Thephrase.id – Di tengah pandemi Covid-19, produksi migas Wilayah Kerja (WK) Mahakam yang dikelola PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) berhasil lampaui target. Sepanjang Januari – Juni 2021, WK Mahakam yang dikelola Pertamina sejak 2018, berhasil mencapai kinerja produksi minyak hingga 109,8% dan gas mencapai 110,5%.
Direktur Utama Pertamina Hulu Indonesia (PHI) Chalid Said Salim mengatakan, kontribusi produksi migas Regional Kalimantan yang terbesar berasal dari wilayah kerja Mahakam yang dioperasikan oleh salah satu anak perusahaan PHI, yaitu PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM).
Produksi WK Mahakam sepanjang Januari-Juni 2021 berhasil lampaui target. (Foto. Dok. Pertamina)
“PHM berhasil mencapai kinerja produksi minyak 109,8% dan gas 110,5% dari target produksi migas yang sudah ditetapkan dengan rata-rata hingga Juni 2021 sebesar 26,8 mbopd untuk minyak dan sebesar 554,4 mmscfd untuk gas,” ujar Chalid.
Chalid menambahkan, sejak alih kelola pada 1 Januari 2018 hingga 2020 lalu, PHM telah berhasil melaksanakan pemboran 268 sumur pengembangan untuk mempertahankan tingkat produksi, menambah cadangan migas, dan menahan laju penurunan produksi di WK Mahakam. Tahun 2021 ini dan tahun depan direncanakan akan dilakukan pemboran 2 sumur eksplorasi dan lebih dari 150 sumur pengembangan di WK Mahakam.
“Selain jumlah pemboran yang masif, kami pun menerapkan inovasi dalam pemboran dengan metode rigless di WK Mahakam, yaitu pemboran menggunakan hydraulic workover unit (HWU) untuk mengurangi penggunaan rig sebagai yang pertama di Indonesia,” imbuh Chalid.
Mahakam merupakan WK andalan Pertamina di wilayah regional Kalimantan. (Foto. Dok. Pertamina)
Menurut Chalid, saat ini HWU telah digunakan untuk pemboran lebih dari 5 sumur delta di WK Mahakam dan terbukti mampu menghemat hingga rata-rata 37% biaya pemboran yang menggunakan rig konvensional.
“Di PHM, kami berhasil menerapkan beberapa inovasi lainnya untuk memaksimalkan penambahan cadangan dan produksi melalui kegiatan interpretasi seismik yang sistematis, efektif, dan efisien, pengelolaan sumur-sumur bertekanan rendah, serta reaktivasi dan optimalisasi sumur-sumur abandoned. Hal ini sekaligus membuktikan bahwa pertamina sanggup untuk mengelola wilayah kerja eks terminasi dengan sejarah sebagai major producer di Indonesia,” imbuh Chalid.
Secara keseluruhan, pada semester 1 2021 produksi migas PHI sekaligus sebagai Regional Kalimantan Subholding Upstream Pertamina, berhasil mencapai tingkat produksi rata-rata minyak sebesar 47,8 ribu barel per hari (mbopd) dan gas sebesar 658,3 juta standar kaki kubik per hari (mmscfd) melebihi target produksi migas yang telah ditetapkan.
PHM akan terus melakukan pengeboran masif untuk meningkatkan produksi migas. (Foto. Dok. Pertamina)
Chalid menjelaskan pada tahun 2020, PHI berhasil merealisasikan investasi sebesar USD 719 juta. Sementara tahun 2021 ini, rencana investasi PHI sebesar USD 869 juta atau lebih dari Rp 14 triliun.
“Kami di Pertamina berkomitmen untuk terus berinvestasi dalam proyek-proyek pengembangan aset-aset migas yang ada saat ini sehingga dapat terus menghasilkan energi yang dibutuhkan oleh negara dan memberikan nilai bagi seluruh pemangku kepentingan, termasuk pemerintah dan masyarakat Indonesia,” tandasnya. (Rahma)