
ThePhrase.id – Namira Adjani mencuri perhatian publik setelah berhasil menyandang gelar Six Star Finisher dari Abbott World Marathon Majors (WMM). Medali bergengsi ini ia dapatkan karena telah berhasil menyelesaikan enam maraton terbesar di dunia, yaitu di Tokyo, Boston, London, Berlin, Chicago, dan New York.
Anak dari aktris, model, dan presenter Alya Rohali ini akhirnya mendapatkan status Six Star Finisher usai menamatkan maraton keenamnya di New York, lebih tepatnya pada New York City Marathon yang berlangsung pada 2 November lalu.
Tak hanya berstatus WMM Six Star Finisher, Namira Adjani juga menjadi perempuan paling muda dari Indonesia yang meraih status ini. Diketahui, saat ini usianya baru menginjak 25 tahun.
Selain dirinya, sejumlah perempuan lain dari Indonesia juga menyandang gelar Six Star Finisher, seperti aktris Febby Rastanty, Kenes Andari, hingga sang ibu, Alya Rohali. Tetapi, perempuan yang akrab disapa Jani ini merupakan yang paling muda.

Sebelum menuntaskan maraton keenamnya di New York, Jani mengikuti lima maraton lainnya terlebih dahulu. Ia juga mengikuti tiap marathon secara bertahap, yaitu London Marathon pada tahun 2022, Tokyo Marathon pada tahun 2023, Berlin Marathon pada tahun 2023, Chicago Marathon pada tahun 2024, Boston Marathon pada 2025, dan New York City Marathon pada 2025.
Walaupun pencapaian ini merupakan prestasi yang fantastis, Jani mengaku tak mudah untuk dapat menamatkan maraton keenamnya tersebut di New York. Tanjakan panjang hingga jalanan yang berbukit menjadi tantangan tersendiri yang pada akhirnya berhasil ia lalui.
Baginya, "tidak ada manusia yang terbatas", karena dengan latihan fisik dan mental yang tepat serta mencukupi, ia membuktikan bahwa ia dapat meraih pencapaian yang diimpikan banyak orang termasuk dirinya tersebut. Bahkan, ia dapat menorehkan sejarah sebagai perempuan termuda Indonesia yang menyandang gelar tersebut.

Berkat prestasi ini, Namira Adjani telah berhasil mewakili generasi muda tanah air untuk bersinar di kancah dunia. Namun, kehidupan Jani tak terbatas pada maraton. Ia merupakan sosok inspiratif yang juga menggeluti bidang lain.
Sama seperti sang ibu, Jani memilih untuk menekuni ilmu hukum untuk pendidikannya. Diketahui, ia merupakan lulusan Fakultas Hukum Universitas Indonesia yang menamatkan S1 pada tahun 2022 lalu. Ia kemudian melanjutkan studinya di Inggris, dan meraih gelar Master of Laws dari University College London (UCL) pada tahun 2024.
Tak hanya pintar dalam bidang akademik, ternyata Jani juga memiliki bakat sekaligus kecintaan pada bidang seni, lebih tepatnya musik. Pada tahun 2019 lalu, ia pernah mengikuti The Voice Indonesia dan bertahan hingga Babak Tempur.
Meski ia belum berhasil memenangkannya, kecintaan Jani pada musik mengantarkannya untuk merilis lagu-lagunya sendiri sebagai seorang solois. Ia merilis lagu "Kamu" (2021) dan "Biar Berlalu" (2022) yang terinspirasi dari pengalaman pribadinya.

Selain itu, ia juga merilis sederet lagu lain seperti "Tak Ada Salahnya" (2023), "Berdua?" (2023), "Bertemu Lagi" (2024), hingga single terbarunya "berdua selamanya" (2025) yang ia nyanyikan bersama dengan sang suami, Auditya Faiz Putra.
Di balik segudang prestasinya yang memukau, ternyata Adjani pernah mengalami titik rendah dalam hidupnya, yaitu eating disorder. Gangguan makan ini ia alami ketika remaja dan berhasil ia lalui dengan pendekatan psikologis, dukungan keluarga, hingga olahraga.
"Sempat kena eating disorder, (dan) disarankan untuk punya olahraga yang bisa aku lakukan secara rutin," beber Jani pada wawancaranya dengan Pocari Sweat.
Olahraga yang ia pilih adalah lari, yang kemudian memantik mimpi besar untuk menjadi Six Star Finisher. Bertahun-tahun kemudian, Adjani berhasil mewujudkan mimpi tersebut, sekaligus mengikuti jejak sang ibu yang menjadi sumber inspirasinya. [rk]