leader

Inspiratif! Ini Kisah Kevin Lijaya Lukman Sang Peraih Curry MSc Prize Berkat Tesis Terbaik Se-Inggris Raya

Penulis Rahma K
Jul 14, 2025
Kevin Lijaya Lukman. (Foto: LinkedIn/Kevin Lijaya Lukman)
Kevin Lijaya Lukman. (Foto: LinkedIn/Kevin Lijaya Lukman)

ThePhrase.id – Kevin Lijaya Lukman tak pernah membayangkan bahwa perjalanannya dari Bandung akan membawanya menjadi penerima penghargaan tesis terbaik se-Inggris Raya. Latar belakang keluarganya sederhana, ayah dan ibunya hanya lulusan SMA, tetapi keduanya selalu menekankan pentingnya pendidikan. 

Sejak kecil, Kevin menunjukkan semangat belajar yang tinggi. Ia aktif mengikuti olimpiade sains dan lomba ilmiah sejak SMP, bahkan sempat menjadi juara nasional. Dilansir dari laman resmi LPDP, ia merupakan juara nasional olimpiade kimia dan karya ilmiahnya memenangkan kompetisi tingkat nasional yang diadakan Institut Teknologi Bandung (ITB).

Meski tak lolos jalur undangan saat mendaftar ke ITB, Kevin tidak menyerah. Ia kembali mencoba lewat jalur ujian tertulis dan diterima di jurusan Teknik Metalurgi. Di kampus, ia meraih Beasiswa Unggulan Kemendikbud dan menjadi mahasiswa pertama di jurusannya yang lulus cum laude dalam waktu hanya 3,5 tahun dari dari 300 mahasiswa.

Setelah lulus, Kevin sempat menghadapi hambatan saat mencari pekerjaan karena pandemi COVID-19. Tawaran kerja di sektor tambang harus ia relakan melayang. Namun, kesempatan lain datang dari Salim Group, di mana ia mendapatkan posisi di bagian riset dan ditempatkan di Purwakarta.

Sebagai lulusan baru, ia berpikir bahwa pekerjaannya akan berkutat dengan riset. Tetapi, ia dipercaya untuk membangun tim riset sendiri, mengevaluasi pekerjaan laboratorium, hingga membangun laboratorium penelitian dari nol. Riset dan evaluasinya berkutat pada prekursor baterai mobil listrik, khususnya nikel sulfat heksahidrat. 

Di tengah kesibukan bekerja, Kevin bertekad melanjutkan studi ke jenjang S2 melalui beasiswa LPDP. Ia merasa, ada “lubang pengetahuan” yang perlu ia tambal dengan ilmu yang lebih dalam lagi, terutama di persimpangan antara metalurgi dan finansial industri.

Inspiratif  Ini Kisah Kevin Lijaya Lukman Sang Peraih Curry MSc Prize Berkat Tesis Terbaik Se Inggris Raya
Kevin Lijaya Lukman saat menerima MSc Curry Award. (Foto: lpdp.kemenkeu.go.id)

Terkadang, perlu usaha yang lebih untuk mewujudkan suatu keinginan yang besar. Jalannya mencapai S2 tak semulus keinginannya. Ia harus melewati ujian IELTS, dan tiga kali berturut-turut ia gagal mencapai skor minimal. 

Tak sedikit yang menyarankan untuk menyerah atau mencari alternatif kampus. Tapi Kevin tetap bertahan. Ia belajar lebih giat sambil tetap bekerja, dan pada percobaan keempat, tiga hari sebelum batas pendaftaran LPDP, ia akhirnya lolos.

Kevin diterima di dua kampus ternama dunia, yakni Imperial College London dan University College London. Ia memilih Imperial karena programnya yang menggabungkan teknik dan bisnis, sekaligus reputasinya sebagai salah satu universitas terbaik dunia.

Selama berkuliah di Inggris, ia fokus meneliti evaluasi proyek tambang nikel dari sisi teknis dan finansial menggunakan pendekatan kuantitatif. Meski mengambil program double degree dengan 15 sub-modul ujian, ia mampu lulus dengan predikat distinction yang setara cum laude.

Setelah lulus, ia juga menepati janjinya untuk kembali ke Tanah Air dan mengamalkan ilmu yang telah dipelajari untuk memajukan bangsa, meskipun tawaran untuk bekerja di luar negeri datang padanya.

Suatu waktu, ketika telah berada di Indonesia dan tengah disibukkan oleh pekerjaannya di laboratorium, Kevin mendapatkan kabar yang membuatnya kaget sekaligus gembira bukan main. 

Tesisnya saat berkuliah di Inggris mendapat penghargaan Curry MSc Prize, sebuah penghargaan untuk tesis geologi paling berpengaruh di seluruh Inggris, Skotlandia, Wales, dan Irlandia Utara. Yang menarik, Kevin tidak pernah mendaftar untuk penghargaan tersebut. Penelitiannya dipilih sebagai yang terbaik dari semua program master di sekolah pertambangan di Inggris Raya.

"Sejarah terukir untuk Indonesia tercinta, anak muda before 30 mendapatkan penghargaan penelitian Master-S2 terbaik dan paling berpengaruh di bidang geologi dan pertambangan tahun 2025. Suatu kehormatan bagi seorang anak dari Kota Kembang, Bandung, Jawa Barat. Merah Putih Harga Mati, aku pulang untuk mengabdi," tulisnya terkait penghargaan bergengsi ini, dikutip dari laman Threads @kevinlijayalukman.

Kini Kevin telah berkarya kembali di Indonesia dan meneruskan risetnya dengan ilmu yang telah didapat dari Inggris. Perjalanan dari SMA, ITB, Imperial College, hingga meraih Curry MSc Prize merupakan pembuktian bagi dirinya sendiri dan juga bekal untuk masa depannya yang masih terhampar luas. [rk]

Artikel Terkait Pilihan ThePhrase

 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic