Thephrase.id - PT Waskita Karya (Persero) Tbk dengan Kode Saham WSKT mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp 2,7 triliun sepanjang Kuartal 1 2021. Capaian tersebut menggambarkan kondisi sektor konstruksi yang masih berada dalam tahap recovery dari dampak pandemi Covid-19, di mana proses produksi proyek dalam tahap normalisasi untuk dapat berjalan dengan optimal.
Per 31 Maret 2021, Waskita mempunyai lebih dari 100 proyek dikelola dengan nilai mencapai Rp 51 triliun. Beberapa proyek prestisius yang tengah dikerjakan oleh Waskita antara lain Jalan Tol Prabumulih - Muara Enim, Tol Jakarta – Cikampek II Selatan, Transmisi listrik 500 KV Sumatera, Bendungan Leuwikeris, dan Bendungan Tiga Dihaji. Waskita pun dalam proses penyelesaian proyek Bendungan Way Sekampung yang diharapkan dapat diresmikan dalam waktu dekat.
Jalan Tol Jakarta - Cikampek II Selatan ruas Taman Mekar - Sadang sepanjang 28 km yang dikerjakan Waskita Karya. (Foto. Dok. WK)
Direktur Keuangan & Manajemen Risiko Waskita, Taufik Hendra Kusuma, mengatakan Waskita dalam tahap pemulihan kinerja setelah tahun 2020 terdampak pandemi.
“Walaupun masih terdampak pandemi, profitabilitas operasional Q1 2021 tumbuh signifikan
dibandingkan periode Q4 2020,” jelas Taufik.
Berdasarkan data Laporan Keuangan Kuartal I Waskita, Perseroan mencatatkan laba bruto sebesar Rp 306 miliar. Meskipun berada di bawah kinerja Kuartal I tahun 2020 atau sebelum pandemi Covid, namun capaian tersebut jauh lebih baik dibandingkan posisi 31 Desember 2020 di mana Waskita mencatatkan kerugian bruto sebesar Rp 1,98 triliun.
Taufik menambahkan ke depan Waskita berkomitmen untuk terus melakukan peningkatan
efektivitas dan efisiensi operasi.
“Keunggulan operasional akan terus ditingkatkan dengan implementasi lean construction, digitalisasi proses bisnis, inovasi dan efisiensi,” imbuh Taufik.
Sepanjang kuartal I, Waskita juga berhasil mencatatkan kas bersih aktifitas operasi positif sebesar Rp 876 miliar, yang didorong oleh penerimaan dari pelanggan sebesar Rp 5,5 triliun. Waskita juga mencatatkan total aset sebesar Rp 105 triliun, total liabilitas sebesar Rp 88,5 triliun, dan total ekuitas senilai Rp 16,5 triliun.
Menurut Taufik, Waskita akan fokus menurunkan level utang dan beban bunga dengan beberapa strategi utama yaitu divestasi saham jalan tol, restrukturisasi keuangan, dan dukungan pemerintah dalam bentuk penjaminan pinjaman dan surat utang.
Jalan Tol Jakarta - Cikampek II Selatan ruas Taman Mekar - Sadang sepanjang 28 km yang dikerjakan Waskita Karya. (Foto. Dok. WK)
“Bunga pinjaman sangat signifikan menyumbang porsi beban Waskita. Sebagian besar bunga berasal dari pinjaman untuk investasi jalan tol. Dengan kombinasi program divestasi jalan tol, restrukturisasi utang, efisiensi operasi, dukungan pemerintah dan penerapan tata kelola Investor Relations bisnis yang lebih baik, kualitas fundamental keuangan dan operasional diharapkan membaik secara bertahap dan terukur,” terang Taufik.
Tahun ini, Waskita menargetkan divestasi 8 hingga 9 ruas tol dengan nilai sekitar Rp10 triliun. Waskita juga diproyeksikan dapat mengurangi utang sebesar Rp20 triliun apabila seluruh rencana divestasi dapat terlaksana.
Entitas grup Waskita juga tengah mengajukan restrukturisasi keuangan kepada kreditur perbankan. Hingga saat ini, anak usaha Waskita telah memperoleh persetujuan kreditur untuk restrukturisasi pinjaman senilai lebih dari Rp5 triliun.
Kini tengah dilakukan pembahasan Master Restructuring Agreement (MRA) dengan seluruh kreditur. Waskita berharap perjanjian restrukturisasi dapat ditandatangani pada kuartal 3 mendatang. Waskita saat ini dalam proses mendapatkan penjaminan dari Pemerintah atas pinjaman dan obligasi dengan total nilai sebesar Rp 15,3 triliun. Dengan Penjaminan Pemerintah, Waskita dapat memperoleh pendanaan dengan tingkat bunga yang lebih kompetitif.
“Dukungan konkret Pemerintah ini menunjukkan arah penyehatan keuangan dan bisnis Waskita di posisi on track. Kami berharap ini menjadi salah satu pondasi proses recovery dan restrukturisasi Perusahaan,” pungkas Taufik.