leader

Kolaborasi dengan MG di GJAW 2023, Ini Profil Seniman Abenk Alter

Penulis Rahma K
Mar 27, 2023
Kolaborasi dengan MG di GJAW 2023, Ini Profil Seniman Abenk Alter
ThePhrase.id – Sosok seniman Abenk Alter jadi sorotan berkat kolaborasinya dengan brand otomotif asal Inggris, Morris Garages (MG) di Gaikindo Jakarta Auto Week (GJAW) 2023 yang digelar pada pertengahan Maret 2023.

Abenk berkolaborasi untuk 'menggoreskan' karyanya pada mobil Sport Utility Vehicle (SUV) New MG ZS. Konsep yang diusung adalah Enjoy, terinspirasi dari cara berkendara di tengah jalanan Jakarta yang tak asing dengan kemacetan.

Dijelaskan oleh MG, Abenk menggunakan teknik 'fastline' atau menggaris cepat, yang membuat hasil akhir visualnya terlihat random atau acak, tetapi pada saat yang bersamaan aktraktif dan menarik. Ia juga mengatakan bahwa karyanya ini mengandung nuansa Brit Dynamic yang diunggulkan MG.

Abenk Alter kolaborasi dengan MG untuk New MG ZS. (Foto: Instagram/abenkalter)


"Kolaborasi MG x Abenk ALter ini adalah cara saya berkreasi dan mengeksplorasi serta menerjemahkan salah satu dari 4 nilai yang terkandung dalam Brit Dynamic yang selalu diunggulkan MG, yaitu desain yang cutting-edge," ujar Abenk, dilansir dari siaran pers tertulis MG.

Karakter ilustrasi karya Abenk sarat akan social consciousness dan keinginan untuk memberikan dampak positif bagi generasi muda. Ini sejalan dengan tujuan MG untuk mendekatkan diri ke segmen anak muda melalui kolaborasi ini.

Tentang Abenk


Abenk sendiri merupakan seorang seniman yang berbasis di Jakarta dan memiliki ciri khas karya dengan gaya neo cubism dan pop culture. Ia pernah terpilih sebagai salah satu dari 40 under 40: The Indonesia Vanguard of 2020 oleh Majalah Prestige Indonesia, dan berkolaborasi dengan brand global lainnya.

Abenk Alter. (Foto: Instagram/abenkalter)


Pria yang memiliki nama asli Rizqi Rizaldi Ranadireksa ini juga suka menggambar dan melukis sedari kecil. Namun, di luar pencapaiannya yang memukau dan kegemarannya pada melukis, Abenk sempat mengalami masa tersendat untuk menekuni bidang seni dan kegagalan dalam melukis.

Sebelum terjun ke dunia seni lukis, Abenk terlebih dahulu masuk dalam industri hiburan sebagai seorang musisi. Ia adalah vokalis dari grup musik Soulvibe yang tenar pada masanya di Tanah Air. Ia tergabung dalam grup musik ini sejak debutnya di tahun 2003 dan memutuskan untuk keluar di tahun 2014.

Namun, Abenk tidak pernah meninggalkan profesi serta passionnya dalam musik. Setelah keluar dari Soulvibe, Abenk memutuskan untuk menjadi seorang solois dan merilis album studio yang berjudul "Selamat Datang" (2014). Ia juga mengeluarkan singel-singel lain setelahnya seperti "Aura" (2016) dan "I Believe in Magic" (2018).

Abenk Alter. (Foto: Instagram/abenkalter)

Perjalanan karier di dunia seni


Dilansir dari Geometry, ketika masih tergabung dalam Soulvibe, ternyata Abenk menekuni kuliah jurusan Teknik Informasi. Jurusan yang jauh dari hobi dan minatnya, yakni menggambar dan melukis.

Berkuliah di jurusan itu membuatnya sadar bahwa menggambar bukanlah sekadar hobi baginya. Ia pun memutuskan untuk pindah ke jurusan Desain Komunikasi Visual (DKV). Pada awalnya motivasinya sederhana. "Yang penting gue bisa gambar," tandasnya.

Namun, akhirnya Abenk lulus dengan nilai yang baik dan matanya mulai terbuka lebih lebar dalam dunia seni. Ia juga terinspirasi dari karya Eko Nugroho, seorang pelukis asal Yogyakarta yang membuatnya menemukan identitas diri dalam berkesenian.

Abenk Alter. (Foto: Instagram/abenkalter)


Titik terang tersebut ia dapat dalam rentang empat tahun dari tahun 2012 hingga 2016 di mana ia menyelesaikan program studi pascasarjananya. Dalam prosesnya, ia mengaku menemukan kegagalan demi kegagalan dalam melukis.

"Gue tuh gagal-gagal terus melukis. Sampai kuliah S2 Filsafat Timur, baru ketemu metode dan proses berkaryanya. Mungkin di situ baru ada jalannya," ujar Abenk, dilansir dari Detik.com.

Ia baru menemukan karakter lukisannya di akhir tahun 2016 karena terbawa pemikiran tesis yang ia kerjakan, masukan dari teman-teman, ide dari beberapa seniman lain, hingga baru dari situlah karakter lukisannya muncul secara natural.

"Jadi bisa dibilang karakter itu muncul secara natural, dan dari situ terus gue kembangkan dan sesuaikan dengan tema atau pesan yang ingin disampaikan. Gue ingin bisa menyeimbangkan sisi komersial dan seni murni di setiap karya," beber Abenk, dilansir dari Geometry. [rk]

Tags Terkait

 
Related News

Popular News

 

News Topic