ThePhrase.id – Apa yang terpikirkan ketika mendengar nama Oprah Winfrey? Seorang pembawa acara terkenal dari The Oprah Winfrey Show mungkin sebagian besar jawabannya. Perempuan yang sukses menjadi pembawa acara, produser, aktris, hingga pengusaha ini ternyata memiliki masa lalu yang pahit.
Dilahirkan dari orang tua yang tidak menikah, Oprah kemudian dibesarkan oleh sang nenek di daerah peternakan hingga usianya menginjak 6 tahun. Selama tinggal bersama nenek, hidupnya tidaklah mudah. Ia tidak dapat mengenakan baju seperti anak kebanyakan. Pasalnya, saat anak-anak lain mengenakan overalls dari kain, ia mengenakan overalls yang berasal dari karung kentang hingga ia dijuluki 'gadis karung'.
Oprah Winfrey. (Foto: Oprah.com/George Burns)
Setelah usianya menginjak 6 tahun, Oprah kemudian dibesarkan oleh sang ibu di Milwaukee, Amerika Serikat (AS). Alih-alih membaik, hidupnya malah makin memburuk. Ia tak diperhatikan oleh sang ibu yang sibuk mencari uang dari pagi hingga malam. Ia juga masih hidup di bawah kemiskinan.
Oprah mengalami pelecehan seksual yang dilakukan oleh sepupunya serta teman-temannya yang berusia lebih tua darinya selama bertahun-tahun. Hal tersebut dimulai sejak ia berusia 9 tahun. Bahkan, pada usianya yang ke-14, ia melahirkan seorang bayi laki-laki prematur yang meninggal tidak lama setelah dilahirkan.
Kejadian pahit dan menyakitkan tersebut, membuat Oprah kabur dari rumah selama satu minggu. Melihat hal tersebut, ibunya kemudian mengirim Oprah untuk tinggal bersama ayahnya yang telah menikah dengan perempuan lain di Nashville, Tennessee.
Oprah Winfrey. (Foto: Oprah.com)
Di sana ia dididik secara keras oleh sang ayah. Pasalnya sang ayah yang berprofesi sebagai tukang cukur, anggota dewan kota, pejabat di sebuah gereja, dan mantan tentara memiliki kedudukan yang cukup terhormat di kalangan tempat tinggalnya.
Ayahnya tidak mentolerir kelakuan negatif dari Oprah, dan juga nilai yang buruk. Ia diwajibkan untuk membaca buku dan membuat laporan ringkasannya setiap pekan. Didikan yang keras ini membuat Oprah awalnya membenci hal tersebut. Namun, lama kelamaan Oprah menyadari hal tersebutlah yang membuatnya bangkit dan menjadi lebih baik.
Perlahan-lahan nilainya semakin membaik di sekolah, ia pun semakin membuka diri pada lingkungan barunya. Salah satu pencapaian gemilangnya saat masih sekolah adalah terpilih untuk mewakili sekolahnya pada sebuah acara konferensi pemuda yang diadakan di Gedung Putih. Ia juga diterima sebagai penyiar berita pada stasiun radio lokal saat berusia 17 tahun, menjadikannya wanita kulit hitam pertama yang menjadi presenter sebelum usianya 20 tahun.
Oprah Winfrey. (Foto: Oprah.com/George Burns)
Dari situlah hidupnya berangsur-angsur membaik. Kemampuan yang dimilikinya tidak luput dari asahan dan didikan yang diberikan oleh sang ayah. Di usianya ke-19 ia dihubungi sebuah stasiun televisi untuk menjadi wartawan dan penyiar berita. Tak berhenti di situ, pada tahun 1978 Oprah kemudian menjadi pembawa acara TV di Baltimore yang kemudian dipromosikan sebagai pemandu acara talkshow People Are Talking.
Pada tahun 1983, Oprah dipindahkan ke Chicago untuk menjadi pembawa acara AM Chicago yang kala itu memiliki rating rendah. Hanya dalam beberapa bulan setelah ia memandu acara tersebut, ratingnya melonjak naik menjadi yang tertinggi di Chicago. Dari situ, ia kemudian makin sukses dan mencapai puncak kesuksesannya dengan The Oprah Winfrey Show pada tahun 1986 yang merupakan pertunjukan TV paling populer di AS pada saat itu.
Oprah Winfrey. (Foto: Oprah.com/George Burns)
Bertahun-tahun berkecimpung di dunia jurnalistik, Oprah kemudian mendirikan perusahaan jaringan televisinya sendiri bernama Oprah Winfrey Network (OWN) yang dirilis pada tahun 2011. Ia juga telah memenangkan berbagai penghargaan dan memiliki berbagai karya sebagai produser maupun aktris.
Keluwesannya dalam berbicara di depan publik tidak luput dari ajaran sang nenek saat ia masih kecil. Oprah diajarkan membaca sebelum umur tiga tahun dan kerap dibawa ke gereja untuk membacakan ayat-ayat alkitab. Kala itu ia bahkan disebut sebagai 'The Preacher' atas kemampuan membacanya. Tidak luput juga dari ajaran sang ayah yang membawanya pada kecerdasan, ketegasan, dan kepercayaan dirian yang ia miliki hingga sekarang. [rk]