ThePhrase.id - Kasus pertama subvarian Omicron XBB 1.5 atau disebut sebagai varian Kraken telah ditemukan pada seorang warga negara Polandia yang sempat melakukan perjalanan ke Balikpapan dan bermalam di DKI Jakarta.
Foto: Ilustrasi Covid-19 (freepik.com photo by kjpargeter)
Kepala Biro Komunikasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia, Siti Nadia Tarmizi melaporkan berdasarkan penelusuran epidemiologi awal, ditemukan ada tiga kontak erat dari pasien Kraken di Indonesia. Satu orang berlokasi di DKI Jakarta dan dua di Kalimantan Timur.
Gejala pada pasien dengan varian kraken tersebut diketahui mirip dengan gejala yang dirasakan oleh pasien yang tertular varian Omicron induk. Adapun gejala yang dialami berupa batuk ringan, namun bila tidak diperhatikan pasien tersebut hampir tidak menunjukkan gejala apapun.
Beberapa gejala lain yang mungkin dirasakan pada pasien varian Kraken termasuk:
Tenggorokan gatal
Nyeri punggung bawah
Hidung tersumbat
Sakit kepala
Kelelahan
Bersin
Keringat berlebih pada malam hari
Pegal-pegal
Rendah Risiko Rawat Inap
Meski varian Kraken yang dinilai berpotensi lebih menular dibanding varian Covid-19 lain telah masuk ke Indonesia, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin optimis bahwa imunitas masyarakat Indonesia masih relatif tinggi. Sehingga meskipun penularannya cepat, risiko rawat inapnya relatif rendah.
"Karena Kraken kita amati dia itu penularannya memang cepat, tapi lemah. Artinya, hospitalisasinya nggak tinggi," ujar Menkes Budi Gunadi Sadikin, di Jakarta.
Ahli epidemiologi senior di Afrika Selatan, Maria van Kerkhove mengatakan, varian Kraken merupakan varian paling menular yang terdeteksi selama ini. Sebab, XBB.1.5 memiliki mutasi tambahan, membuatnya lebih mudah dan lebih baik dalam mengikat ke sel lain.
Indonesia Tak Perlu Tutup Pintu
Kemenkes juga menilai pemerintah tidak perlu melakukan pengetatan pintu masuk ke Indonesia. Menurut, upaya terpenting yang perlu dilakukan pemerintah adalah memperkuat imunitas warga dengan vaksin Covid-19 baik itu vaksin primer maupun vaksin booster.
Pemerintah pun telah melaksanakan pemberian vaksin booster kedua untuk masyarakat umum mulai 24 Januari 2023.
Selain itu, Kemenkes juga telah berkomitmen untuk memperbanyak dan memperluas pemeriksaan sampel positif Covid-19 menggunakan metode Whole Genome Sequences (WGS). [nadira]