leader

Kisah Inspiratif Jessie Manopo, Peraih Gelar Doktor Termuda ITB yang Lulus di Usia 25 Tahun

Penulis Rahma K
Nov 17, 2025
Jessie Manopo. (Foto: itb.ac.id)
Jessie Manopo. (Foto: itb.ac.id)

ThePhrase.id – Dalam riuhnya Wisuda ITB Oktober 2025, muncul satu nama yang mencuri perhatian: Jessie Manopo. Di usia yang bahkan belum genap 26 tahun, lebih tepatnya 25 tahun 10 bulan, ia telah menyandang gelar Doktor Fisika dengan predikat Summa Cumlaude

Prestasi ini bukan hanya soal kecerdasan, tetapi kisah ketekunan seorang anak muda yang sejak awal tahu ke mana langkahnya hendak diarahkan.

Ketertarikannya pada sains tumbuh jauh sebelum ia memasuki dunia kampus. Semasa SMA, matematika dan fisika adalah mata pelajaran favoritnya karena membuatnya terbiasa berpikir analitis. 

Setelah lulus, ia memilih melanjutkan studinya pada jurusan Fisika di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Keputusannya tepat, karena di kampus ini pemahamannya tentang fisika semakin tajam berkat para dosen yang mampu membuatnya memandang fisika sebagai ilmu yang semakin menarik minatnya.

Semester enam menjadi salah satu momen penting dalam perjalanan akademiknya, karena ia menemukan ketertarikan pada Fisika Zat Padat, yang kemudian mengantarnya masuk ke dunia ilmu material. 

Kisah Inspiratif Jessie Manopo  Peraih Gelar Doktor Termuda ITB yang Lulus di Usia 25 Tahun
Jessie Manopo. (Foto: itb.ac.id)

Karena ia juga menyukai pemrograman, Jessie menemukan titik temu antara keduanya dan memilih fokus pada Computational Materials Science. Bahkan, sejak masa S1, ia sudah mulai bersentuhan dengan Density Functional Theory (DFT), metode yang kelak ia tekuni hingga jenjang doktoral.

Meski demikian, perjalanan menuju gelar doktor yang sangat cepat bukan terjadi begitu saja. Jessie memilih jalur PMDSU, sebuah skema pendidikan yang menggabungkan jenjang magister dan doktor dalam satu jalur berkelanjutan.

Ia mengenal program ini saat masih menjadi mahasiswa S1, setelah mendengar pengalaman seorang senior yang juga menempuh PMDSU. Kesempatan untuk melakukan riset di luar negeri melalui PKPI-PMDSU, ditambah ambisinya berkarier sebagai peneliti, membuat Jessie mantap melangkah.

Begitu diterima di ITB, ia menyiapkan strategi belajar yang matang. Tahun pertamanya ia gunakan untuk menuntaskan seluruh mata kuliah, sehingga tahun-tahun berikutnya dapat ia dedikasikan secara penuh untuk fokus pada riset. 

Untungnya, sebagian besar materi S2 merupakan penguatan dari pelajaran S1, sehingga ia lebih cepat beradaptasi. Namun, strategi saja tidak cukup, disiplin menjadi fondasi utama yang membuatnya mampu menuntaskan perjalanan akademik empat tahun yang intens. 

Selama S3, ia menjadikan laboratorium sebagai “kantor” dengan jam kerja rutin dari pukul 9 pagi hingga 5 sore. Tujuannya adalah agar ia dapat meluangkan waktu untuk beristirahat setelahnya, karena baginya keseimbangan antara studi dan kehidupan pribadi tetaplah penting.

Kisah Inspiratif Jessie Manopo  Peraih Gelar Doktor Termuda ITB yang Lulus di Usia 25 Tahun
Jessie Manopo. (Foto: itb.ac.id)

Ia juga menghabiskan waktu di akhir pekannya untuk bersepeda puluhan kilometer. Tak hanya itu, musik dan mengoleksi album juga menjadi hobi yang ia gemari, begitu juga dengan belajar bahasa Jepang karena kecintaannya terhadap musik negeri Sakura.

Upaya tersebut membuahkan hasil luar biasa. Sepanjang perjalanan studinya, Jessie tak hanya mendapatkan keseimbangan kehidupan pribadi, tetapi ia juga mampu meraih prestasi, seperti berhasil memublikasikan enam paper ilmiah, tiga sebagai penulis pertama dan tiga sebagai co-author. Karya-karyanya terbit di jurnal terkemuka seperti Materials Chemistry and Physics serta RSC Advances, sebuah pencapaian yang jarang diraih mahasiswa pada usia semuda itu.

Perjalanan Jessie jelas bukan tanpa kesulitan. Ia dengan jujur mengakui bahwa menamatkan S3 di ITB bukan proses yang ringan. Namun dari pengalaman pribadinya, ia meninggalkan pesan yang sederhana namun jujur: tetap semangat, karena menempuh doktor memang berat, tetapi bukan berarti tidak mungkin digapai.

Kini, seusai meraih gelar doktor, Jessie bekerja sebagai peneliti postdoctoral di Kyushu University yang berlokasi di Fukuoka, Jepang. Ia melanjutkan karier risetnya di Jepang sekaligus mendalami kesukaannya terhadap musik Jepang.

Kisah Jessie Manopo menunjukkan bahwa keberhasilan bukan hanya tentang kemampuan intelektual, melainkan tentang fokus, strategi, dan komitmen jangka panjang. Sosoknya menjadi gambaran nyata bagaimana anak muda Indonesia dapat melangkah jauh ketika memiliki keberanian untuk konsisten pada tujuan. [rk]

Artikel Pilihan ThePhrase

- Advertisement -
 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic

Link slot terpercaya situs slot gacor hari ini Situs Link SLot Gacor slot gacor Situs Link SLot Gacor Situs Link SLot Gacor Situs Link SLot Gacor Situs Link SLot Gacor