leader

Jusuf Hamka, Bos Jalan Tol Anak Angkat Buya Hamka

Penulis Rahma K
Feb 02, 2022
Jusuf Hamka, Bos Jalan Tol Anak Angkat Buya Hamka
ThePhrase.id - Mohammad Jusuf Hamka adalah bos jalan tol yang merupakan seorang mualaf beretnis Tionghoa. Ia masuk Islam dibimbing oleh seorang ulama besar, Buya Hamka dan bahkan diangkat sebagai anaknya dan memberikan nama belakang ‘Hamka’ pada Jusuf.

Awal mula dirinya tertarik masuk Islam adalah ketika ia dikhitan usia 17 tahun di Samarinda, Kalimantan Timur. Namun, ia tak langsung masuk Islam saat itu juga, melainkan beberapa tahun kemudian saat berusia 24 tahun.

Jusuf Hamka. (Foto: instagram/jusufhamka)


Suatu ketika, ia membaca kisah seorang pengusaha yang masuk Islam di Masjid Al-Azhar, Jakarta pada sebuah majalah. Bersama temannya, Jusuf berniat untuk bertanya-tanya terkait Islam di masjid yang sama.

"Ketemulah sekretaris Al-Azhar waktu itu ustad Zaini. Ustad Zaini akhirnya itu langsung, ayo tunggu sebentar kita ke rumah, rumah ketua. Gak taunya rumahnya Buya Hamka, orang hebat," ungkap Jusuf pada Podcast Merdeka.com

Setelah itu, ia bertemu Buya Hamka dan mengatakan bahwa ia ingin masuk Islam. Buya langsung mengatakan agar Jusuf masuk di hari itu juga. Ia yang masih ingin tahu dan bertanya-tanya terlebih dahulu bingung mengapa 'dipaksa'.

Buya Hamka kemudian menjelaskan bahwa apabila ia pulang dalam keadaan non-muslin, padahal sudah menyatakan keinginan ingin masuk Islam. Maka, dosanya Buya Hamka yang menanggung. Maka dari itu apabila seseorang sudah memiliki niat masuk Islam dan menyuarakannya, segeralah ucapkan dua kalimat syahadat.

Salah satu masjid milik Jusuf Hamka. (Foto: instagram/jusufhamka)


Beberapa hari kemudian, Buya Hamka menggelar acara syukuran di masjid Al-Azhar atas masuknya Jusuf pada Islam dan mengangkat Jusuf sebagai anak ideologisnya dan memberikan nama 'Hamka' di belakangnya.

Usaha dan Warung Nasi Kuning Jusuf


Saat ini, pria yang memiliki nama kelahiran Alun Joseph ini dikenal sebagai bos dari PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk (CMNP). Perusahaan ini merupakan perusahaan swasta yang bergerak pada pembangunan jalan tol di Indonesia.

Perusahaan tersebut telah melantai di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 1995, dan kepengurusan direksi dipegang oleh anak-anak dari Jusuf.

Meski merupakan bos dari sebuah perusahaan besar, ia tetap hidup sederhana dan bahkan tidak merasa bangga memiliki duit banyak. Jusuf malah membuka warung nasi kuning yang diberi nama Podjok Halal yang menjual nasi kuning dengan harga murah Rp3.000, dan bahkan gratis untuk kaum dhuafa.

"Sebenarnya saya enggak bangga punya duit ratusan triliun itu. Saya lebih bangga jadi pedagang nasi kuning, tapi saya disayang sama Tuhan," ungkap Jusuf, dilansir dari Viva.

Podjok Halal. (Foto: instagram/jusufhamka)


Nasi kuning jadi pilihannya untuk mengembangkan usaha sekaligus menjadi ladang amal karena memiliki cerita tersendiri untuknya. Sang ibu yang dulu merupakan seorang guru memiliki kerjaan sampingan sebagai pedagang nasi kuning.

Berkat jualan nasi kuning itulah Yusuf dapat melanjutkan sekolahnya, meski ia hanya merupakan lulusan SMA. Saat dirinya sudah cukup mapan, ia memiliki keinginan untuk memberikan makanan gratis selama bulan puasa. Namun pikiran tersebut berubah menjadi keinginan untuk memberikan juga di luar bulan puasa.

"Di kala saya sudah agak sedikit mapan, saya coba berbagi dengan nasi kuning. Waktu usia saya 60 tahun, which is 2017 akhir, saya berpikir. Selama 6 tahun dari 2011 atau 2012, saya memberi makan orang gratis di bulan puasa saja. Lalu saya panggil rekan kerja saya, saya bilang, saya enggak mau berbagi hanya di bulan Ramadhan. Saya mau setiap hari, Senin sampai Jumat, tanpa bulan Ramadhan pun kita bagi'," ujar Jusuf dilansir dari IDX Channel.

Maka dari itu, ia kemudian mendirikan warung nasi kuning Podjok Halal pada tahun 2018. Dengan modal awal Rp10 juta. Ia juga bekerja sama dengan warung sekitar untuk dipasok secara bergantian agar mereka tak bangkrut akibat kehadiran warung nasi kuningnya.

Ingin Mendirikan 1.000 Masjid


Sebagai seorang muslim, Jusuf memiliki mimpi untuk membangun masjid. Tak tanggung-tanggung, mimpinya adalah mendirikan 1.000 masjid, terlebih yang bergaya oriental. Namun, jika umurnya tak mencapai hingga seribu masjid, maka anak-anaknya lah yang meneruskan.

Jusuf Hamka membeli dagangan emperan. (Foto: instagram/jusufhamka)


Masjid yang telah ia bangun antara lain Masjid Babah Alun yang berlokasi di bawah jalan tol Ir Wiyoto-Wiyono, Tanjung Priok, Jakarta Utara dan keempat masjid lainnya yang terletak di Jalan Pasir Putih, Ancol dam pinggiran tol Depok-Antasari, Cilandak.

Kehidupan sederhananya juga menjadi sorotan dari hidup Jusuf. Meski memiliki uang triliunan rupiah, ia tetap terlihat sederhana baik secara penampilan, maupun pembawaan. Ternyata, hal tersebut karena ia telah terlahir sederhana sejak kecil.

"Dulu saya hidup karena ditolong orang. Dari sedekah orang. Saya jual es mambo," ujar Jusuf dilansir dari Kompas.

Tak jarang ia terlihat makan di warteg pinggir jalan, bubur pinggir jalan, hingga membeli dagangan di emperan jalan. Ia juga tidak berpenampilan mewah, tidak dikawal ketika bepergian ke pinggir jalan, dan juga tidak merasa dirinya kaya. Kesederhanaannya ini lah menjadi inspirasi bagi banyak orang. [rk]

Tags Terkait

-

Artikel Terkait Pilihan ThePhrase

 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic