leader

Kisah Hidup Hasri Ainun Habibie, dari Pendidikan Dokter hingga Perjuangkan Bank Mata

Penulis Rahma K
Apr 07, 2022
Kisah Hidup Hasri Ainun Habibie, dari Pendidikan Dokter hingga Perjuangkan Bank Mata
ThePhrase.id – Hasri Ainun Habibie adalah sosok yang dikenal oleh masyarakat Indonesia sebagai istri dari Presiden ke-3 Republik Indonesia, B.J. Habibie. Tetapi, ia juga merupakan dokter yang memberikan sumbangsih besar pada dunia kedokteran Tanah Air.

Perempuan yang lebih akrab dipanggil Ainun ini terlahir dengan nama Hasri Ainun Besari. Ia lahir di Semarang, Jawa Tengah pada 11 Agustus 1937. Ainun merupakan anak keempat dari delapan bersaudara. Keluarganya adalah keluarga yang mencintai pendidikan. Sang ayah merupakan pengajar di Institut Teknologi Bandung.

Ia mengenyam pendidikannya di kota yang berbeda-beda. Ainun yang lahir di Semarang menamatkan pendidikan dasar hingga menengah atas atau SMA-nya di Bandung. Masa SMA juga menjadi kala pertama dirinya pertama kali kenal dan bertemu dengan Rudy, nama panggilan dari B.J. Habibie.

Hasri Ainun Habibie. (Foto: Wikipedia/Office of the Vice President The Republic of Indonesia)


Setelah lulus SMA, ia merantau ke Ibu Kota untuk melanjutkan pendidikan tinggi di Universitas Indonesia. Ia mengambil Fakultas Kedokteran dan lulus serta menjadi dokter pada tahun 1961. Ia pernah bekerja sebagai dokter di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta.

Namun, tak lama sejak bekerja secara profesional sebagai dokter, ia diajak menikah oleh Rudy Habibie pada 12 Mei 1962. Baru bekerja di RSCM sebagai dokter selama satu tahun, Ainun harus meninggalkan pekerjaannya karena ia mengikuti suaminya ke Jerman yang tengah menyelesaikan pendidikan doktoralnya di negara tersebut.

Di sana, ia melahirkan dua anak yang bernama Ilham Akbar Habibie dan Thareq Kemal Habibie. Kehidupan keluarga kecilnya di negara orang tersebut jauh dari kata mudah dan mewah. Mereka harus berjuang dengan pendapatan Habibie yang kecil dari beasiswa doktoralnya.

Namun, Ainun bukanlah pribadi yang gemar mengeluh. Ia malah dengan penuh kasih sayang dan sabar membesarkan kedua anaknya dan mendukung Habibie. Ainun bahkan menjahit sendiri keperluan pakaian dari bayinya.

Cara Mendidik Anak


Potret keluarga Habibie dan Ainun. (Foto: Wikipedia/Office of the Vice President The Republic of Indonesia)


Hasri Ainun Habibie membesarkan dan mendidik anaknya dengan penuh tanggung jawab. Ia membiasakan kedua anaknya untuk dapat mengembangkan kepribadiannya dengan membebaskan anaknya berani untuk bertanya, mengasah keingintahuan, membiasakan hidup sederhana, berani mengemukakan pendapat, dan lain-lain.

Alhasil, kedua anaknya tumbuh dan besar menjadi pribadi yang luar biasa. Anak pertamanya, Ilham Akbar Habibie, kini telah menjadi seorang pakar penerbangan. Ia menyelesaikan studi sarjana hingga doktoral pada teknik penerbangan di Jerman. Bahkan, Ilham juga lulus dengan gelar summa cum laude.

Begitu juga dengan Thareq Kemal Habibie yang juga menamatkan pendidikannya di Jerman. Bahkan, ia mengantongi tiga gelar S2. Namanya jauh dari sorotan media, tak seperti sang kakak. Banyak beredar informasi bahwa ia merupakan seorang pebisnis. Namun, dilansir dari Jawa Pos, Thareq mengatakan dirinya merupakan Pegawai Negeri Sipil (PNS) golongan IV-c.

Kiprah Sebagai Ibu Negara


Pada tahun 1998, tepatnya pada bulan Mei, Habibie dilantik sebagai Presiden Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dirinya menggantikan Presiden Soeharto dan menjadi Presiden ke-3 Indonesia. Dengan begitu, Ainun sebagai istrinya juga menjadi Ibu Negara.

Hasri Ainun (kiri) dan B.J. Habibie (kanan). (Foto: Kompas/Totok Wijayanto)


Jabatannya sebagai Ibu Negara memang singkat, hanya satu tahun  hingga tahun 1999. Namun, ia aktif dalam kegiatan bidang organisasi wanita, seperti Dharma Wanita Pusat, Ria Pembangunan, dan rajin mengikuti acara Presiden, baik yang di dalam maupun yang di luar kota.

Ainun juga aktif dalam kegiatan sosial. Ia pernah menjabat sebagai Ketua Perkumpulan Penyantun Mata Tunanetra Indonesia (PPMTI), Wakil Ketua Dewan Pendiri Yayasan SDM Iptek, hingga mendirikan Yayasan Orbit. Ia juga aktif pada kegiatan sosial, bidang anak dan lansia.

Memperjuangkan Bank Mata


Ainun merupakan sosok yang berjasa dalam pendirian bank mata yang awalnya sempat menjadi kontroversi di Indonesia. Sejatinya, Bank Mata telah didirikan sejak tahun 1968. Tetapi, jumlah pendonor masih jauh lebih sedikit dari yang membutuhkan donor.

Sebagai seorang dokter dan seorang sosok yang peduli dengan sesama, Ainun berjuang keras untuk mendapatkan fatwa halal donor dan juga memperjuangkan regulasi donor mata. Alasannya adalah agar lebih banyak lagi tunanetra di negeri ini yang dapat mendapatkan kesempatan untuk melihat.

Hasri Ainun. (Foto: Sekretariat Negara)


Pasalnya, selain dapat membantu tunanetra pada umumnya, diperbolehkannya donor mata dapat membantu kalangan menengah ke bawah. Banyak dari tunanetra yang datang dari kalangan kurang mampu, yang mana apabila keadaannya terus seperti itu akan menghambat produktivitasnya.

Sayangnya, saat Ainun wafat di tahun 2010, ia tak bisa mendonorkan matanya karena penyakit yang diidapnya, yakni kanker. Habibie sebagai sang suami, mendukung penuh perjuangan dan kegigihan sang istri pada bidang ini.

Di tahun 2016, melalui Pollux Habibie International, Habibie meneruskan mimpi Ainun dengan memberikan operasi katarak gratis. Pada tahun yang sama, Habibie juga telah terdaftar sebagai pendonor di Bank Mata Indonesia. [rk]

Tags Terkait

-

Artikel Terkait Pilihan ThePhrase

 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic