leader

Kisah Inspiratif Teguh Fajar Santosa, Petani Milenial yang Awalnya Putus Sekolah hingga Dapat Beasiswa Kuliah

Penulis Rahma K
Jun 27, 2024
Teguh Fajar Santosa. (Foto: Instagram/teguh_fajar_2)
Teguh Fajar Santosa. (Foto: Instagram/teguh_fajar_2)

ThePhrase.id – Di Indonesia, pekerjaan sebagai petani identik sebagai profesi yang termarginalkan, dianggap remeh, dan dicap sebagai profesi dari kalangan bawah. Teguh Fajar Santosa sebagai seorang petani milenial ingin mengubah stigma tersebut.

Pasalnya, jika tak ada petani, maka tak ada pangan yang dihasilkan. Dengan begitu, tak ada hasil panen yang dijual, dan tak ada makanan di atas meja.

Menurutnya, sektor pertanian dan pangan tidak bisa terpisahkan karena pertanian menghasilkan pangan, dan pangan terlahir berkat partanian. "Jika petani enggan bertani, maka apa jadinya negeri ini?" ujar Fajar.

Pemuda kelahiran tahun 2002 tersebut memulai bertani karena alasan keterbatasan biaya untuk melanjutkan sekolah. Bak uluran tangan di kala masa gelap, bertani kini menjadi cahaya yang membantunya melanjutkan sekolah hingga memperbaiki kehidupannya.

Kisah Inspiratif Teguh Fajar Santosa  Petani Milenial yang Awalnya Putus Sekolah hingga Dapat Beasiswa Kuliah
Teguh Fajar Santosa. (Foto: Instagram/teguh_fajar_2)

Semua bermula di tahun 2017 ketika ia harus menerima keadaan tak dapat melanjutkan sekolah ke jenjang SMA setelah lulus dari SMP karena keterbatasan biaya.

Tak melanjutkan sekolah bukan berarti ia tinggal diam dan meratapi nasib. Fajar mencari cara untuk mengubah ekonomi keluarganya dan menemukan ide untuk bertani. Pada awalnya, ia menjadi petani kentang, wortel, kubis, cabai, dan tanaman lainnya di Desa Ratamba, Kecamatan Pejawaran, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.

Ia memanfaatkan lahan milik orang tua yang tak sempat digarap karena kesibukan sebagai buruh tani. Dari lahan seluas 2.500 meter persegi, hanya 1.500 meter persegi yang dapat dimanfaatkan. Modal awalnya juga hanya Rp700 ribu dari uang tabungan yang disimpannya.

Uang tabungan sekaligus modal tersebut habis untuk membeli benih-benih tanaman yang ditanamnya. Alhasil, ia harus memanfaatkan bahan-bahan di sekitarnya untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman, seperti menggunakan pupuk kotoran kambing miliknya.

Tak disangka, setelah empat bulan berlalu, ia berhasil memanen wortel hasil tanamnya dan mendapatkan penjualan yang mamuaskan, yakni Rp15,5 juta. Uang ini kemudian digunakan untuk beragam keperluan pertanian lainnya.

Kisah Inspiratif Teguh Fajar Santosa  Petani Milenial yang Awalnya Putus Sekolah hingga Dapat Beasiswa Kuliah
Teguh Fajar Santosa. (Foto: Instagram/teguh_fajar_2)

Sudah bisa menghasilkan duit tak membuat Fajar lupa akan pendidikannya. Ia melanjutkan pendidikannya di SMAN 1 Batur dan menjadi salah satu siswa berprestasi yang menginspirasi teman-temannya.

Fajar juga menggunakan uang tersebut untuk meningkatkan kualitas hidup dirinya dan keluarganya dengan merenovasi atap rumah yang bocor, hingga memenuhi keperluan sang ibu.

Setelah kembali bersekolah, Fajar tetap menekuni ladang dengan tanaman pilihannya. Ia nyaris tak memiliki waktu untuk bermain karena sepulang sekolah ia langsung bergegas ke ladang. Hebatnya, di sela-sela kepadatannya, ia masih meluangkan waktu untuk mengaji di musala dan belajar.

Meskipun karena itu juga ia dijauhi teman-teman karena tak lagi bermain bersama, Fajar tetap teguh dengan apa yang dilakukannya dan konsistem mengembangkan pertaniannya.

Usaha memang tak mengkhianati hasil, Fajar kini telah mememiliki segudang pencapaian dan prestasi yang impresif. Antara lain ia melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dengan Tani Foundation di Universitas Terbuka jurusan Agribisnis.

Kisah Inspiratif Teguh Fajar Santosa  Petani Milenial yang Awalnya Putus Sekolah hingga Dapat Beasiswa Kuliah
Teguh Fajar Santosa (kanan). (Foto: Instagram/teguh_fajar_2)

Peningkatan omzet dari hasil taninya ia pergunakan untuk membentuk berbagai lembaga pertanian seperti Koperasi Petani Kemenyan, UD. Pejuang Tani, Kelompok Tani Selaras Farm, hingga startup Santosa Agro.

Ia bahkan menggunakan sebagian keuntungannya untuk melakukan kegiatan sosial dan pelatihan gratis untuk masyarakat umum. Pasalnya, ia ingin kawasan pertaniannya menjadi tempat belajar bagi pemuda dari seluruh penjuru negeri.

Selain itu, Fajar juga ingin menghilangkan "pandangan negatif" dari dunia pertanian bagi anak muda yang membuat minat dalam industri ini berkurang.

"Mimpi saya ke depan adalah bagaimana sektor pertanian ini tidak dianggap remeh dan petani tidak dicap sebagai warga negara kelas dua di negeri agraris. Petani harus bangga dengan profesinya dan anak muda harus mengambil peran di sini. Bangkitlah wahai anak muda dari nina bobo zaman yang membuatmu pingsan tegak berdiri dengan pesawat Pancasila menuju masa depan cahaya," ungkapnya, dikutip dari Kemenpora RI.

Atas kisah hidupnya yang bisa menjadi inspirasi bagi orang lain, ia dianugerahi penghargaan dari lembaga pemerintah seperti Pemuda Pelopor Tingkat Nasional 2023 Kemenpora RI di bidang pangan, dan menjadi nomine YOung Ambassador Agriculture Kementerian Pertanian. [rk]

Artikel Terkait Pilihan ThePhrase

 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic