ThePhrase.id – Selamat Hari Laut Sedunia! Untuk memperingati hari penting ini, ThePhrase.id akan membahas sosok inspiratif bernama Boyan Slat dari Belanda yang membangun origanisasi nirlaba, The Ocean Cleanup yang membersihkan lautan dari sampah.
Boyan Slat adalah seorang pemuda dari Delft, Belanda yang lahir pada 27 Juli 1994. Ketika ia berusia 17 tahun, ia pernah mengalami kejadian yang membuka matanya. Ia tengah menyelam di laut dan menemukan bahwa jumlah plastik yang ia temukan melebihi jumlah ikan di laut tersebut.
Pengetahuannya tentang polusi plastik tersebut kemudian ia jadikan sebagai objek tugas sekolah. Ia juga pada awalnya berpikir bahwa mustahil untuk membersihkan semua plastik yang telah mencemari laut tersebut.
Boyan Slat. (Foto: theoceancleanup.com)
Namun, alih-alih pesimis dan tak melakukan aksi apapun, Boyan justru terinspirasi untuk membangun sebuah sistem tangkapan yang menggunakan sirkulasi arus laut untuk menjaring sampah plastik. Ide tersebut ia presentasikan pada TEDx di Delft di tahun 2012.
Ia yang kala itu tengah mengenyam pendidikan teknik penerbangan di TU Delft memutuskan untuk menghentikan studinya untuk mencurahkan fokus dan waktunya pada pengembangan idenya tersebut. Satu tahun setelah presentasi TEDx tersebut, ia lalu mendirikan The Ocean Cleanup.
"Kalau tidak berhasil, saya kembali saja ke universitas. Tapi ketika saya mulai bergerak dan presentasi dan di internet banyak dapat dukungan dengan crowdfunding untuk mengumpulkan uang, akhirnya saya membangun tim untuk uji coba dan membuat prototipe sehingga bisa terealisasi. Ini sangat menakjubkan, meskipun perjalanan masih panjang," kata Boyan.
Menciptakan suatu temuan yang dapat membersihkan laut memang terdengar mustahil. Namun, Boyan yang melakukan dari hati dengan passion tinggi dapat membuktikan bahwa hal tersebut dapat dilakukan.
Boyan Slat. (Foto: theoceancleanup.com)
Meskipun, dalam perjalanannya merintis dan melakukan berbagai riset melalui organisasi tersebut, ia mendapatkan kritik dari berbagai pihak. Tak sedikit pihak yang mengatakan bahwa ide dan temuannya tersebut tidak layak dan tidak dapat membersihkan lautan.
Kendati demikian, banyak juga pihak yang mendukung itikad baiknya untuk membersihkan lautan yang seperti diketahui telah dipenuhi oleh sampah yang dihasilkan oleh manusia.
Ekspedisi The Ocean Cleanup
The Ocean Cleanup membersihkan sampah bukan secara manual, tetapi menggunakan teknologi yang canggih. Prototipe pertamanya diterjunkan ke lautan untuk membersihkan sampah di Pusat Sampah Pasifik Besar atau lebih dikenal dengan nama Great Pacific Garbage Patch.
Great Pacific Garbage Patch ini merupakan zona akumulasi sampah plastik di laut yang paling luas di dunia. Pada kawasan yang meliputi 3,5 juta kilometer persegi ini, diperkirakan terdapat 1,8 juta triliun sampah plastik.
Boyan Slat. (Foto: theoceancleanup.com)
Sayangnya, prototipe pertama tersebut mengalami kesulitan. Tak menyerah, Boyan kembali melakukan riset dan uji coba dan akhirnya melahirkan teknologi System 001 bernama ‘Wilson’ di tahun 2018 yang diklaim dapat mengumpulkan 50 persen sampah laut hanya dalam lima tahun.
Namun, System 001 juga mengalami beberapa masalah di lapangan. Setelah melakukan perbaikan dan peluncuran System 001B yang juga tidak dapat menjaring banyak plastik, di tahun 2021 The Ocean Cleanup meluncurkan System 002 bernama ‘Jenny’.
System 002 yang lebih diperbaharui, yakni menggunakan dua kapal yang menarik jaring sepanjang 800 meter di air mengalami kesuksesan. Pada akhir tahun 2021 dan di tahun 2022, organisasi ini mengumumkan hasil tangkapan besar sampah plastik telah berhasil dibawa ke kapal induk. Jumlah plastik yang terangkut adalah lebih dari 153 ton.
The Ocean Cleanup juga bersihkan sungai
Dalam perjalanannya mengembangkan The Ocean Cleanup, Boyan juga menyadari suatu hal, yakni sampah yang berada di lautan berasal dari sungai. Maka dari itu, selain membersihkan lautan, penting untuk membersihkan sungai dan menahan sampah-sampah dari sungai untuk sampai ke lautan.
Boyan Slat. (Foto: theoceancleanup.com)
Ide ini diwujudkan dalam teknologi yang diberi nama Interceptor. Interceptor merupakan sebuah mesin yang mengapung, mirip perahu yang menggunakan aliran sungai untuk menangkap dan memilah sampah plastik.
Interceptor pertama atau 001 yang diterjunkan oleh The Ocean Cleanup berada di Jakarta, Indonesia. Setelah diuji di Zuidland, Belanda Selatan dan dilakukan penyesuaian di Capelle aan den IJssel dan Batam di tahun 2019, Interceptor 001 akhirnya dilepaskan di Jakarta pada tahun 2019.
Hingga saat ini, The Ocean Cleanup telah membangun banyak Interceptor dan melepaskannya di sungai-sungai di berbagai negara di dunia. Termasuk di Indonesia, Malaysia, Vietnam, Republik Dominika, Jamaika, hingga Los Angeles, Amerika Serikat.
Belum lama ini, Boyan juga menandatangani kesepakatan dengan Indonesia dan Belanda pada gelaran G20 di Bali pada November 2022 untuk menyebarkan Interceptor di seluruh Indonesia. [rk]