ThePhrase.id – Di Indonesia, tidak terlalu umum mengajarkan anak-anak makan sendiri sejak dini. Umumnya disuapi hingga dirasa sudah cukup besar dan bisa makan sendiri. Namun, kebiasaan ini ada baiknya tidak dipertahankan karena anak juga harus belajar sejak dini.
Pasalnya, anak juga butuh belajar, berkembang, dan bisa melakukan banyak hal sendiri dan mengajarinya sejak dini merupakan pilihan yang lebih bijak. Meski tentu pada prosesnya banyak trial and error, berantakan, dan lain-lain.
Nah, kapan sih waktu atau umur yang tepat untuk mengajari anak agar dapat makan sendiri? Serta bagaimana caranya agar para orang tua dapat membiarkan anak mereka belajar untuk makan sendiri? Yuk simak penjelasannya!
Mengajarkan anak makan sendiri memang bukan hal yang mudah. Berantakan karena makanan yang berjatuhan, menempel di baju maupun badan adalah bagian dari proses. Para orang tua harus bersabar dan memercayai prosesnya, bahwa dengan begitu, anak akan menjadi lebih mandiri.
Ilustrasi anak belajar makan sendiri. (Foto: unsplash/Stephen Andrews)
Dilansir dari laman halodoc, anak yang berusia 9 bulan pada umumnya sudah bisa duduk dengan tegak dan menggenggam makanan sendiri. Namun, umur tersebut belum mencapai kemampuan memegang alat makan mereka. Maka, di usia 13-15 bulan atau satu tahunan, si kecil sudah mulai bisa diajarkan untuk memegang alat makan mereka sendiri.
Meskipun belum sempurna, tetapi hal yang dilatih setiap hari akan menjadi terbiasa. Pada usia 18-24 bulan, anak sudah dengan baik dapat menyuap makanannya sendiri ke mulut dan memegang peralatan makan sendiri. Sehingga, sejak usia satu tahun hingga dua tahun, merupakan usia krusial untuk mengajarkan anak makan sendiri.
Dengan begitu, pada usia 24-36 bulan atau pada usia dua hingga tiga tahun, si kecil sudah terbiasa untuk makan sendiri, dapat mengunyah, dan duduk dengan tenang di mejanya sendiri.
Selain umur dan kemampuan pribadi masing-masing anak, tentu faktor eskternal menjadi pendukung untuk mempercepat proses belajar si kecil ini. Salah satu faktor penting adalah untuk anak didudukkan di mejanya sendiri setiap hendak makan. Ini untuk memunculkan kebiasaan makan di meja makan.
Lebih baik apabila anggota keluarga juga ikut makan di meja makan di sebelah si kecil. Dengan begitu, si kecil akan melihat dan belajar bahwa anggota keluarga lain juga makan dan tempatnya di meja.
Ilustrasi mengajari anak makan sendiri. (Foto: pexels/Kampus Production)
Hal lain yang juga tak kalah penting untuk diperhatikan oleh para orang tua yang sedang mengajarkan anaknya untuk makan sendiri adalah untuk selalu mengawasi si kecil. Karena pada prosesnya, apalagi pada tahapan awal, anak dapat tersedak, batuk, atau muntah. Maka dari itu, pengawasan sangatlah diperlukan.
Tentu dengan tidak menyuapi anak terus menerus akan menjadi sebuah keuntungan bagi orang tua, meskipun anak tetap harus diawasi. Namun, si kecil juga mendapat keuntungan lain seperti dapat mengasah dan belajar kemampuan indera anak.
Dalam makanan, terdapat tekstur yang berbeda, rasa, suhu, dan aroma yang berbeda pula. Dari situ lah si kecil juga dapat belajar perbedaan dari tiap makanan. Sembari mengajarkan nama makanannya, anak kemudian dapat mengasah memori mengenai makanan tertentu dengan mengingat rasa, bentuk, hingga aromanya.
Tips lain adalah untuk memulai dengan memberikan finger foods seperti snack agar anak belajar memasukkan makanan sendiri ke mulutnya. Setelah itu, puji anak dan berikan semangat agar mereka bisa dan mau menyuapkan sendiri. Serta yang tak kalah penting adalah untuk tidak memarahi anak ketika mereka belum berhasil atau membuat makanannya berantakan.
Nah itu dia waktu dan beberapa tips untuk para orang tua yang ingin mulai mengajarkan si kecil belajar makan sendiri. Semoga bermanfaat ya! [rk]