leader

Mangku Sitepoe, Dokter Bertarif Rp 10.000

Penulis Rahma K
Oct 15, 2021
Mangku Sitepoe, Dokter Bertarif Rp 10.000
ThePhrase.id – Dokter Mangku Sitepoe seorang dokter yang membuka praktik dengan tarif yang sangat murah yakni Rp 10.000 saja. Ia melakukan ini untuk membantu orang-orang yang kurang beruntung dan membutuhkan pelayanan kesehatan.

Dokter Mangku Sitepoe. (Foto: Krisna-Oktavianus/Klikdokter)

Awal Mula Membuka Praktik Murah


Ceritanya dimulai ketika ia dan beberapa rekannya yang tergabung pada satu gereja yakni gereja Santo Yohanes Penginjil, berinisiatif untuk melakukan kegiatan bakti sosial pengobatan gratis.

Kepercayaan yang dipegang mereka adalah atruisme, yakni tindakan perhatian terhadap kesejahteraan orang lain tanpa memperhatikan diri sendiri. Orang yang melakukannya disebut sebagai altruis. Dengan kepercayaan ini, dokter Mangku dengan rekan lainnya membangun pengobatan gratis secara cuma-cuma.

Ya, cuma-cuma alias gratis, beserta obat-obatan. Layanan pengobatan tersebut dibuka setiap hari Minggu setelah ibadah di gereja. Tetapi, keinginan untuk membuat pengobatan gratis tersebut berkesinambungan makin besar. Ditambah keinginan untuk membantu orang-orang yang memiliki penyakit yang harus sering berobat. Sehingga dijadikanlah hari pengobatan Rabu dan Sabtu.

Klinik pertama dibangun di Jalan Sambas, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan pada tahun 1995. Klinik tersebut bernama Klinik Pratama Bhakti Sosial Kesehatan. Karena makin ramai, dibuatlah klinik kedua pada tahun 1996 yang bertempat di Jalan Raya Kebayoran Lama No. 295.

Dokter Mangku Sitepoe. (Foto: youtube/Maybank)


Hingga saat ini, klinik kedua tersebut menjadi tempat dokter Mangku mengobati pasiennya. Sehingga hal tersebut membuat dokter Mangku telah mendedikasikan dirinya untuk membantu sesama dalam bidang medis lebih dari 20 tahun.

Namun, klinik yang awalnya gratis total tersebut kemudian pada tahun 2000-an memberlakukan tarif. Tarif pertama yang diberikan adalah Rp2.500. Alasannya adalah karena terdapat oknum-oknum tidak bertanggung jawab yang mempergunakan kebaikan dokter-dokter tersebut sebagai ajang mencari uang.

"Tarif ini bukan untuk bayar dokter. Cuma banyak yang nakal, setelah dapat obat dari sini, obatnya malah dijual lagi," ujar dokter Mangku, dilansir dari laman klikdokter.

Mereka berobat secara gratis, tetapi malah menjual obat tersebut dan meraup keuntungan sendiri. Maka dari itu diberikan tarif yang murah. Makin ke sini tarif tersebut menjadi Rp10.000 yang notabenenya masih sangat murah untuk biaya layanan kesehatan.

Namun, jika ada pasien yang tidak mampu membayar, klinik tetap dapat memberikan pengobatan secara gratis. Karena kembali lagi pada niat awal mendirikan klinik dengan jiwa altruisme.

Sederhana Menggunakan Mikrolet


Dokter Mangku Sitepoe. (Foto: Rengga Sancaya/detikHealth)


Dokter yang telah berusia 80-an tahun itu datang ke tempat praktik menggunakan mikrolet, atau sekarang lebih sering disebut angkot alias angkutan kota. Ia mengatakan bahwa tak jarang sopir mikrolet tersebut menolak dibayar. Alasannya karena dokter Mangku telah berlaku baik kepada banyak orang, yang membuat sopir tersebut juga ingin berbuat kebaikan.

“Lihat betapa kebaikan itu bisa membawa kebaikan lainnya. Saya percaya, apa yang kamu tabur, itu juga yang akan kamu tuai. Kalau kamu menabur kebaikan, maka kamu akan menuai kebaikan juga. Saya juga percaya, setiap orang pasti punya sisi ingin menolong orang yang disebut altruisme itu,” ujar dokter Mangku.

Dokter Mangku juga berpesan pada dokter-dokter muda dalam melayani pasien untuk tidak hanya berfokus pada uang. Tetapi lebih kepada keinginan membantu mengobati penyakit dan 'mempertahankan kehidupan seseorang', sesuai dengan sumpah dokter.

“Jadi marilah berbuat baik bagi sesama. Pokoknya saya mau berbuat baik untuk sesama sampai saya mati,” tegas dokter mangku.

Mengawali Pendidikan Sebagai Dokter Hewan


Dokter Mangku Sitepoe. (Foto: youtube/Maybank)


Meski telah mendedikasikan dirinya sebagai dokter yang membantu manusia selama berpuluh-puluh tahun, ternyata awal perjalanan dokter Mangku sebagai dokter bukan sebagai dokter umum, melainkan dokter hewan.

Dilansir dari laman Universitas Gadjah Mada (UGM) press, dokter Mangku mengawali pendidikan sarjananya sebagai dokter hewan pada UGM (1963). Dokter Mangku kemudian mengambil pendidikan kedokteran (1978) pada Universitas Sumatera Utara.

Kala itu, ia yang telah menjadi dokter hewan ditempatkan kembali ke kampung halamannya. Bukannya mengobati hewan, dokter Mangku malah diminta mengobati warga di sana yang sakit, karena  belum ada dokter pada saat itu. Berangkat dari kejadian tersebut akhirnya dokter Mangku mengambil pendidikan kedokteran agar dapat membantu manusia. [rk]

Tags Terkait

-

Artikel Terkait Pilihan ThePhrase

 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic