auto

Greysia/Apriyani: Kami Membuat Kombinasi yang Sempurna

Penulis Rahma K
Aug 20, 2021
Greysia/Apriyani: Kami Membuat Kombinasi yang Sempurna
Greysia Polii (kiri) dan Apriyani Rahayu (kanan). (Foto: Twitter INABadminton - PP PBSI)


ThePhrase.id - Juara Olimpiade ganda putri bulu tangkis itu mengaitkan kesuksesan mereka di Tokyo 2020, dengan perbedaan usia mereka yang memungkinkan untuk memadukan kekuatan terbaik di lapangan.

Itu adalah perpaduan sempurna antara pemuda dan pengalaman. Dua faktor itu mengantarkan Greysia Polii dan Apriyani Rahayu, ke podium tertinggi. Medali emas!

Raihan emas di Tokyo 2020 itu membuat Indonesia berada di belakang Cina, sebagai negara yang sudah meraih lima nomor bulu tangkis yang dipertandingkan di Olimpiade.

Mulai tunggal putra, putri, ganda putra, putri, hingga ganda campuran, Cina dan Indonesia telah mengoleksinya sejak cabor ini pertama kali dipertandingkan di Olimpiade pada Barcelona 1992.

Buat Greysia yang berusia 34 tahun dan Apriyani 23 tahun, merupakan mimpi yang menjadi kenyataan bisa berdiri di puncak kemenangan. Duo ini berbagi secara eksklusif cerita mereka memenangi emas dengan olympics.com.

"Apriyani memiliki kekuatan sebagai anak muda. Dia punya kekuatan dan fisik yang baik. Saya memiliki lebih banyak pengalaman, lebih kuat dalam strategi, serta pemikiran bagaimana pendekatan terhadap permainan. Jadi kami adalah kombinasi yang sempurna," tutur Greysia Polii.

Kolaborasi Pengalaman dan Tenaga Muda

Tokyo 2020 adalah Olimpiade ketiga Greysia Polii. Sebetulnya partisipasi ketiga itu tdak pernah dibayangkannya. Dia telah mempertimbangkan untuk berhenti dari bulu tangkis, setelah dua kegagalan di London 2012 dan Rio 2016.

Dalam debut Olimpiade di London 2012, Greysia berpasangan dengan Meiliana Jauhari. Tapi bersama tiga ganda putri negara lainnya, mereka didiskualifikasi. Para pasangan putri itu tampak bermain dengan sengaja kalah, untuk mengatur bracket pertandingan babak gugur.

Setelah itu di Rio 2016 berpasangan dengan Nitya Krishinda Maheswari. Tapi perjalanan mereka terhenti di babak perempat final. Tidak lama kemudian Nitya harus operasi cedera.

Tanpa pasangan di nomor ganda putri, membuat Greysia berpikir untuk menyerah. Tapi seorang pelatih meyakinkannya untuk tetap bertahan dan membantu melatih para pemain junior.

"Oke, saya akan tinggal selama 6 bulan sampai 1 tahun lagi. Setelah itu saya pensiun," kata Greysia mengenang niatnya waktu itu.

Namun setelah berpasangan dengan Apriyani Rahayu yang baru berusia 19 tahun saat pertama kali masuk Pelatnas Cipayung pada 2017, mereka langsung jadi pasangan kompak dan hanya butuh waktu 6 bulan untuk menembus peringkat 10 besar dunia ganda putri.

Kombinasi pengalaman dan tenaga muda ternyata membuahkan hasil. "Saya tidak terlalu memikirkan usianya, bahwa dia jauh lebih tua. Saya cenderung fokus terhadap diri sendiri, seehingga bisa menjadi pemain yang kuat," kata Apriyani Rahayu.

Walau ada perbedaan usia 10 tahun, mereka mampu menemukan cara untuk memaksimalkan kekuatan di lapangan.

"Kunci sukses kami adalah ketekunan, keharmonisan, komunikasi, dan saling percaya. Semua itu membuat kami jadi tim yang sangat solid," tutur Greysia.

Debut yang Tidak Terlupakan

Bagi Apriyani Rahayu memenangi medali emas Olimpiade perdananya, masih terasa seperti mimpi. Tapi dia dengan cepat menunjukkan bahwa masih banyak yang ingin dicapai dalam karier.

"Jujur, saya masih tidak percaya ini nyata. Karena saya tidak pernah membayangkan akan memenangi emas di Olimpiade. Tapi saya juga merasa bangga, mengingat baru berusia 23 tahun. Saya tidak ingin berpuas diri," ucapnya.

Apakah ganda putri ini akan kembali di Paris 2024 untuk mempertahankan gelar? Belum ada yang tahu.

Greysia Polii akan mendekati usia 37 tahun saat nanti di Olimpiade Paris. Setelah Desember lalu melepas masa lajang, mungkin Greysia tergoda untuk pensiun. Hanya untuk sekarang ini Greysia Polii dan Apriyani Rahayu ingin menikmati lebih dulu kejayaan di Tokyo 2020. Merayakan juara Olimpiade ganda putri pertama buat negaranya.

"Kami senang karena keberhasilan ini juga milik bangsa Indonesia," ucao Greysia Polii. (Rahma)

Tags Terkait

-

Artikel Terkait Pilihan ThePhrase

 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic