leader

Halilullah, Atlet Renang Disabilitas, Jualan Tisu di Lampu Merah

Penulis Rahma K
May 17, 2022
Halilullah, Atlet Renang Disabilitas, Jualan Tisu di Lampu Merah
ThePhrase.id – Halilullah atau yang lebih akrab dipanggil Halil adalah seorang atlet disabilitas cabang renang yang berprestasi. Namun, meski berprestasi dan pernah memenangkan medali, sehari-harinya ia bekerja sebagai penjual tisu di pinggir jalan.

Sebagai disabilitas daksa, ia memiliki gangguan gerak yang mana kaki dan tangannya tidak tumbuh dengan sempurna. Keadaan ini bukanlah hasil dari kecelakaan, melainkan disabilitas sejak lahir. Sang ibu mengalami sakit kanker payudara saat mengandung Halil yang tidak diobati dengan baik sehingga memengaruhi janin di dalamnya.

"Disabilitas saya dari lahir. Awalnya, cerita kakak saya, almarhum ortu saya pada kandungan usia dua bulan kena serangan kanker payudara. Dibawa ke mantri, terus dikasih obat dan saya terpengaruh obat itu. Usia 6 bulan payudara mama saya itu diamputasi. Saya lahir disabilitas," ujar Halil pada berbuatbaik.id.

Halilullah, atlet disabilitas penjual tisu. (Foto: Anggi Muliawati/detikcom)


Meski terlahir dengan anggota tubuh yang tidak lengkap, Halil tak pernah menyerah dengan keadaan. Ia tetap berjuang untuk terus hidup, bahkan ia juga telah menikah dan dikaruniai satu orang anak. Keluarganya lah yang menjadi motivasinya untuk terus berusaha.

Ia memiliki hobi renang sejak kecil, tetapi karena hobinya tidak tersalurkan dengan baik, sehingga ia hanya dapat menguasai gaya batu dan mengambang dalam air. Untungnya, ia menemukan pembinaan disabilitas prestasi olahraga yang kemudian membinanya lebih dalam pada olahraga ini.

"Sebelumnya hobi renang, dari masa sekolah sudah bisa renang, gaya batu. Nggak tahu gaya renang seperti apa, cuma tahu bisa renang saja, ngambang dalam air. Akhirnya kan masuk ke atlet renang ini dapat pengalaman," ujar Halil, dilansir dari detik.

Halil kemudian terdaftar sebagai atlet renang sejak tahun 2017. Ia terus berlatih hingga dapat mengikuti berbagai kejuaraan. Kejuaraan yang telah diikutinya dan mendapatkan medali adalah Paralympic Peparda (Pekan Olahraga Paralympic Daerah) Jabar 2018 dan memenangkan medali perak. Ia juga akan menargetkan medali emas pada Peparda Kabar 2022 dan akan mewakili atlet nasional Paralympic Comittee Indonesia Kabupaten Bekasi.

Halilullah, atlet disabilitas renang. (Foto: berbuatbaik.id)


Tempatnya berlatih adalah di Stadion Wibawa Mukti, Cikarang. Ia berlatih sebanyak tiga kali dalam satu minggu, yakni pada hari Senin, Rabu, dan Sabtu. Mulai pukul 15.00 hingga 18.00 WIB. Jika akan menghadapi kejuaraan, latihan akan diperketat menjadi setiap hari dalam satu minggu.

Sembari berlatih, jika tidak setiap hari, Halil juga menyambi pekerjaan lainnya, yaitu berjualan tisu di jalanan atau di lampu merah. Tepatnya di Jalan Wijaya 1, Petogogan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Ia menyuguhkan dagangannya yang dijual seharga Rp 10.000 kepada pengguna jalan.

Sayangnya, para pengendara di jalanan tersebut tak paham bahwa seorang disabilitas daksa yang menawarkan tisu di lampu merah tersebut adalah seorang atlet pemenang medali emas. Laku 10 tisu dari 60 tisu yang dibelinya saja sudah membuatnya senang, karena dapat pulang membawa uang untuk keluarganya. Setiap harinya ia harus menempuh perjalanan dari kontrakannya yang berlokasi di Bekasi, ke Jakarta Selatan untuk berdagang.

Keluarga Halilullah. (Foto: berbuatbaik.id)


Dukungan dari istri dan anak adalah yang membakar motivasi Halil. "Dukungan dari anak istri tuh gak bisa diungkapkan dengan kata-kata ya. Yang jelas dari senyuman dan doa mereka itu yang bikin saya greget dan semangat," ungkap Halil.

Rosnah, sang istri mengatakan bahwa Halil adalah sosok pekerja keras. Ia selalu berusaha untuk menghidupi keluarganya. Bahkan, Rosnah mengatakan bahwa Halil melakukan 'apa-apa semua buat keluarga'. Ia juga mengatakan bahwa sang suami adalah pribadi yang tak pernah marah dan tak pernah membentak.

Sayangnya, tahun ini akan menjadi tahun terakhir Halil mendalami dan menggeluti dunia olahraga renang. Alasannya adalah karena usianya yang sudah tak lagi muda untuk menjadi atlet renang. Ia telah berusia 36 tahun saat ini, dan ia mengaku akan sedikit kewalahan jika bersaing dengan atlet dengan usia di bawahnya.

Namun, ia tak menyerah begitu saja. Halil melihat peluang pada cabor (cabang olahraga) lain yang menurutnya dapat ia geluti, yakni olahraga menembak.

Halilullah saat berjualan tisu. (Foto: berbuatbaik.id)


"Tahun ini terakhir, mau beralih ke nembak. Saya sering lihat-lihat orang latihan nembak, jadi sedikit banyak mengerti nembak," tutur Halil.

Selain itu, jika mendapatkan kesempatan, ia tak hanya ingin beralih menjadi atlet tembak. Karena ia telah menyukai renang sejak ia masih kecil, maka ia memiliki keinginan untuk menjadi pelatih renang. Meskipun ia mengakui bahwa ilmunya belum banyak, tetapi ia menguasai teknik dasarnya.

"Kalau niatan jadi pelatih ada, ya cuma ilmunya belum banyak. Kalau dasar-dasarnya sih sudah tahu. Tapi untuk sekarang ini ditanya mau nggak jadi pelatih, kalau setahun dua tahun ini belum siap. Tapi, niatan itu ada," ungkap Halil. [rk]

Tags Terkait

 
Related News

Popular News

 

News Topic