ThePhrase.id – Dalam dunia kerja, gen Z sering kali distereotipkan sebagai generasi yang cepat bosan, kurang loyal, menuntut fleksibilitas tinggi, menjunjung work-life balance, dan lain-lain. Tetapi di balik itu, generasi ini memiliki etos kerja yang nyata dan inovatif.
Salah satu pemuda yang termasuk dalam generasi Z dan membuktikan hal ini adalah Sahdan Arya Maulana. Belum lama ini, sosok Sahdan menjadi viral sebagai Ketua RT gen Z yang baru berusia 19 tahun.
Meski usianya masih tergolong sangat muda, Sahdan yang merupakan Ketua RT 007 RW 008 Kelurahan Rawa Badak Selatan, Koja, Jakarta Utara ini bekerja nyata dalam mengayomi warga sebagai ketua dari 700 warga dan 150 kepala keluarga (KK).
Hal ini ia buktikan dengan merealisasikan program kerja yang ia canangkan. Hanya dalam waktu dua bulan sejak kepemimpinannya, Sahdan mengajak warga untuk bahu-membahu melakukan pengecoran jalan dengan uang BOP (Biaya Operasional dan Pengadaan).
Aksinya dalam memperbaiki jalanan yang rusak ini kemudian viral di media sosial TikTok. Terlebih lagi, program perbaikan jalan ini aslinya ditargetkan untuk berjalan pada Agustus 2025. Namun, karena ada insiden truk terguling, ia langsung mengambil keputusan untuk mengecor jalan di hari yang sama.
Gebrakan yang dilakukannya sebagai anak muda yang kerja nyata ini mendapat apresiasi yang tinggi dari berbagai pihak, mulai dari masyarakat hingga anggota DPRD Jakarta, Kevin Wu yang mengatakan bahwa masyarakat lebih menghargai karya nyata di lapangan, bukan hanya penampilan luar.
Bahkan, kiprahnya juga membuat Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) DKI Jakarta meliriknya dan menunjuk Sahdan menjadi Duta Anti Narkoba. Menurut Wali Kota Jakarta Utara Hendra Hidayat, langkah ini makin memperkuat peran gen Z dalam memimpin lingkungan dan menjadikannya contoh bagi provinsi lain.
Selain program perbaikan jalan, Sahdan juga telah merencanakan berbagai program lainnya. Dikutip dari laman Muhammadiyah, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) jurusan Teknik Industri ini juga memiliki program berbagi sembako menjelang Ramadan, pemasangan CCTV di sejumlah titik rawan pencurian, hingga pembelian hewan kurban setiap Idul Adha.
Sahdan juga mencanangkan program bantuan sosial dengan memberikan akomodasi bagi warga yang sakit sebesar Rp200 ribu dan warga yang meninggal sebesar Rp500 ribu, beserta penyediaan kain kafan, papan nisan, hingga ongkos gali kubur.
Untuk dapat mengakomodir program-program ini, ia mengatakan bahwa setiap warga hanya perlu membayar iuran sebesar Rp10.000 per bulannya.
Melansir berbagai sumber, Sahdan mengaku pada awal dirinya mencalonkan diri dan terpilih sebagai ketua RT, tak sedikit warga yang meremehkannya. Ia mengatakan, beberapa warga yang telah berusia lanjut sempat merasa tidak percaya pada dirinya karena beranggapan usianya masih terlalu muda.
Namun, pemuda yang baru menginjak usia 20 tahun ini berhasil meraih suara yang lebih tinggi dari calon lainnya. Dari total 160 pemilih, ia mendapatkan 126 suara, sedangkan lawannya hanya meraih 17 suara.
Kepercayaan dari warga ini tak disia-siakan oleh Sahdan dan justru ia buktikan dengan kerja nyata. Ia juga berhasil mematahkan stigma akan penilaian mayarakat yang meragukan potensi anak muda sepertinya.
"Ada yang bilang gen Z itu malas gerak, gak bisa kerja, atau gak bakal ada pembangunan," tuturnya, dikutip dari laman Muhammadiyah.
Dengan prinsip hidupnya, yakni 'Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi sesama', Sahdan memulai langkahnya untuk bisa bermanfaat bagi orang-orang dengan dimulai dari menjadi Ketua RT. [rk]