leader

Ibnu Sina, Filsuf Muslim dan Bapak Kedokteran Modern

Penulis Rahma K
Apr 05, 2022
Ibnu Sina, Filsuf Muslim dan Bapak Kedokteran Modern
ThePhrase.id – Ibnu Sina atau dikenal juga sebagai Avicenna di dunia Barat adalah seorang filsuf, ilmuwan dan dokter muslim. Ia menulis berbagai buku dan ensiklopedia kedokteran beserta berbagai cabangnya yang digunakan sebagai rujukan selama berabad-abad.

Ia juga dijuluki sebagai 'Bapak Kedokteran Modern' untuk banyak orang. Pasalnya, ia telah menulis lebih dari 450 buku yang mana banyak di antaranya membahas tentang kedokteran. Salah satu yang paling terkenal adalah Al-Qannun Fil Tib atau dikenal juga dengan Kaidah Kedokteran.

Kitab (buku) ini merupakan ensiklopedia yang terbagi menjadi lima jilid dan rampung ditulis pada tahun 1025. Ensiklopedia ini berisi ilmu pengetahuan medis dari dunia Islam pada abad pertengahan yang telah dipengaruhi oleh tradisi sebelumnya seperti pengobatan Yunani-Romawi, Persia, dan India.

Potret Ibnu Sina pada perangko Iran. (Foto: Wikipedia/Iran Post)


Melalui ensiklopedia ini, Ibnu Sina mengemukakan berbagai ilmu kedokteran yang besar dan merupakan penemuan penting pada sejarah kedokteran. Beberapa di antaranya adalah menemukan cara pengobatan dengan menyuntikkan obat ke bawah kulit, menemukan cara memasukkan pipa udara ke dalam mulut untuk mengobati orang yang tercekik, menemukan cacing Ancylostoma di dalam tubuh, dan masih banyak lagi.

Kitab ini juga telah diterjemahkan ke dalam bahasa Latin sejak abad ke-12. Dari bahasa Latin tersebut diterjemahkan lagi ke dalam bahasa lain seperti Jerman, Peracis, Inggris, dan lain-lain. Ensiklopedia tersebut kemudian menjadi rujukan ilmu kedokteran baik di dunia Barat maupun Timur. Dalam bahasa Inggris, enskilopedia ini dikenal dengan nama The Canon of Medicine.

Selain itu, salah satu buku karya Ibu Sina yang terkenal dan juga menjadi ensiklopedia ilmiah dan filosofis adalah Kitab Penyembuhan atau Al-Shifa. Kitab ini bukan berisi ilmu tentang kedokteran, melainkan tentang ilmu pengetahuan dan filsafat. Ia menyusunnya dari tahun 1014 dan merampungkannya sekitar tahun 1020, dan diterbitkan pada tahun 1027.

Kitab ini terbagi menjadi empat bagian, yakni logika, ilmu alam, matematika (kuadrivium aritmetika, geometri, astronomi, dan musik), dan metafisika. Kitab ini memiliki pengaruh dari filsuf Yunani kuno seperti Aristoteles, para pemikir Helenistik seperti Klaudius Ptolemaeus, serta ilmuwan dan filsuf Persia dan Muslim sebelumnya seperti Al-Kindi dan Al-Farabi.

Masa Kecil Ibnu Sina


Potret Ibnu Sina pada Silver Vase - Museum. (Foto: Wikipedia/Adam Jones)


Ibnu Sina lahir pada masa keemasan peradaban Islam di Afsyahnah (sekarang Uzbekistan) pada tahun 980. Ia terlahir dengan nama lengkap Abu Ali Al-Husain bin Abdullah Ibnu Sina pada masa pemerintahan Dinasti Samaniyah.

Sejak kecil, filsuf ini telah menunjukkan intelektualitas yang tinggi dan juga ingatan yang kuat. Ibnu Sina kecil menyerap ilmu dari mana saja. Seperti dari pedagang di pasar, hingga dari guru-gurunya. Ia juga telah mempelajari Al-Qur'an sejak kecil, dan menghafalnya pada usia 10 tahun.

Berkat hal ini, di usianya yang dini ia telah menguasai beragan ilmu pengetahuan. Bahkan di usia 16 tahun, ia telah mulai mempelajari ilmu kedokteran. Bukan hanya teori, tetapi juga belajar secara praktik. Ia pergi dari desa ke desa untuk mengobati orang miskin dan mengajarkan ilmu yang ia punya ke anak-anak mereka.

Di usianya yang ke-18 tahun, ia menyandang gelar sebagai dokter dan mulai mengobati banyak pasien tanpa dibayar sepeser pun. Kemampuannya sebagai dokter juga terdengar hingga ke kalangan kerajaan dan dirinya diminta mengobati penyakit anggota kerajaan. Ia kemudian berkelana pergi dari tanah kelahirannya untuk kembali menimba ilmu dan menyebarkan ilmu yang ia punya, selepas sang ayah meninggal dunia. [rk]

Tags Terkait

-

Artikel Terkait Pilihan ThePhrase

 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic