ThePhrase.id – Lala Ayu Kantari merupakan mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) yang berhasil meraih gelar Doktoral pada usia yang tergolong sangat muda yaitu 25 tahun.
Melalui Program Beasiswa Pendidikan Magister menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU) dari Direktorat Jenderal Sumber Daya Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Kemristekdikti, Lala merampungkan studinya pada Departemen Teknik Sistem dan Industri.
Lala Ayu Kantari. (Foto: its.ac.id)
Penelitian Lala berfokus pada pengadaan jasa transportasi perusahaan. Dalam rantai pasok perusahaan, penyediaan jasa transportasi merupakan salah satu tahapan yang penting. Tetapi dalam praktiknya, masih terdapat perusahaan yang sudah melakukan kontrak dengan penyedia jasa transportasi, tetapi masih membutuhkan pengadaan secara on-demand untuk memenuhi permintaan konsumen.
Melalui gagasan dan disertasinya, Lala mengkaji kedua sistem pengadaan jasa transportasi tersebut. Ia mengatakan bahwa jasa transportasi dapat diperoleh melalui sistem kontrak dan on-demand.
Perbedaannya, pada sistem kontrak, penawaran yang hadir tidak fleksibel tetapi memiliki harga yang lebih murah. Sebaliknya, sistem on-demand memiliki fleksibilitas, tetapi harga serta ketersediaannya tidak pasti.
Untuk menjembatani kedua sistem tersebut, Lala meneliti keuntungan dan kerugian untuk kemudian membuat kombinasi tepat yang tidak merugikan perusahaan.
Berdasarkan analisanya, sistem gabungan keduanya menunjukkan bahwa perusahaan perlu mengelola jumlah pengadaan on-demand yang proporsional. Hal ini dikarenakan akan berpengaruh pada ketepatan waktu pengiriman dan biaya.
Ia juga menyatakan bahwa perusahaan perlu lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan saat terjadi fluktuasi permintaan. Namun, dengan mempercepat waktu layanan, meningkatkan ketersediaan armada, dan mempertimbangkan alur yang cocok, hal tersebut dapat diatasi.
“Karena melalui strategi yang tepat maka suatu perusahaan bisa mendapatkan keuntungan dari penyediaan transportasi ini,” ujar perempuan kelahiran tahun 1996 ini.
Menurut Lala, penelitian yang dilakukannya memiliki beberapa keuntungan daripada penelitian sebelumnya, dan hasil dari penelitiannya dapat membantu perusahaan dalam menyediakan jasa transportasi. Terlebih lagi, disertasinya juga dapat menjadi acuan dalam melakukan penyocokan antara penyedia jasa transportasi dan pengirim demi mendapatkan kepuasan bagi semua pihak.
Penelitian berjudul A Study of Contract and On-Demand in Transportation Services Sourcing karya Lala ini telah dipresentasikan pada tiga konferensi internasional dan dipublikasikan pada dua jurnal internasional.
“Jurnal ini adalah hasil program Peningkatan Kualitas Publikasi Internasional (PKPI) selama empat bulan bersama Prof Per Hilletofth dari Jönköping University,” ungkap Lala.
Lala Ayu Kantari saat melakukan presentasi ide penelitiannya di Bangkok, Thailand. (Foto: its.ac.id)
Tak semuanya mulus, meski lulus dan mendapatkan gelar doktor di usia yang sangat muda, Lala juga menghadapi beberapa kesulitan saat melakukan penelitian. Di antaranya adalah sulitnya memperoleh data biaya, dan juga sulitnya mereplika sistem nyata menjadi simulasi.
Meski begitu rintangan yang ia hadapi tak mematahkan semangatnya. Lala berharap, penelitian yang ia lakukan dapat terus dikembangkan dan memunculkan ide-ide baru.
“Saya juga berharap penelitian ini dapat menjadi pedoman bagi perusahaan dalam beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan ketidakpastian pasar,” tutur Lala.
Di luar aktivitas kampus, Lala juga menjabat sebagai Vice President dari ISCEA Indonesia. ISCEA itu sendiri adalah singkatan dari International Supply Chain Education Alliance, atau organisasi yang mensertifikasi rantai pasokan atau supply chain di dunia dengan memberikan edukasi dan pelatihan. [rk]