ThePhrase.id - Ribuan mahasiswa menggelar aksi demo bertajuk “Indonesia Gelap” di kawasan patung kuda Arjuna Wijaya, Monas, Jakarta Pusat pada Senin (17/2).
Aliansi mahasiswa dari sejumlah universitas dengan tegas menyuarakan 13 tuntutan terhadap sejumlah kebijakan pemerintahan Presiden RI Prabowo Subianto yang dinilai kurang tepat bahkan berdampak buruk pada masyarakat.
Salah satu hal yang disorot yakni kebijakan efisiensi anggaran yang berimbas pemotongan anggaran hingga merumahkan atau pemutusan hubungan kerja (PHK) banyak orang, namun pemerintah melantik influencer (pemengaruh) sebagai staf khusus (stafsus) presiden.
“Efisiensi, efisiensi, (anggaran) pendidikan dipotong, tapi melantik stafsus dari influencer,” tegas Koordinator Pusat BEM SI, Satria Naufal ketika menyampaikan orasinya.
“Efisiensi, efisiensi, tapi buat retret dan pelatihan militer di Lembah Tidar untuk kepala daerah. Teriakan ‘wuu’,” sambung Naufal.
Dalam aksi demo tersebut, banyak banner, spanduk, dan poster bertuliskan kritik terhadap pemerintah dibentangkan para mahasiswa.
Ada pula poster yang menyinggung Sekretaris Kabinet (Seskab), Teddy Indra Wijaya atau Mayor Teddy yang dianggap melanggar UU TNI, yakni dari Prajurit TNI hingga menjabat sebagai Seskab.
Aksi demo sempat diwarnai kericuhan ketika para mahasiswa mulai membakar ban, kayu, hingga sampah di jalan, hingga aksi lempar botol ke arah petugas kepolisian yang berjaga sebagai bentuk protes karena tak kunjung bertemu pihak yang perlu turun untuk bertanggung jawab.
Para pendemo akhirnya mulai membubarkan diri sekitar pukul 20.20 WIB, dan menegaskan akan kembali turun ke jalan apabila tuntutan mereka tidak disikapi dengan baik oleh pemerintah.
(Rangga)