lifestyle

Makin Marak Dibicarakan di Media Sosial, Apa yang Dimaksud dengan Manchild?

Penulis Rahma K
Jun 15, 2025
Ilustrasi manchild. (Foto: Freepik/cookie_studio)
Ilustrasi manchild. (Foto: Freepik/cookie_studio)

ThePhrase.id – Baru-baru ini, istilah manchild tengah ramai dipergunakan masyarakat dunia di media sosial. Ini dikarenakan penyanyi pop Sabrina Carpenter baru saja merilis single terbaru dengan judul "Manchild". Namun, lebih dari sekadar lagu, manchild ternyata merupakan sebuah fenomena di kehidupan nyata.

Secara harfiah, manchild berasal dari gabungan dua kata dalam bahasa Inggris: man (laki-laki dewasa) dan child (anak-anak). Ketika digabungkan, istilah manchild merujuk pada seorang pria yang secara usia tergolong dewasa, tetapi memiliki sifat dan perilaku kekanak-kanakan. Definisi yang serupa juga dijabarkan oleh kamus Merriam-Webster, yakni seorang pria yang memiliki sifat seperti anak kecil.

Laki-laki yang dapat dikategorikan sebagai manchild adalah mereka yang secara fisik dan usia telah dewasa, bahkan telah memiliki pekerjaan, tergolong mapan, memiliki pasangan dan juga keluarga, tetapi cara berpikir hingga sikapnya masih seperti anak kecil.

Beberapa contoh sifat kekanak-kanakan dari seorang manchild adalah egois, malas, dan mengandalkan perempuan untuk mengasuhnya, serta bergantung pada perempuan dalam segala hal. Jika telah berkeluarga, banyak dari pria dengan seperti ini umumnya untuk lepas tanggung jawab dari kewajiban mengurus anak dan keluarga.

Mereka yang disebut sebagai manchild juga sulit untuk mengelola emosi, mudah tersinggung, sering membuat drama alam hubungan, menghindari tanggung jawab apapun bentuknya, ingin dimanjakan, tidak dapat diandalkan, selalu ingin menjadi pusat perhatian, mudah marah atau ngambek, tak memikirkan orang lain, dan juga tak mau berkembang.

Hidup berdampingan dengan seseorang yang memiliki sifat manchild bisa sangat melelahkan, baik secara emosional ataupun secara fisik. Dalam hubungan romantis, pasangan bisa merasa seperti “mengasuh anak” alih-alih membangun relasi setara. Ketimpangan peran ini dapat menimbulkan stres, menurunkan kepuasan hubungan, bahkan berdampak pada kesehatan mental dan kelanggengan hubungan.

Sayangnya, fenomena manchild masih dianggap sebagai sesuatu yang wajar di berbagai belahan dunia. Hal ini sering kali dikaitkan dengan stereotip maskulinitas dan juga budaya patriarki dalam masyarakat. 

Psikolog menyebut bahwa perilaku manchild bisa berakar dari pola asuh masa kecil, trauma emosional, atau kurangnya proses pendewasaan selama masa remaja. Misalnya, anak laki-laki yang selalu dimanjakan tanpa diajarkan tanggung jawab, cenderung tumbuh menjadi pria yang tidak siap menghadapi kenyataan kehidupan dewasa.

Fenomena manchild bukanlah sekadar istilah yang viral di media sosial, tapi mencerminkan realitas yang sering terjadi dalam hubungan personal maupun keluarga. Ciri-cirinya bisa dikenali dari pola perilaku yang berulang.

Jika dibiarkan, kondisi ini dapat berdampak negatif pada kualitas hubungan dan kesejahteraan orang-orang di sekitarnya. Karena itu, penting untuk memahami dan mengenali tanda-tandanya sejak dini agar dapat diatasi dengan pendekatan yang tepat. [rk]

Tags Terkait

Artikel Terkait Pilihan ThePhrase

 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic