ThePhrase.id – Film animasi Merah Putih: One for All ramai menjadi perbincangan publik dalam beberapa waktu belakangan. Film ini menuai berbagai kritik dan kontroversi karena kualitas produksinya.
Sejak kemunculan trailernya di YouTube, film ini mendapatkan feedback pedas dari publik yang menilai kualitas animasinya kaku, buruk, berkualitas rendah, dan juga minim ekspresi dari para karakternya. Namun, anggarannya diduga menelan biaya produksi hingga Rp6,7 miliar.
Angka yang fantastis tersebut kembali mendapatkan kritikan karena tak setara dengan hasil produksi yang grafisnya bak berasal dari era PlayStation 2. Bahkan, sempat beredar kabar bahwa anggaran dari film animasi ini dikaitkan dengan pemerintah dan Produksi Film Negara (PFN).
Menanggapi hal ini, Ketua PFN Riefian Fajarsyah atau Ifan Seventeen mengatakan bahwa PFN sama sekali tidak terlibat. Sementara itu, Wakil Menteri Ekonomi Kreatif (Wamenekraf) Irene Umar menegaskan bahwa kementeriannya tidak memberikan dukungan finansial maupun fasilitas promosi untuk film tersebut.
Dari pihak film Merah Putih: One for All itu sendiri, sang sutradara dan produser eksekutif, Endiarto, turut buka suara dan mengaku tak mengetahui dari mana asal rumor angka miliaran rupiah tersebut. Ia justru mengatakan film ini dibangun dengan modal yang sangat minim.
Pada dasarnya, Merah Putih: One for All memiliki tema yang positif, yakni Hari Kemerdekaan Indonesia. Film ini mengisahkan tentang sekelompok anak-anak yang berpetualang mencari bendera merah putih yang hilang agar dapat dikibarkan dalam upacara HUT RI di tanggal 17 Agustus di desa mereka.
Karakternya juga mengusung keberagaman Indonesia, yakni anak-anak dari berbagai suku dan budaya seperti Betawi, Papua, Medan, Tegal, Jawa Tengah, Makassar, Manado, dan keturunan Tionghoa. Kedelapannya bersatu dalam misi menemukan bendera merah putih yang tiba-tiba hilang.
Mereka berjalan menembus sungai, hutan, dan badai, dan di perjalanan mereka juga perlu mengatasi latar belakang dan ego masing-masing. Dengan semangat persatuan dan kecintaan terhadap tanah air, mereka berhasil menemukan bendera tersebut dan mengibarkannya di Hari Kemerdekaan.
Dijadwalkan tayang pada 14 Agustus 2025, yakni tiga hari sebelum peringatan HUT ke-80 Indonesia, film ini sempat mendapatkan seruan batal tayang dari publik. Tetapi, Endiarto memastikan film Merah Putih: One for All tetap tayang.
Per hari ini, yakni 14 Agustus 2025, film animasi ini telah tayang di sejumlah bioskop secara serentak. Tetapi, film ini hanya tayang di XXI dan Sam's Studio dan tidak di bioskop-bioskop lainnya seperti CGV dan Cinepolis.
Tercatat, di Cinema XXI, Merah Putih: One for All hanya tayang delapan kota dengan jumlah 10 bioskop. Di Jabodetabek, film ini dapat disaksikan di Kelapa Gading XXI, Kemang Village XXI, Puri XXI, Depok XXI, Alam Sutera XXI, Mega Bekasi XXI, dan Metmall Cileungsi XXI. Sementara itu, kota lain yang menayangkan film ini adalah Bandung, Semarang, dan Surabaya. [rk]