ThePhrase.id – Ryan Adriandhy adalah seorang animator, sutradara, pelawak tunggal, pemeran dan presenter yang tengah banyak diperbincangkan oleh masyarakat Indonesia. Pasalnya, ia sukses menjadi sutradara film animasi yang mencetak sejarah baru.
Film tersebut adalah Jumbo (2025), sebuah film petualangan fantasi animasi yang tayang di bioskop pada 31 Maret 2025. Meskipun ini merupakan kali pertama Ryan menjadi sutradara film panjang, ia berhasil menghadirkan film animasi yang viral dan berbondong-bondong ditonton oleh publik.
Padahal, pada hari Lebaran 2025 ini, banyak film lainnya yang juga dirilis, seperti Komang, Pabrik Gula, Qodrat 2, dan juga Norma. Film Jumbo mampu bersaing dengan film-film Indonesia lainnya dan menjadi salah satu yang viral. Ini dikarenakan Jumbo menyuguhkan animasi yang berkelas, apalagi di tengah maraknya penggunaan AI yang dengan mudah menjiplak karya seni orang lain. Seluruh animasi yang dikerjakan oleh anak bangsa ini membuat para penonton kagum dan terkesima.
Tak hanya itu, alur cerita, para pengisi suara, hingga berbagai detail dalam film ini juga menjadi poin yang menjual dan membekas di hati penonton. Banyak penonton yang mengaku keluar bioskop dengan berlinang air mata.
Minat publik yang besar terhadap film ini mencetak sejarah baru bagi industri perfilman Indonesia. Tercatat, Jumbo berhasil menjadi film animasi Indonesia terlaris setelah melampaui jumlah penonton film Si Juki the Movie: Panitia Hari Akhir (2017) yang meraih 642 ribu penonton.
Film Jumbo menembus satu juta penonton hanya dalam waktu tujuh hari dari penayangan perdananya. Selain itu, Jumbo juga akan tayang di 17 negara lain selain Indonesia.
Untuk mencapai titik ini, Ryan membutuhkan perjalanan yang panjang. Film ini ia garap dalam waktu lima tahun lamanya. Kendati demikian, lahirnya film ini merupakan perwujudan dari impian yang telah lama ia dambakan.
Pada tahun 2017 lalu, pria kelahiran 15 Juni 1990 ini pernah melontarkan cuitan di akun X-nya. Ia mengatakan jika suatu hari bisa membuat film untuk industri perfilman Indonesia, ia ingin menciptakan sebuah "family film" yang baik.
Ryan sendiri memiliki latar belakang pendidikan di bidang desain grafis dan animasi. Ia mengenyam pendidikan S-1 di BINUS Northumbria School of Design pada jurusan Graphic Design and New Media. Ia juga meraih gelar Master of Fine Arts (S-2) dari Rochester Institute of Technology, Amerika Serikat, di mana ia mendalami bidang Film dan Animasi.
Maka dari itu, tak heran jika Ryan memiliki kemampuan yang mumpuni pada bidang animasi dan perfilman. Terlebih lagi, film pendek animasi yang menjadi tugas akhirnya saat kuliah S-2 yang berjudul Prognosis (2020) meraih Piala Citra pada kategori Film Animasi Pendek Terbaik (2020).
Di luar animasi, pemilik nama lengkap Ryan Adriandhy Halim ini pertama kali dikenal publik setelah menjuarai Stand Up Comedy Indonesia (SUCI) musim pertama pada tahun 2011. Sejak saat itu, ia dikenal sebagai seorang pelawak tunggal.
Ia melebarkan sayapnya ke dunia perfilman dengan menjadi aktor. Tercatat, ia telah membintangi film Cinta dalam Kardus (2013), Malam Minggu Miko Movie (2014), dan serial televisi Malam Minggu Miko (2012-2013) dan Kokoro no tomo pop (2014-2015).
Setelah namanya dikenal luas, ia memutuskan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang S-2. Pasca lulus, ia bergabung dengan Visinema Animation dan terlibat dalam berbagai proyek kreatif, termasuk pembuatan film Nussa (2021) dan kini debut sutradara dengan film Jumbo (2025). [rk]