leader

Geser Angela Merkel, Mackenzie Scott Dinobatkan Wanita Paling Berpengaruh di Dunia

Penulis Rahma K
Dec 16, 2021
Geser Angela Merkel, Mackenzie Scott Dinobatkan Wanita Paling Berpengaruh di Dunia
ThePhrase.idForbes baru saja merilis daftar The World's Most Powerful Women 2021 pada 7 Desember 2021. Pada daftar tersebut, perempuan yang menduduki nomor satu adalah MacKenzie Scott.

Ia adalah seorang filantropi atau orang yang dermawan. Menurut Forbes, apa yang ia lakukan, alasan dibalik senang berbagi, dan jumlah yang ia bagikan, menjadikan MacKenzie pantas untuk menduduki peringkat satu dalam daftar ini.

Pada tahun-tahun sebelumnya, yang menduduki peringkat satu dalam daftar ini adalah Angela Merkel, Kanselir Jerman. Bahkan, sejak tahun 2006 hingga 2020 kecuali tahun 2010, Angela Merkel tidak dapat digeser oleh perempuan lain dari posisi nomor satu daftar tersebut.

MacKenzie Scott. (Foto: Evan Agostini/Invision/AP)


Lantas apa yang membuat MacKenzie dapat menyingkirkan Angela dari posisi nomor satu dan dinilai Forbes lebih pantas untuk mendapatkan posisi tersebut di tahun ini?

Ternyata, MacKenzie adalah mantan istri dari Jeff Bezos, pendiri Amazon. Bukan hanya seorang istri, ia juga membantu sang mantan suami mendirikan Amazon pada tahun 90-an. Selain itu, ia juga merupakan penulis novel, dan pendiri dari kelompok anti-bullying.

Pada tahun 2019 lalu, MacKenzie dan Jeff Bezos memutuskan untuk bercerai setelah menikah selama 25 tahun. Kendati demikian, mereka masih saling berteman karena memiliki 4 orang anak yang mereka ingin besarkan bersama.

Setelah bercerai, MacKenzie mendapatkan 25 persen dari saham Amazon. Mengingat Amazon perusahaan besar di dunia, kekayaan tersebut membuatnya menjadi salah satu orang terkaya di dunia.

Dilansir dari Forbes, dalam dua tahun setelah bercerai, nilai kekayaan MacKenzie ditaksir sebesar USD 57 miliar atau sekitar Rp 816 triliun. Angka yang fantastis itu membuatnya memasuki peringkat 4 besar wanita terkaya di dunia.

MacKenzie Scott dengan mantan suami, Jeff Bezos. (Foto: Greg Doherty/Patrick McMullan via Getty Images)


Namun, angka hanyalah angka bagi MacKenzie. Sebagai seorang filantropi, ia sangat gemar berbagi, apalagi kepada orang-orang yang lebih membutuhkan. Ketika mendapatkan seperempat saham dari Amazon, ia mengatakan bahwa jumlah uang tersebut tidak proporsional dan ia berjanji akan mendonasikan paling tidak setengah dari kekayaannya untuk amal.

"Saya memiliki jumlah uang yang tidak proporsional untuk dibagikan. Saya akan terus melakukannya (membagikan) hingga brankas saya kosong," ujarnya ketika menandatangani Giving Pledge.

Tercatat, ia telah memberikan USD 8,6 miliar atau sekitar Rp 123 triliunan kepada 780 organisasi yang mendukung isu-isu krusial seperti kesetaraan gender, keadilan rasial, kesehatan masyarakat, dan lain-lain.

Ia melakukan donasi yang jumlahnya tidak sedikit tersebut tanpa bantuan tim yang banyak. Karena pada umumnya lembaga yayasan atau lembaga donasi memiliki banyak staf yang mengurus ini dan itu ketika donasi dalam jumlah besar diberikan.

MacKenzie hanya dibantu oleh sang suami yang bernama Dan Jewett, seorang guru sains dari sekolah swasta di Seattle, AS dan juga oleh peneliti, serta penasihat dari firma konsultan nirlaba Brigespan. Ia juga tidak menjawab siapapun ketika ditanya. Ia tidak memiliki dewan direksi yang mengatur, dan tidak ada persyaratan pelaporan dari donasi yang ia berikan.

Dalam kata lain dapat dikatakan sebagai donasi 'tanpa ikatan' yang mana organisasi yang menerima donasi dari MacKenzie dapat menggunakannya sesuai dengan kebutuhan mereka tanpa harus ada pelaporan pada sang pemberi uang. Menurut MacKenzie, filosofi donasi tanpa ikatan ini lebih menghargai dan memberdayakan penerimanya karena memberi keleluasaan dalam menggunakan sesuai kebutuhan.

MacKenzie Scott dengan suaminya Dan Jewett. (Foto: givingpledge.org)


Dalam sebuah postingan, MacKenzie bahkan pernah menulis bahwa memposisikan seorang pendonor sebagai tanda kemajuan sosial adalah sebuah keanehan mengingat peran mereka. Karena sebagai seseorang yang memiliki kekayaan berlimpah, sudah seharusnya berbagi menjadi agenda utama dan bukan dianggap sebagai sebuah kemajuan sosial.

Ia juga mengkritik sistem yang ada di dunia yang membuat orang sepertinya berada pada posisi yang memiliki kekuatan seperti sekarang ini. Menurutnya, sistem yang seperti ini membutuhkan perubahan.

"Kita berusahan untuk memberikan kekayaan yang diberikan oleh sistem yang membutuhkan perubahan," tandasnya.

Atas kedermawanannya, cara ia membagikan uang, dan pandangan hidupnya, MacKenzie berhasil menduduki peringkat pertama The World's Most Powerful Women 2021 versi Forbes. MacKenzie juga masih memiliki berbagai rencana besar untuk berbagi serta membuat perubahan nyata dengan dampak yang berjangka panjang dengan kekayaannya. [rk]

Tags Terkait

 
Related News

Popular News

 

News Topic