serta kamu menyadari detail kecil tentangnya, dan kamu merindukan orang tersebut ketika ia tak ada.
Perlu diketahui, proximity principle bisa berujung pada dua hal yang kontras, yaitu menjadi hubungan romansa yang terjalin dengan baik, atau hubungan yang hanya berlandaskan jarak tanpa kedekatan emosional yang dalam.
Sering kali, proximity attraction hanyalah ketertarikan karena jarak yang dekat, tanpa benar-benar ada rasa ketertarikan atau cinta di dalamnya. Tanda-tanda kamu mengalami hal ini adalah walaupun obrolan terus terjadi setiap hari, tak ada koneksi emosional mendalam yang kamu rasakan.
Selain itu, meskipun kamu merasakan terdapat koneksi dengan orang tersebut, kamu tak benar-benar mengetahui siapa dia. Mungkin kamu mengetahui detail kecil tentang kesehariannya, tetapi kamu tak mengenal kepribadiannya yang sebenarnya.
Tanda lain kamu hanya mengalami crush karena jarak adalah kamu menyalahartikan kenyamanan dengan chemistry. Tertawa karena hal yang sama, makan siang bersama, atau bahkan berangkat dan pulang bersama memang membuat hubungan menjadi nyaman. Namun, itu bukan berarti terdapat chemistry secara romantis, apabila belum adanya koneksi emosional yang terjalin.
Kendati demikian, tanda-tanda di atas bisa menjadi langkah awal menuju hubungan yang lebih dalam dan serius apabila kedua pihak memang merasa adanya ketertarikan tanpa menyalahartikan kebiasaan yang membuat dekat.
Cara untuk mewujudkannya menjadi hubungan romansa yang serius adalah dengan membicarakannya dan mengambil langkah untuk mengenal satu sama lain lebih dalam, layaknya sebuah hubungan romansa yang dilandaskan oleh rasa dari hati, bukan hanya dari jarak.
Mengelola proximity attraction memerlukan kesadaran diri untuk membedakan antara ketertarikan yang muncul karena sering bertemu dengan perasaan yang benar-benar dalam dan tulus. Memberikan waktu dan jarak emosional agar tidak terburu-buru menilai hubungan penting untuk dilakukan.
Selain itu, penting untuk mengelola ekspektasi serta tidak ragu untuk mengeksplorasi kepribadian dan nilai-nilai orang tersebut secara lebih dalam, bukan hanya berdasarkan interaksi kasual atau kebiasaan bertemu. Dengan cara ini, emosi dapat lebih terkontrol, meminimalisir risiko salah paham dan kekecewaan akibat cinta yang hanya didasarkan pada proximity semata. [rk]