ThePhrase.id – Farhanah Fitria Mustari adalah sosok inspiratif yang mendedikasikan hidupnya untuk pemberdayaan anak-anak di panti asuhan. Dengan kepedulian dan semangat yang tinggi, ia berupaya memberikan pendidikan, keterampilan, serta motivasi agar anak-anak yang kurang beruntung memiliki masa depan yang lebih cerah.
Berawal dari pengalaman pribadi, perempuan yang akrab disapa Hana ini melihat bahwa kebahagiaan anak-anak panti asuhan memiliki makna yang berbeda.
Pasalnya, dari kecil Hana telah terbiasa merayakan ulang tahun dengan mengundang anak panti asuhan ke rumahnya. Bagi orang tuanya, salah satu cara menyantuni anak yatim adalah dengan mengundang mereka ke acara ulang tahun dan pengajian.
Tetapi, baginya konsep ini cukup bias. Dari pemikiran pribadinya ini, ia merasa ada ketimpangan ketika anak-anak panti asuhan tersebut melihat orang yang mengundang mereka meniup lilin kue ulang tahun bersama orang tuanya, sedangkan mereka tidak bisa.
Dari situ, ia mulai berpikir bahwa stigma terhadap anak panti asuhan cenderung membuat mereka dikasihani, dan ini membuatnya keliru secara empati.
Menurut Hana, empati bukanlah sikap kasihan atau prihatin, melainkan keterampilan untuk melihat berbagai sudut pandang yang dapat menuntun untuk merasakan rendah hati dan membuka pola pikir.
Alhasil, ia mewujudkan kepeduliannya dengan mendirikan Yayasan Teman Saling Berbagi (YTSB) pada tahun 2018 silam. Yayasan ini telah berdiri selama tujuh tahun lamanya, dan di sana ia berperan sebagai Managing Director.
Hana menghadirkan berbagai program untuk memberdayakan anak-anak panti asuhan di Bandung. Beberapa programnya dirancang untuk meningkatkan kepercayaan diri, serta pengembangan diri remaja panti, seperti program "Berbagi Semangat" dan “Berbagi Kebaikan.”
Lebih lanjut, dijelaskan bahwa YTSB mengintegrasikan tiga pendekatan solutif dalam memenuhi kebutuhan sebuah komunitas, yakni training untuk membangun kapasitas dan pengetahuan, coaching dan mentoring untuk memberikan dukungan personal dan pertumbuhan, serta kampanye sosial untuk menggerakkan massa untuk perubahan kolektif.
Tujuan untuk mengintegrasikan ketiga pendekatan ini adalah agar dampak sosial yang tercipta tak hanya bersifat sementara, namun juga mampu menghasilkan perubahan yang sistemik dan berkelanjutan. Dampaknya, framework emosional-sosial mampu menumbuhkan kepercayaan diri dan wawasan baru yang menunjang kesejahteraan diri anak-anak panti.
Hana mengatakan, ia yakin masing-masing orang memiliki jalan untuk berkontribusi. Baginya, apa yang ia lakukan adalah panggilan jiwa dan misi seumur hidup yang akan selalu dijalankannya.
"Saya yakin kita ini punya jalan berkontribusinya sendiri. Temukan dampak sejati yang lahir dari ketulusan, ilmu, dan keberanian untuk berbagi," ungkapnya, dikutip dari laman Instagram Kemenpora.
Di samping kesibukannya di Yayasan Teman Saling Berbagi, Hana juga berkarier sebagai dosen di bidang Bisnis dan Manajemen. Bagi Hana, berinteraksi dengan mahasiswa dan terlibat dalam dunia akademik adalah sumber kepuasan dan inspirasi. [rk]