leader

Kisah Inspiratif Tania Zeng, Salah Satu Atlet Tertua yang Wujudkan Mimpi Tampil di Olimpiade Paris 2024

Penulis Rahma K
Aug 07, 2024
Tania Zeng. (Foto: Instagram/taniazengchile)
Tania Zeng. (Foto: Instagram/taniazengchile)

ThePhrase.id – Menjadi salah satu atlet tertua yang berkompetisi di Olimpiade Paris 2024 tak menjadi beban atau masalah bagi Zhiying Zeng. Karena pada akhirnya, ia dapat mewujudkan mimpinya untuk dapat bermain di turnamen olahraga terbesar di dunia.

Zhiying Zeng atau yang lebih akrab dikenal dengan dengan nama Tania Zeng adalah seorang atlet tenis meja yang berasal dari Republik Chili. Meskipun sejatinya ia adalah orang China yang lahir di Guangzhou, kini Tania menjadi warga negara Republik Chili dan membela negara yang terletak di Amerika Selatan tersebut.

Di usianya yang menginjak 58 tahun, Tania akhirnya berkesempatan untuk mewujudkan mimpinya untuk dapat berkompetisi di Olimpiade. Meskipun bukan sebagai wakil China, ia tampil sebagai wakil Republik Chili, negara yang telah menjadi rumahnya selama lebih dari tiga dekade.

Diketahui, sejak kecil Tania telah dekat dengan olahraga tenis meja. Ibunya adalah seorang pelatih tenis meja untuk tim nasional di provinsi tempatnya tinggal di China. Maka dari itu, natural baginya untuk kemudian bermain tenis meja, mengikuti jejak sang ibu.

Kisah Inspiratif Tania Zeng  Salah Satu Atlet Tertua yang Wujudkan Mimpi Tampil di Olimpiade Paris 2024
Tania Zeng. (Foto: Instagram/taniazengchile)

Dilansir dari BBC Indonesia, Tania membeberkan bahwa sang ayah mendorongnya untuk bermain tenis meja ketika berusia sembilan tahun. Kemudian di usia 12 tahun, ia telah bermain secara profesional.

Kariernya sebagai atlet tenis meja profesional berjalan lancar. Bahkan, di usia 16 tahun ia telah bergabung menjadi bagian dari tim nasional China. Mimpinya untuk dapat melaju ke Olimpiade pun semakin membara.

Sayangnya, setelah satu dekade berkarier, ia harus pensiun dini karena perubahan peraturan olahraga tenis meja yang diberlakukan sebelum Olimpiade Seoul 1988. 

Perubahan peraturan tersebut adalah "aturan dua warna" pada kedua sisi raket yang harus berbeda warna. Ini membuatnya tak lagi bisa melakukan trik memutar raket yang tadinya kedua sisinya berwarna hitam. Performanya pun menurun dan ia keluar dari tim nasional.

Setelah tak lagi menjadi pemain profesional, ia mendapatkan tawaran untuk menjadi pelatih tenis meja untuk anak sekolah di Arica, Republik Chili. Meskipun sangat jauh dari rumah, ia akhirnya mengambil tawaran tersebut dan terbang ke Chili pada tahun 1989.

Kisah Inspiratif Tania Zeng  Salah Satu Atlet Tertua yang Wujudkan Mimpi Tampil di Olimpiade Paris 2024
Tania Zeng. (Foto: Instagram/taniazengchile)

Di Chili, ia membangun kehidupan baru dengan menikah dan kemudian berpindah kota ke Iquique, Chili Utara dan memiliki anak. Ia juga memilih untuk banting setir meninggalkan tenis meja dengan melakukan bisnis mebel.

Meskipun pernah kembali mengambil raket untuk mengajarkan anaknya bermain tenis meja pada tahun 2003 dan kembali berkompetisi di tahun 2004 dan 2005, Tania lebih fokus membangun bisnisnya.

Selama melakoni bisnis selama bertahun-tahun, ia berpikir mimpinya untuk dapat tampil di Olimpiade telah terkubur dalam-dalam. Namun, setelah pandemi Covid-19, kehidupan berubah bagi Tania.

Kala itu, bisnis banyak yang tutup. Orang-orang juga tak dapat keluar rumah, begitu juga dengan dirinya. Di rumah, ia kemudian memutuskan untuk kembali bermain tenis meja hanya sekadar untuk berolahraga dan tidak hanya berdiam diri.

Namun, dari situ jiwa atletnya kembali hidup. Ia pun penasaran sejauh mana kemampuan yang dimilikinya setelah bertahun-tahun lamanya. Tak tinggal diam, Tania menghubungi federasi tenis meja di tempatnya tinggal dan kemudian bergabung dengan tim Iquique.

Kisah Inspiratif Tania Zeng  Salah Satu Atlet Tertua yang Wujudkan Mimpi Tampil di Olimpiade Paris 2024
Tania Zeng. (Foto: Instagram/taniazengchile)

Pada tahun 2021, Tania mulai mengikuti kejuaraan dan tanpa disangka, ia masih memiliki kemampuan tampil sebagai juara. Kemenangan yang diraihnya tentu memberikan rasa kepercayaan diri untuk terus bertanding meskipun lawannya berusia jauh lebih muda dan lebih prima.

Di tahun 2023, Tania mengikuti South American Table Tennis Championships dan meraih gelar juara pertama di turnamen tim, dan juara kedua di kategori tunggal dan ganda putri. Masih di tahun yang sama, ia juga mengikuti Pan American Games dan meraih medali perunggu pada nomor grup.

Setelah sederet kemenangan tersebut, ia memutuskan untuk meninggalkan seluruh pekerjaan lainnya dan hanya berfokus pada tenis meja.

Sang atlet juga mengikuti turnamen kualifikasi untuk Olimpiade Paris 2024 pada bulan Mei tahun ini. Setelah memenangkan match point, ia berhak untuk tampil di Olimpiade.

Tangis haru sontak pecah dari Tania, keluarga, orang-orang terdekat, ayahnya di China yang telah berusia 92 tahun, hingga warga Chili yang mendukungnya. Meskipun di Olimpiade ia harus tersingkir di babak Preliminary, setidaknya ia telah berhasil mencapai mimpinya yang sebelumnya telah terkubur. [rk]

Artikel Terkait Pilihan ThePhrase

 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic