leader

Kevin Kumala, Produksi Bio Plastik dari Ampas Singkong

Penulis Rahma K
Sep 30, 2021
Kevin Kumala, Produksi Bio Plastik dari Ampas Singkong
ThePhrase.id – Bisnis bukan hanya tentang mancari untung dan mendapatkan uang. Terkadang, ada hal yang lebih besar dari itu, seperti menyelamatkan lingkungan. Salah satu bisnis yang ramah serta menyelamatkan lingkungan adalah Avani.

Avani adalah sebuah bisnis yang memproduksi produk-produk ramah lingkungan pengganti produk yang menggunakan bahan dasar plastik dan bahan yang sulit diurai. Berangkat dari kesadaran pendirinya akan pentingnya menjaga lingkungan, Avani kini menjadi brand yang go internasional.

Kevin Kumala. (Foto: Instagram/avanieco)


Kevin Kumala adalah pendirinya. Berasal dari Bali, sejak kecil Kevin gemar berselancar dan menyelam di pantai-pantai indah Bali. Kala itu, pantai Kuta masih berwarna biru, pasirnya masih bersih, dan lingkungannya tidak tercemar.

Kemudian, pada satu kesempatan, ia berangkat ke luar negeri untuk menempuh pendidikan sarjananya. Pada tahun 2009 saat ia kembali ke Bali, betapa kagetnya ia melihat keadaan pantai Kuta yang berbeda drastis dengan apa yang ia ingat dari masa kecilnya.

Lautnya tak biru lagi dengan sampah di mana-mana. Ia yang gemar berselancar makin kaget saat mencoba berselancar lagi di pantai tersebut dengan banyaknya plastik di air, dan bagaimana setiap ombak yang menerpanya berisi banyak plastik, seakan-akan diterpa oleh plastik, bukan air.

Ilustrasi pantai dengan plastik. (Foto: freepik/jcomp)


“Sewaktu nyemplung, that’s when it hits me. Kecewa banget melihat terumbu karang yang tertutupi plastik, dan ombak sewaktu diving, bukan seperti sedang diving, tetapi seperti melawan arus plastik,” ujarnya pada wawancara dengan Berita Satu (29/07/17).

Titik balik yang membuat ia memutuskan untuk berinisiatif membuat usaha Avani adalah ketika ia melihat sebuah penyu yang berada di laut dengan plastik yang terlilit di lehernya. Di situ Kevin berpikir harus melakukan sesuatu.

Pada tahun 2011 ia dan timnya memulai research mengenai bahan alternatif lain yang dapat dijadikan sebagai produk pengganti plastik. Tentunya ramah lingkungan dan dapat terurai, tidak seperti plastik biasa yang membutuhkan ratusan tahun untuk terurai.

Produk-produk Avani. (Foto: Instagram/avanieco)


Avani kemudian berdiri pada tahun 2014 dengan beberapa produk yang kian berkembang hingga kini terdapat berbagai produk yang dapat dibeli baik perorangan, maupun bisnis.

“Approach dari Avani ini adalah memberikan solusi yang ramah lingkungan menggunakan plastik dengan bahan-bahan yang bisa terbarukan,” ujarnya.

Bahan-bahan tersebut berasal dari makanan. Lebih tepatnya adalah ampasnya, karena makanan itu sendiri dapat dikonsumsi manusia, sehingga Avani menggunakan ampas yang notabenenya adalah sampah.

“Temanya adalah di sini kita mau mengambil yang namanya waste, kita memproses untuk menjadi worth. Yang tadinya sampah, kita kelola menjadi sebuah something yang ada value added,” ungkap Kevin.

Kantong plastik Avani yang terbuat dari pati singkong. (Foto: Instagram/avanieco)


Sebagai bahan dasar dari bio plastik, yakni produk utamanya, ampas singkong lah yang digunakan. Kevin melihat bahwa Indonesia menghasilkan 25,2 juta ton (2017) singkong setiap tahunnya, sedangkan serapannya hanya pada sekitar 17 juta ton. Di situ terdapat kelebihan 8 juta ton singkong yang ia lihat sebagai peluang yang dapat digunakan.

Merintis usaha berbasis lingkungan bukanlah hal yang mudah, terlebih lagi pada tahun saat ia mendirikan Avani. Tidak seperti sekarang yang mana banyak orang mulai melek akan pentingnya menjaga lingkungan.

Tidak jarang Kevin dihujani cibiran oleh orang-orang. Parahnya lagi, kala itu banyak orang Indonesia sendiri yang mencibir Indonesia seperti ‘ini di Indonesia bro, siapa sih yang peduli sama plastik’. Hebatnya, Kevin tidak terpengaruhi oleh perkataan orang dan terus berusaha.

Kevin Kumala. (Foto: binus.edu)


“Siapa yang peduli dengan apa yang orang katakan? It’s about your own race. Do what you think is right,” tandasnya, yang membuatnya sukses hingga saat ini.

Kini, Avani yang didirikannya telah go internasional dan memiliki berbagai produk. Di antaranya adalah kantong plastik yang terbuat dari ampas singkong. Ada juga food container pengganti styrofoam yang terbuat dari ampas tebu dan dapat terurai dalam 90 hari, bahkan, menjadi kompos, sedotan dari pati jagung, dan alat makan seperti sendok, garpu, pisau, gelas plastik, mangkok plastik, coffee cup, bahkan hingga jas hujan poncho.

Terlebih lagi, Kevin bukan hanya menjual produk ramah lingkungan, tetapi juga menggagas gerakan “I’m not plastic” untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya mengurangi penggunaan sampah dan beralih menggunakan wadah yang dapat terurai. [rk]

Tags Terkait

-

Artikel Terkait Pilihan ThePhrase

 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic