leader

Jonny Kim, Astronaut NASA Keturunan Korea

Penulis Rahma K
Dec 08, 2021
Jonny Kim, Astronaut NASA Keturunan Korea
ThePhrase.id – Kebanyakan orang yang telah bekerja pada satu bidang akan melanjutkan di bidang yang sama meskipun di tempat yang berbeda. Tetapi tidak dengan pria satu ini. Ia merupakan mantan Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) yang sekarang menjadi astronaut di NASA.

Jonathan (Jonny) Kim namanya. Ia merupakan orang Amerika Serikat keturunan Korea Selatan yang saat ini berprofesi sebagai astronaut di NASA. Pada Agustus 2017, Jonny mulai bertugas di NASA dan menjalankan dua tahun pelatihan sebagai calon astronaut.

Jonny Kim. (Foto: nasa.gov)


Sejak April 2021, ia terpilih untuk mengikuti International Space Station's Increment sebagai pemimpin untuk Ekspedisi 65. Meski belum pergi ke luar angkasa, Jonny merupakan astronaut yang akan diberangkatkan ke angkasa suatu hari nanti. Ia juga tergabung dalam tim NASA ARTEMIS yang misi selanjutnya adalah ke bulan pada tahun 2024.

Hebatnya, ia diterima dalam NASA Astronaut Candidate Class pada tahun 2017 ketika sedang mengambil spesialisasi dalam pengobatan darurat pada Harvard Affiliated Emergency Medicine Residency. Ya, Jonny merupakan lulusan Harvard Medical School (HMS) untuk gelar doktoral.

Jonny baru saja menyelesaikan studinya pada HMS dan melanjutkan residensi ketika lamarannya untuk masuk NASA diterima. Dari belasan ribu pendaftar untuk kelas calon astronaut di NASA, ia merupakan salah satu yang diterima.

Jonny Kim saat training astronaut. (Foto: Instagram/jonnykimusa)

Lulusan Kedokteran Harvard Medical School


Tarik mundur, latar belakang Jonny mengambil kedokteran pada HMS adalah keinginannya membantu sesama. Padahal, ia bukan lulusan sarjana kedokteran, melainkan sarjana matematika pada University of San Diego. Tetapi dengan otak yang encer, ia berhasil melanjutkan studi kedokterannya. Ia bahkan telah menjalani internship sebagai dokter pada Harvard Affiliated Emergency Medicine Residency, Massachusetts General Hospital and Brigham and Women's Hospital, Boston, Massachusetts.

Alasan Jonny mengambil kedokteran adalah pengalaman buruknya ketika menjadi tentara yang dikirim ke negara lain untuk perang. Banyak dari temannya yang gugur di medan perang dan ia tidak bisa melakukan atau membantu apa-apa. Terlalu banyak pengalaman sedih yang kemudian membuat ia memutuskan untuk keluar dari angkatan laut.

Jonny Kim saat tergabung pada Harvard Affiliated Emergency Medicine Residency. (Foto: news.harvard.edu)


“Saya berjanji kepada Marc, Ryan (temannya yang berpulang) yang tidak ada di sini bersama kami hari ini, bahwa saya akan melakukan sesuatu selama sisa hidup saya untuk meninggalkan dampak positif di dunia ini. Untuk menebus kebaikan yang telah mereka lakukan,” ujar Jonny.

Ia bukanlah sekadar angkatan laut biasa. Jonny tergabung dalam tim elit SEAL yang mana memiliki rating  Special Warfare Operator, jabatannya telah mencapai letnan, serta berpartisipasi  lebih dari 100 misi tempur sebagai medis tempur, penembak jitu, navigator, dan point man.

Jonny memulai kariernya sebagai angkatan laut mulai dari tahun 2002, hingga akhirnya ia memutuskan untuk keluar dan lulus dari University of San Diego pada tahun 2012.

Berkarier di Angkatan Laut


Jonny Kim ketika masih menjadi tentara. (Foto: nbcsandiego.com)


Pria kelahiran 1984 ini masuk pada Angkatan Laut AS sejak umur 18 tahun. Hal ini ia ungkapkan sebagai hasil dari ketidaktahuannya harus apa setelah SMA. Ia merasa dengan masuk ke Angkatan Laut akan mengubah hidupnya.

“Masuk Angkatan Laut adalah keputusan terbaik yang pernah saya buat dalam hidup saya, karena hal itu benar-benar mengubah anak laki-laki penakut yang tidak memiliki mimpi menjadi seseorang yang mulai percaya pada dirinya sendiri,” ujar Jonny.

Meski memiliki catatan karier yang tidak biasa dan menakjubkan, tetapi masa kecil Jonny tidak seindah yang orang-orang pikirkan. Ayahnya merupakan pelaku kekerasan dalam rumah tangga terhadap dirinya, adiknya, dan ibunya. Hingga suatu hari, sang ayah bertengkar dengan ibunya dan mengeluarkan pistol.

Jonny Kim dengan sang ibu. (Foto: Instagram/jonnykimusa)


Untungnya, tidak satupun anggota keluarga yang terluka. Ia melawan ayahnya agar tidak menembak ibunya dan menyuruh ayahnya untuk pergi sejauh-jauhnya. Ayahnya pun pergi dan ibunya menelepon 911. Tetapi, ia menyadari bahwa barang-barang di dekat kamarnya berubah tempat dan merasa sang ayah sedang bersembunyi.

“Saya perhatikan bahwa barang-barang bergeser. Saya memiliki lemari yang memiliki akses ke loteng, dan saya perhatikan bahwa furnitur dipindahkan sedemikian rupa untuk mendapatkan akses ke loteng. Saya memberi tahu polisi bahwa saya pikir ayah saya masih di rumah dan dia di loteng,” ungkap Jonny pada kanal youtube Jocko Podcast.

Setelah itu polisi memojokkan ayahnya di loteng dan terdengar suara tembakan. Polisi mengatakan bahwa sang ayah telah meninggal dunia. Dari situ ia tambah menjadi anak laki-laki yang memiliki banyak kebencian terhadap dunia yang pada waktu bersamaan merupakan seseorang yang penakut.

Jonny Kim. (Foto: twitter/JonnyKimUSA)


“Saya memiliki banyak kebencian di hati saya sebagai seorang remaja, berusia 18 tahun, saya sangat marah pada dunia. Saya takut, saya adalah anak kecil yang takut, takut pada dunia, takut pada hubungan, takut berbicara dengan orang,” bebernya.

Kala itu, ia membutuhkan ‘reset button’ dengan orang-orang yang tidak ia kenal untuk memulai hidup yang lebih baik. Saat itulah ia diperkenalkan pada Angkatan Laut dan tertarik untuk melakukan hal-hal yang belum pernah ia lakukan sebelumnya di sana.

Hingga pada akhirnya ia memutuskan untuk keluar, dan menyelami kehidupan yang memiliki makna dan dampak bagi banyak orang. Dua di antaranya adalah sebagai dokter, dan juga astronaut. [rk]

Tags Terkait

-

Artikel Terkait Pilihan ThePhrase

- Advertisement -
 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic