ThePhrase.id – Dari Negara Bollywood, terdapat seorang dokter berhati dermawan yang telah lakukan lebih dari 37 ribu operasi bibir sumbing gratis untuk anak-anak yang kurang mampu. Subodh Kumar Singh adalah namanya, seorang dokter bedah plastik asal India.
Secara pribadi, Subodh tergerak untuk membantu anak-anak yang kurang beruntung dan dari kalangan menengah ke bawah karena pengalaman pribadinya. Saat ia masih berusia 13 tahun, ia harus kehilangan sang ayah karena perawatan medis yang tak memadai.
Sejak itu, keluarganya mengalami krisis finansial. Alhasil, dirinya dan kakak-kakak laki-lakinya berusaha untuk memenuhi kebutuhan keluarganya dengan cara berjualan. Mereka berjualan sabun dan lilin homemade hingga kacamata renang di jalanan.
Kakak-kakaknya juga memutuskan untuk tidak melanjutkan pendidikannya dan fokus mencari uang. Ketika akhirnya sang kakak mendapatkan pekerjaan yang mana sebenarnya juga masih jauh dari kata mencukupi keluarganya, uang tersebut digunakan untuk membayar tes masuk sekolah kedokteran Subodh karena ia memiliki cita-cita menjadi seorang dokter.
Merasa terharu dan tak ingin mengecewakan kakak-kakaknya, Subodh berhasil diterima di tiga sekolah kedokteran, tetapi memilih untuk melanjutkan studinya di Banaras Hindu University (BHU-PMT) agar tetap bisa membantu keluarganya berjualan dan juga merawat ibunya yang sakit.
Selama mengenyam pendidikan kedokteran, Subodh tetap membantu kakak-kakaknya berjualan dan juga melakukan segala pekerjaan rumah. Ia berhasil lulus sebagai dokter dan menyelesaikan studi lanjutannya untuk spesialisasi dalam bedah plastik.
Setelah menjadi dokter, Subodh mengingat masa kecilnya yang sulit dan memutuskan untuk membantu sesama. Pada tahun 2001, dokter Subodh mendirikan sebuah rumah sakit bernama Rumah Sakit Bedah Plastik Memorial GS untuk mengenang ayahnya.
"Ayah saya, Gyan Singh dan ibu saya, Giriraj Kumari mengajari saya untuk melayani orang miskin dan hidup secara etis. Saya merasa Tuhan menjadikan saya seorang ahli bedah plastik dan bukan seorang pengusaha untuk melayani dengan tujuan mulia," ujar Subodh.
Rumah sakit ini berfokus pada bedah plastik dan menawarkan harga yang sangat terjangkau untuk pasien yang membutuhkan bedah plastik. Di tahun 2002, dokter Subodh mulai melakukan program perawatan gratis untuk mengenang kematian ayahnya.
Di tahun 2003, ia mulai melakukan operasi bibir sumbing gratis untuk anak-anak yang berasal dari keluarga yang kurang mampu. Melihat kiprahnya dalam membantu anak bibir sumbing, badan amal global Smile Train bergabung dengan dokter Subodh untuk membantu anak-anak tersebut.
Biaya dari operasi ditanggung oleh Smile Train, sedangkan operasi dilakukan oleh dokter Subodh. Ia juga melatih puluhan dokter lainnya untuk melakukan operasi sumbing agar juga dapat berkontribusi. Hingga saat ini, sejumlah 37 ribu pasien telah ia operasi yang mana juga mengubah hidup mereka.
Pasalnya, bibir sumbing merupakan kelainan bawaan dari lahir yang ditandai dengan adanya celah pada bibir. Dilansir dari laman RS Hermina, kelainan ini terjadi karena tidak sempurnanya penyatuan jaringan pada bibir atau langit-langit mulut janin, sehingga terbentuk celah.
Bukan hanya kelainan biasa, bibir sumbing menyebabkan berbagai masalah seperti ketidakmampuan mengakses susu, kesulitan berbicara, hingga dapat menyebabkan infeksi pendengaran. Selain itu, penderita bibir sumbing juga mengalami stigma sosial karena kerap dibully.
Tak hanya anak penderitanya yang dibully, tetapi juga keluarga yang melahirkan anak berbibir sumbing. Padahal, mereka tak salah apa-apa. Banyak anak yang putus sekolah karena dibully, atau anak-anak yang diterlantarkan oleh keluarganya.
Karena alasan ini, Subodh memilih untuk membantu anak-anak tersebut mendapatkan kehidupan yang lebih baik dengan memberikan operasi gratis. Karena, segala masalah medis hingga sosial tersebut dapat diatasi hanya dengan dioperasi. Tetapi karena terpentok masalah biaya yang masyarakat menengah ke bawah alami, maka mereka tak dapat membayar biaya operasi.
"Masa kecil saya memberi saya kekuatan untuk membangun ketahanan dan mengembangkan pemahaman bagi orang-orang yang menjalani perjuangan sehari-hari. Kesulitan membuat saya memahami emosi mereka dan berhubungan dengan mereka. Menjadi seorang dokter menempatkan saya pada posisi untuk membantu banyak orang. Saya ingin membuat kehidupan orang-orang yang kurang beruntung menjadi lebih baik," tuturnya. [rk]