leader

Inovasi dari Hal Sepele: Raihan Jouzu Syamsudin, Siswa SMP yang Sukses Ciptakan Tinta Spidol dari Sampah Kulit Bawang Putih

Penulis Rahma K
Nov 24, 2025
Raihan Jouzu Syamsudin dengan produk hasil olahan kulit bawang putih inovasinya. (Foto: Instagram/raihanjouzu_)
Raihan Jouzu Syamsudin dengan produk hasil olahan kulit bawang putih inovasinya. (Foto: Instagram/raihanjouzu_)

ThePhrase.id – Di tangan seorang remaja asal Surabaya bernama Raihan Jouzu Syamsudin, sesuatu yang selama ini dianggap tak berharga dapat menjelma menjadi inovasi yang membuka mata banyak orang. 

Siswa SMPN 57 Surabaya ini melihat kulit bawang putih yang biasanya hanya berakhir di tumpukan kompos, sebagai sumber daya yang masih memiliki potensi. Dari kepeduliannya terhadap sampah organik yang menumpuk itulah lahir gagasan untuk menciptakan tinta spidol berbahan dasar kulit bawang putih. 

“Rasanya kok eman bila kulit bawang putih dicampur dengan sampah organik lainnya,” ungkap Raihan, peraih Juara 2 Duta Lingkungan Hidup – Pangeran 2 Lingkungan Hidup 2024.

Gagasan itu bermula ketika ia bersiap mengikuti ajang Penganugerahan Pangeran dan Puteri Lingkungan Hidup 2024. Demi memastikan bahan bakunya cukup, Raihan menghabiskan waktu menyusuri pasar-pasar di Surabaya untuk mencari tumpukan kulit bawang putih yang bisa dikumpulkan. 

Namun, perjalanan itu tidak selalu mudah. Empat bulan pertama, ia sempat merasa langkahnya melambat. Usahanya baru menghasilkan sekitar 300 kilogram, sementara bobot kulit bawang putih yang ringan membuat target minimal 1.000 kilogram terasa berat untuk dicapai. 

Inovasi dari Hal Sepele  Raihan Jouzu Syamsudin  Siswa SMP yang Sukses Ciptakan Tinta Spidol dari Sampah Kulit Bawang Putih
Raihan Jouzu Syamsudin. (Foto: Instagram/raihanjouzu_)

Kendati demikian, Raihan menolak menyerah. Waktu dan kerja keras akhirnya membawanya menemukan lebih banyak sumber suplai. “Alhamdulillah, dengan semangat pantang menyerah, akhirnya saya menemukan pasar dan kampung lain yang banyak menghasilkan kulit bawang putih,” ujarnya.

Dari titik itulah jaringannya berkembang. “Sampai saat ini saya telah memiliki 25 mitra, termasuk kampung-kampung. Dari para mitra inilah saya mendapat pasokan terbesar. Hingga sekarang, saya sudah mengolah 3,12 ton kulit bawang putih,” tambahnya. 

Memiliki mitra sebanyak itu berarti Raihan harus pintar mengatur tenaga dan waktu. Setiap hari ia berkeliling, terkadang tinggal mengambil kulit bawang yang sudah dikumpulkan, tetapi tak jarang juga harus memunguti satu per satu. 

Hujan pun tak membuatnya berhenti. “Meskipun kondisinya hujan, saya tetap harus mengunjungi para mitra kubangput (kulit bawang putih) itu setiap harinya. Solusinya ya menggunakan jas hujan,” tuturnya. Bahkan, ketika ia harus berada di sekolah, sang ibu kerap turun tangan membantu mengunjungi mitra-mitranya.

Begitu bahan baku terkumpul, proses kreatifnya pun dimulai. Raihan menggunakan teknik khusus untuk mengubah kulit bawang putih menjadi pigmen pewarna hitam yang kemudian diformulasikan menjadi tinta spidol. 

Inovasi dari Hal Sepele  Raihan Jouzu Syamsudin  Siswa SMP yang Sukses Ciptakan Tinta Spidol dari Sampah Kulit Bawang Putih
Raihan Jouzu Syamsudin. (Foto: Instagram/raihanjouzu_)

“Ada proses kulit bawang putih harus diover untuk bahan pigmen pewarna hitam alami tinta spidol,” jelas siswa kelahiran Surabaya, 25 Februari 2011 tersebut.

Namun tidak semua kulit bawang bisa diproses. Kulit bawang putih yang sudah terlalu lama disimpan bisa berpotensi lembap dan tak bisa diolah menjadi tinta spidol.

Tak kehabisan akal, bahan yang tak memenuhi standar tersebut tidak dibiarkan sia-sia begitu saja. Raihan mengolahnya ulang menjadi bahan lain yang tak kalah berguna, yakni eco enzyme dan sabun cair serbaguna.

Kini, karya tinta spidolnya sudah banyak digunakan. Tetapi, ambisi Raihan tidak berhenti di sana. Ia ingin memperkenalkan inovasinya lebih luas. “Saya akan terus mempromosikan produk olahan kulit bawang putih ini hingga ke tingkat nasional dan internasional,” ungkapnya penuh tekad.

Raihan tak hanya ingin memperluas jangkauan inovasinya, ia juga mulai memimpikan pengembangan produk baru, termasuk toner untuk mesin fotokopi. Selain itu, ia juga masih membuka pintu untuk ide-ide baru sebagai solusi ramah lingkungan dari hal-hal yang selama ini dianggap remeh. [rk]

Artikel Pilihan ThePhrase

- Advertisement -
 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic