leader

Kisah Gary Bencheghib, Bule Asal Perancis Penyelamat Sungai Indonesia

Penulis Rahma K
Mar 24, 2022
Kisah Gary Bencheghib, Bule Asal Perancis Penyelamat Sungai Indonesia
ThePhrase.id – Sampah merupakan masalah yang sangat serius yang dihadapi negara-negera di dunia,  tidak terkecuali Indonesia. Tak sedikit orang melakukan aksi nyata mengatasi sampah,  salah satunya bule asal Perancis bernama Gary Bencheghib.

Gary telah tinggal dan menetap di Bali sejak usianya 9 tahun. Ia mengikuti kedua orang tuanya bersama kakaknya yang bernama Kelly dan adik yang bernama Sam tinggal di Indonesia.

Sebagai orang yang tinggal di Bali, ia senang berselancar dan bermain di laut. Apalagi, tempat tinggalnya dulu saat masih kecil tak jauh dari pantai, sehingga ia sering bermain di pantai. Namun, suatu hari ketika sedang berselancar ia melihat banyak sampah di laut.

Gary Bencheghib. (Foto: instagram/garybencheghib)


Melihat hal ini, Gary tak tinggal diam. Ia dan kedua saudara kandungnya melakukan aksi membersihkan sampah.  Setiap minggu, mereka membersihkan pantai di dekat rumahnya. Mereka juga kemudian mengajak teman-temannya untuk bergabung.

“Ketika berumur 14 tahun, saya berselancar di laut dekat rumah saya dan melihat banyak sampah. Ada tas keresek, sedotan plastik, dan kami bilang ‘Oh, apa yang anak Bali bule bisa bikin untuk peduli dengan Bali?’ Jadi kita melakukan aktivitas setiap minggu untuk membersihkan pantai,” ungkap Gary di acara Kick Andy.

Sedikit demi sedikit banyak orang yang ikut dalam upaya membersihkan sampah tersebut sehingga menjadi sebuah gerakan lingkungan. Di tahun 2009, Gary dan dua saudaranya kemudian mendirikan Make A Change World saat usia mereka masih belasan tahun.

Tetapi, seiring terus membersihkan pantai, Gary merasa bahwa ada lebih banyak sampah setiap minggunya. Ia kemudian bertanya-tanya dari mana datangnya sampah-sampah ini. Setelah melakukan riset, ia menemukan bahwa 80 persen polusi plastik di laut datangnya dari sungai.

Gary (tengah), Sam (kiri), dan Kelly (kanan). (Foto: Well Magazine Asia)

Membersihkan Sungai Citarum


Setelah mengetahui fakta tersebut, Gary kemudian tergerak untuk membersihkan sungai Citarum, yang merupakan sungai yang paling terpolusi di dunia. Ia dan Sam, adiknya membuat perahu dari botol plastik bekas berbentuk kano untuk membersihkan sungai Citarum di Bandung.

Selama dua minggu, ia dan Sam membersihkan sungai Citarum dari Majalaya kawasan industri dekat Bandung hingga Saguling, dan dari Karawang hingga Pantai Bahagia di Laut Jawa. Tujuan dari ekspedisinya ini adalah untuk membangun kesadaran orang terhadap masalah sampah.

Benar saja, setelah ekspedisinya selesai dan membuat video yang dikemas sedemikian rupa kemudian diunggah di media sosial, aksinya menjadi viral. Bukan hanya viral sesaat, bahkan aksinya tersebut mencapai telinga para pemegang kepentingan di pemerintah.

Gary saat membersihkan sungai Citarum bersama sang adik, Sam. (Foto: instagram/garybencheghib)


Presiden Joko Widodo bahkan membuat perintah untuk merevitalisasi sungai Citarum dan menurunkan 7000 pasukan militer untuk bantu membersihkan sungai ini. Pemerintah juga menetapkan rencana lanjutan untuk membersihkan sungai dalam rentang waktu 7 tahun hingga tahun 2025. Tak hanya itu, berbagai organisasi dan yayasan juga turut serta membantu pemerintah membersihkan Citarum.

“Citarum itu seperti gajah putih di Indonesia. Tidak ada orang yang bicara tentang masalah di sana, pemerintah tidak lihat masalah di sana. Jadi kita harus bikin cerita untuk menjadi berita di seluruh dunia,” ujar Gary.

Mendirikan Sungai Watch


Pada tahun 2020, ketiga kakak beradik ini mendirikan sebuah organisasi lingkungan yang berfokus dalam membersihkan sungai. Tujuan utamanya adalah untuk berkontribusi membersihkan sungai di berbagai belahan dunia.

Gary Bencheghib bersama beberapa tim Sungai Watch. (Foto: instagram/garybencheghib)


Namun, Sungai Watch dimulai dari tempat Gary berasal, yakni di Bali. Dimulai dari sungai-sungai di Bali, Gary kemudian memperluas jangkauan Sungai Watch hingga ke pulau Jawa dan kini sedang melakukan riset untuk ekspansi di Asia dan Amerika Latin.

Tujuan pemilihan sungai ini pun bukan asal-asalan. Indonesia yang merupakan negara kepulauan dan terdiri dari banyak sungai ini justru memiliki banyak sungai yang kotor. Hal ini dikarenakan kesadaran masyarakat yang kurang dan kerap membuang sampah di sungai.

“Di Indonesia, sungai itu seperti tempat sampah, tempat paling buruk yang kamu tidak ingin datangi. Jadi sangat penting bagi kita untuk mulai berpikir tentang sungai yang bersih, karena sungai yang bersih adalah laut yang bersih pula,” ujar Gary dilansir dari DW.

Melalui Sungai Watch, selain membersihkan sampah di sungai, Gary juga membuat penghalang sampah atau trash barrier yang berfungsi untuk mencegah sampah mengalir ke laut. Pada bulan Oktober 2020 jumlah trash barrier yang terpasang ada 25 buah di sungai-sungai di Bali.

Gary Bencheghib (kanan) bersama Presiden Joko Widodo. (Foto: instagram/garybencheghib)


Dengan target 100 trash barrier di akhir tahun 2021 yang telah terwujud, kini Sungai Watch telah memasang 105 trash barrier dan membersihkan sampah sejumlah 333.336 kg sampah non organik, 393.749 sampah organik, dan sejumlah 227.842 sampah telah diaudit melalui 122 cleanup yang dilakukan oleh 55 river warrior pada Sungai Watch.

Mengubah Arah Make A Change World


Sebelum mendirikan Sungai Watch di tahun 2020, Gary yang merupakan lulusan New York Film Academy mengubah fokus Make A Change menjadi sebuah media outlet lingkungan yang membuat film dan video pendek mengenai lingkungan.  Tujuannya ingin menginspirasi dan menimbulkan kesadaran publik pentingnya menjaga lingkungan.

Gary sendiri merupakan pribadi yang gemar dalam hal pembuatan video. Ia menimba ilmu di New York, Amerika Serikat dan sempat bekerja sebagai seorang intern pada Vice on HBO dan sebagai post production assistant pada VICE Media setelah menyelesaikan pendidikannya.

Gary (kanan) bersama Melati Wijsen (kiri) pada World Economic Forum 2020. (Foto: garybencheghib)


Ia kemudan memanfaatkan ilmunya untuk berkontribusi pada Indonesia, tempat tinggalnya untuk lebih dari 20 tahun dalam hal lingkungan di Make A Change. Kini, media tersebut telah memiliki ratusan video terkait lingkungan yang dapat ditonton pada websitenya di makeachange.world atau di kanal youtube Make A Change.

Bersama sang pacar, Melati Wijsen seorang blasteran Indonesia-Belanda yang juga merupakan seorang aktivis lingkungan yang mendirikan Bye Bye Plastic Bags, Gary juga pernah menjadi pembicara pada World Economic Forum (2020). Bahkan pasangan ini merupakan pasangan termuda yang pernah menjadi pembicara pada forum internasional tersebut. [rk]

Tags Terkait

-

Artikel Terkait Pilihan ThePhrase

 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic