Maggha Karaneya, Remaja Penampung Bayi-Bayi Terlantar

ThePhrase.id – Maggha Karaneya adalah seorang remaja yang berjiwa sosial tinggi. Ketika remaja lain pada usia 15 tahun masih asyik bermain dengan teman-temannya, Maggha sudah memiliki inisiatif untuk menampung bayi-bayi yang diterlantarkan oleh orang tua mereka.

Pada tahun 2015, Maggha dibantu orang tuanya mendirikan Yayasan Metta Mama & Maggha secara legal. Yayasan tersebut menampung bayi-bayi terlantar untuk menjadi tempat yang aman bagi mereka, dan juga menampung calon ibu yang ditolak oleh keluarganya.

Di awal berdirinya, Maggha dengan beberapa bidan yang direkrut merawat 3 bayi. Hingga ulang tahun Yayasan Metta Mama & Maggha yang ke-6, sudah ada sejumlah 25 bayi yang diasuh dan 40 yang sudah diadopsi.

Kini Yayasan MM & M telah memiliki banyak perawat berkualitas yang rutin diberikan program pembinaan. Yayasan ini juga memiliki program sukarelawan serta donor yang mencakup sumbangan ASI yang sangat penting bagi para bayi.

Bertempat di Denpasar, Bali, yayasan yang didirikan Maggha dan ibunya ini memiliki bangunan yang luas dan memadai untuk tumbuh kembang bayi-bayi tersebut. Selain bangunan yang luas, terdapat juga taman yang luas serta fasilitas pendukung seperti monitor bayi, CCTV, dan lain-lain.

Keluarga Filantropi

Keinginannya mendirikan sebuah ‘tempat aman’ untuk para bayi tersebut bukan tak beralasan. Ia dibesarkan di lingkungan keluarga yang mementingkan berbagi, beramal, dan membantu orang yang membutuhkan. Ketika anak lain dibikinkan pesta saat berulang tahun, Maggha diajak ke rumah-rumah orang yang kurang beruntung oleh kedua orang tuanya untuk merayakan dengan memberi sumbangan.

Kedua orang tua Maggha ingin membimbing anak-anaknya menjadi pribadi yang penuh kasih dan bersyukur. Hal ini juga tak lepas dari neneknya yang terkenal di masyarakat Bali dengan sumbangan amal dengan berbagai tujuannya.

Keluarganya dapat dikatakan sebagai keluarga filantropi atau orang-orang yang mencintai sesama manusia dengan menyumbang waktu, uang, dan tenaga untuk menolong orang lain.

Suatu hari, Maggha diajak ke sebuah panti asuhan lokal yang ternyata memiliki pendanaan yang buruk. Melihat keadaan tersebut, hati Maggha tergerak untuk membantu bayi-bayi yang terlantar agar dapat diasuh di tempat yang layak, mendapat kasih sayang saat masa tumbuh kembang, serta mendapat kesempatan yang sama.

Homeschooling

Perempuan kelahiran tahun 1999 itu masih duduk di bangku sekolah menengah ketika mendirikan yayasan yang menampung bayi terlantar. Sebagai solusi agar tetap bisa menjalani yayasan tersebut, tapi juga menjalani pendidikannya, Maggha memilih untuk homeschooling.

“Waktu saya sampaikan keinginan ini pada keluarga, sempat ada keraguan karena pada saat itu usia saya masih 14 tahun. Butuh komitmen seumur hidup untuk bisa menjalaninya. Namun karena saya membicarakan hal ini setiap hari, Mama akhirnya membaca keseriusan tersebut. Sejak itu saya berhenti sekolah dan homeschooling demi fokus menjalankan yayasan,” ujar Maggha dikutip dari Herworld.

Maggha sudah memiliki kedewasaan dan pandangan menjadi social worker sebagai masa depannya. Meski yayasan tersebut dibangun dengan sang ibu, Maggha lah yang mengepalai yayasan dan secara aktif terlibat mengurus bayi-bayi tersebut sembari menyelesaikan tahun terakhir sekolahnya.

Kini Maggha juga menjalani pendidikan mengenai manajemen untuk lebih banyak terlibat dalam proses adopsi. Agar bayi-bayi yang diasuh di yayasannya berada di tangan orang tua asuh yang tepat.

Berkat jiwa sosialnya yang tinggi, Maggha dikagumi oleh berbagai kalangan. Ide, keberanian, dan hati besarnya diacungi jempol oleh banyak orang. Pada tahun 2019 ia juga terpilih menjadi Young Heroes 2019 pada acara Kick Andy yang diadakan oleh Metro TV. Dengan memenangkan ajang ini, Maggha berharap tidak ada lagi bayi yang dibuang dan diterlantarkan. [rk]