leader

Kiprah Jonathan Sudharta, Pendiri Halodoc yang Gagal Ratusan Kali

Penulis Rahma K
Jan 04, 2022
Kiprah Jonathan Sudharta, Pendiri Halodoc yang Gagal Ratusan Kali
ThePhrase.id – Dewasa ini, terdapat banyak aplikasi kesehatan yang dapat menghubungkan pasien dengan dokter tanpa harus bertatap muka. Salah satunya yang banyak digunakan dan dikenal masyarakat adalah Halodoc, rintisan Jonathan Sudharta.

Jonathan Sudharta pertama kali meluncurkan platform ini pada tahun 2016 di bawah PT Media Dokter Investama. Investornya berasal dari perusahaan-perusahaan besar seperti Gojek, Blibli, Clermont, dan NSI Ventures.

Kesuksesan Halodoc


Jonathan Sudharta. (Foto: facebook/Jontahan Budi Sudharta)


Kini Halodoc merupakan salah satu platform kesehatan online untuk berkonsultasi dokter dan membeli obat yang pamornya melejit dan dikenal oleh masyarakat Indonesia dari berbagai daerah.

Bahkan, pada Agustus 2021 lalu, Halodoc dinobatkan sebagai 1 dari 100 perusahaan yang masuk daftar The Top 100 Healthcare Technology Companies of 2021 versi The Healthcare Technology Report pada peringkat ke-60.

Halodoc merupakan satu-satunya perusahaan Indonesia pada daftar tersebut, dan bersanding dengan perusahaan kesehatan top dunia lainnya seperti Johnson & Johnson yang telah dibangun puluhan bahkan ratusan tahun yang lalu.

Pasalnya, berbagai aspek menjadi pertimbangan untuk masuk pada daftar perusahaan bidang kesehatan top dunia tersebut. Seperti kualitas produk, pemanfaatan, pengguna, manajemen, efektivitas, organisasi, hingga kinerja perusahaan merupakan hal yang dilihat betul.

Pada laman resmi The Healthcare Technology Report, Halodoc dikatakan sebagai perusahaan yang memiliki lebih dari 20 juta pengguna aktif, lebih dari 20.000 dokter berlisensi, bekerja sama dengan lebih dari 4.000 apotek, dan merupakan garda terdepan dalam menangani Covid-19. Halodoc juga  melayani masyarakat di hampir 200 kota di Indonesia.

Jonathan dan pihak Halodoc mengatakan bangga dapat masuk ke dalam daftar 100 perusahaan kesehatan digital top dunia tersebut.

"Hal ini membuktikan bahwa startup Indonesia memiliki daya saing tinggi di skala global, sekaligus memotivasi kami untuk terus berinovasi memberikan akses layanan kesehatan yang merata dan mudah bagi seluruh masyarakat di Indonesia," ujar Jonathan, dikutip dari Liputan6.

Memiliki Pengalaman di Dunia Medis


Jonathan Sudharta bersama Presiden Joko Widodo. (Foto: facebook/Jonathan Budi Sudharta)


Jonathan merupakan pribadi yang besar pada keluarga yang peduli dengan sesama terutama pada bidang kesehatan. Ia merupakan anak dari Sudharta, pendiri Mensa Group, sebuah perusahaan farmasi yang telah berdiri puluhan tahun lalu.

Setelah lulus dari Curtin University di Australia, ia kemudian bekerja di perusahaan sang ayah, Mensa Group, sebagai commercial director dan business development director. Di perusahaan tersebut, Jonathan berkiprah selama 14 tahun lamanya.

Setelah lama berkecimpung dalam dunia medis sebagai medical representative, ia melihat bahwa di Indonesia terdapat berbagai tantangan untuk mengakses kesehatan. Jonathan kemudian memikirkan kontribusi yang ia bisa berikan dengan pengalamannya.

"Jadi kita lihat di dunia kesehatan Indonesia by default banyak tantangan untuk mengaksesnya. Waktu saya lihat itu saya merasa, bisakah saya memberikan kontribusi (dalam layanan kesehatan) dengan pengalaman dan pengetahuan yang saya miliki," ujar Jonathan dalam perbincangan virtual Lenovo ThinkBook CEO Talks, dikutip dari Detik.com.

Berawal dari keinginan berkontribusi, Jonathan kemudian memutuskan untuk melepaskan pekerjaan lamanya dan mengembangkan Halodoc. Terlebih lagi, saat itu ia baru saja menikah. Keluar dari pekerjaan stabil dan memulai dari nol merupakan hal yang cukup riskan. Tetapi menurutnya, ia memiliki usia yang masih tergolong muda. Jika ia ingin berkontribusi, maka pada saat itu adalah waktunya.

Perjalanannya merintis Halodoc tidaklah mulus. Meskipun ayahnya merupakan pendiri perusahaan farmasi yang besar di negeri ini. Ia harus mengalami berbagai kegagalan demi kegagalan untuk mencapai keberhasilan.

"Tahun 2017 jumlah iterasi kami tuh 200 kali. Iterasi itu berarti perubahan 200 kali, berarti 200 kegagalan karena kita ada perubahan kecil yang harus kita perbaiki. Enam bulan, kita buat launching gede-gedean, yang pakai cuma dua (orang). Bukan 2 juta atau 200 ribu orang," ungkap Jonathan.

Kapten Tim Hoki Es


Jonathan Sudharta. (Foto: facebook/Jonathan Budi Sudharta)


Di luar pekerjaan utamanya, Jonathan merupakan pribadi yang menyukai olahraga hoki es. Meskipun di Indonesia olahraga tersebut tidak terlalu terkenal karena tidak ada musim dingin maupun es alami dan musim di mana olahraga ini bisa naik pamor, Jonathan telah menyukai olahraga ini sejak ia masih kecil.

Sejak usia sembilan tahun, pria kelahiran tahun 1981 ini telah bermain hoki es. Menurutnya, jika ingin menang, maka bermainlah di bidang yang orang banyak tidak menguasai, seperti hoki es.

"Sekarang kalau saya mau mengerjakan sesuatu, selalu saya mikirnya bagaimana saya bisa berbeda," ujar Jontahan dikutip dari Tabloid Kontan (20/03/2016).

Ia bermain untuk tim Batavia Demons dan pernah menjadi kapten timnas hoki es Indonesia. Tak hanya bermain demi kesenangan, Jonathan juga telah mengikuti berbagai kompetisi hoki es dan memenangkan kejuaraan tersebut. [rk]

Tags Terkait

-

Artikel Terkait Pilihan ThePhrase

 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic