auto

Dwi Octavianti, Membangun Kredibilitas Merah-Putih di Piala Asia Wanita 2022

Penulis Rahma K
Jan 21, 2022
Dwi Octavianti, Membangun Kredibilitas Merah-Putih di Piala Asia Wanita 2022
ThePhrase.id - Indonesia memasuki Piala Asia Wanita 2022 dengan tujuan melanjutkan eksistensi mereka di kancah benua. Tim arahan Rudy Eka Priyambada tampil sebagai salah satu negara yang lolos dari kualifikasi. Mengalahkan Singapura dalam dua leg, agregat 2-0.

Dwi Octavianti - Foto FIFA.jpg


Hasil itu mengakhiri penantian selama 33 tahun, karena Indonesia kali terakhir lolos ke putaran final pada 1989. Setelah menghabiskan waktu lebih dari tiga dekade, Indonesia bermaksud membangun kembali kredibilitas mereka.

Gelandang Timnas Wanita Indonesia, Dwi Octavianti, kepada FIFA.com coba menggambarkan perasaannya.

"Bahkan sampai sekarang saya tidak percaya kami benar-benar lolos ke putaran final," kata pemain berusia 23 tahun itu.

Dia mencetak gol penentu di leg kedua melawan Singapura.

"Kami menempuh perjalanan panjang untuk mencapai putaran final. Kami menentang segala rintangan, termasuk tantangan yang ditimbulkan pandemi Covid-19," dia menambahkan.

Dengan Piala Asia Wanita 2022 dipakai sekalian untuk kualifikasi Piala Dunia Wanita 2023, motivasi Dwi Octavianti menjadi berlipat ganda. Di fase penyisihan Indonesia dalam undian masuk Grup B. Bersama Australia, Thailand, dan Filipina.

"Bermain di kualifikasi Piala Dunia Wanita adalah mimpi buat kami semua. Kami ada dalam kualifikasi dan bertujuan menunjukkan kemampuan. Kami akan bersaing dengan tim-tim terbaik Asia," tuturnya.

"Secara pribadi, saya akan mencoba fokus ke permainan. Belajar dari kesalahan dan membantu tim. Saya berharap kami bisa lolos dari penyisihan grup, lalu memikirkan target baru," imbuhnya.
Bintang yang Bersinar

Dwi Octavianti kurang dikenal sebelum kualifikasi Piala Asia Wanita 2022 digelar. Tapi penyerang muda itu tampil luar biasa, hingga mampu mencetak gol penentu kemenangan atas Singapura.

Dwi Octavianti - kanan - Foto FIFA


Indonesia masuk kualifikasi sebagai underdog. Tapi dengan mundurnya Korea Utara dan Irak, membuat Indonesia dan Singapura tinggal berhadapan dua kali.

Peluang itu ditangkap secara cerdas dengan kemenangan atas Singapura. Leg pertama menang 1-0 lewat gol Baiq Amiatun, leg kedua menang 1-0 melalui gol Dwi Octavianti.

"Itu adalah gol pertama saya untuk timnas wanita. Rani Mulyasari mengirim sepak pokok dari kanan area Singapura, saat Baiq Amiatun dan Zahra Muzdalifah sudah menunggu. Di belakang mereka ada kapten Ade Oktafiani dan Viny SIlfianus," ucapnya.

"Sebagai pemain sayap kiri saya diminta mengintai di area kanan. Sundulan Baiq dan Zahra diblok kiper Singapura dan digagalkan Viny juga. Namun bola jatuh ke saya dan melihat kiper ada di sisi kanan gawang, saya bisa melepaskan tembakan kaki kiri dan gol," tambahnya.

Berasal dari keluarga pencinta olahraga, Dwi menghabiskan bertahun-tahun selama masa kecil untuk berlatih pencak silat. Dia belum mulai main sepak bola sampai usia 14 tahun. Baru mulai main saat dibujuk pindah ke sepak bola, oleh seorang pelatih wanita lokal.

Meski terlamat memulai karier sepak bola, Dwi membuat kemajuan pesat saat bermain untuk Srikandi Mataram dari 2014. Pada 2018 pindah ke Putri Arimbi Yogyakarta.

Tahun itu dia menerima panggilan timnas wanita untuk pertama kalinya. Meski demikian dia gagal masuk skuad utama dalam Asian Games 2018.

"Saya kecewa tidak terpilih dalam skuad utama, tetapi sadar kalau memang tidak cukup baik. Saya bekerja lebih keras di tahun-tahun berikutnya dan masuk tim untuk kualifikasi Piala Asia Wanita 2022,"ujarnya.

Ia menambahkan, tidak pernah menyesal memilih sepak bola daripada olahraga lain, karena permainan ini yang membawanya ke level sekarang.
Inspirasi dari Idola

Dua ikon sepak bola, Lionel Messi dan Alex Morgan, telah memberinya inspirasi yang konsisten selama perkembangan di lapangan hijau.

Dwi Octavianti - Foto FIFA


"Sejak saya masih kecil suka menonton Lionel Messi main. Saya suka sentuhannya terhadap bola. Dia kaki kidal seperti saya, tapi bisa bermain di banyak posisi berbeda dengan cekatan," ujar Dwi Octavianti.

Ia juga mengakui mengagumi Alex Morgan.

“Saya terkesan dengan penampilannya yang konsisten selama bertahun-tahun. Alex Morgan adalah pemain dengan karakter nyata," ucapnya.

Dengan lima tim teratas Piala Asia Wanita 2022 akan lolos ke Piala Dunia Wanita 2023, Indonesia tidak boleh dianggap remeh untuk perlombaan mendapatkan tiket lolos ke Australia-Selandia Baru.

"Piala Dunia Wanita mewakili level tertinggi dari semua kompetisi. Jadi itu adalah tujuan akhir yang harus dikejar oleh setiap pemain. Secara realistis itu bukan tugas yang mudah, tapi tidak ada yang tidak mungkin,” tandasnya. (Rahma)

Tags Terkait

-

Artikel Terkait Pilihan ThePhrase

 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic