ThePhrase.id - Geopark Kaldera Toba kembali meraih status Green Card (kartu hijau) dalam keanggotaannya di jaringan UNESCO Global Geopark (UGGp). Status tersebut ditetapkan pada sidang Komite Eksekutif ke-11 Konferensi Global Geopark Network (GGN) di Kutralkura, La Araucanía, Chile, Sabtu (6/9).
General Manager Badan Pengelola Toba Caldera UNESCO Global Geopark, Azizul Kholis, menyampaikan bahwa kembalinya status Green Card ini merupakan hasil kerja keras semua pihak, termasuk tujuh gubernur di Sumatera, pemerintah kabupaten/kota, hingga pemerintah pusat yang telah mendukung upaya dalam menjalankan rekomendasi UNESCO.
“Kami berharap, capaian ini dapat menjadi batu loncatan atau momentum untuk melakukan kolaborasi pengelolaan Kaldera Toba ke arah yang lebih baik lagi, dan bisa lebih nyata memberikan manfaat bagi masyarakat lokal,” kata Azizul.
Sebelumnya, Danau Toba sempat mendapatkan kartu kuning dari UNESCO pada September 2023. Kartu kuning tersebut merupakan sebuah peringatan kepada badan pengelola kawasan karena tidak memenuhi beberapa kriteria yang telah ditetapkan oleh UNESCO.
UNESCO memberikan tenggat waktu selama dua tahun untuk memperbaiki tata kelola geopark berdasarkan rekomendasi yang telah diberikan oleh asesor UNESCO.
Menanggapi hal tersebut, pemerintah Indonesia berupaya untuk memperbaiki berbagai aspek yang menjadi perhatian.
Dalam waktu dua tahun, pemerintah Indonesia menjalankan beberapa rekomendasi di antaranya, warisan geologi dan interpretasinya, warisan lainnya seperti identifikasi warisan alam dan budaya hingga warisan tak benda, visibilitas dan kemitraan, hingga jejaring dan pelatihan.
Revalidasi akhir telah dilakukan pada 21-25 Juli 2025. Hingga, akhirnya Geopark Kaldera Toba kembali menerima status kartu hijau pada Sidang Global Geopark Network yang digelar di salah satu UNESCO Global Geoparks di Chile, yaitu Kutralkura, La Araucania.
Status Green Card atau kartu hijau adalah penilaian tertinggi dalam keanggotaan GGN. Dengan begitu, Geopark Kaldera Toba berhak menyandang status UGGp hingga masa empat tahun ke depan.
Kartu ini juga menjadi indikator standar pengelolaan yang terpenuhi sesuai protokol UGGp. Setiap anggota UGGp akan divalidasi setiap empat tahun untuk mengevaluasi pengelolaannya
Diketahui, Danau Toba ini telah menyandang status UNESCO Global Geopark sejak Juli 2020 karena memiliki kaldera volkanotektonik terbesar di dunia, serta kekayaan keragaman hayati dan budaya yang melimpah.
Tak hanya itu, Indonesia juga berhasil mempertahankan dua geopark lainnya, yaitu Geopark Ciletuh -Pelabuhan Ratu di Jawa Barat dan Geopark Rinjani Lomboh di Nusa Tenggara Barat. [Syifaa]