lifestyleRelationship

Memahami Codependent Relationship: Ketergantungan yang Tidak Sehat dalam Hubungan

Penulis Rahma K
Dec 07, 2024
Ilustrasi codependent relationship. (Foto: Freepik/yanalya)
Ilustrasi codependent relationship. (Foto: Freepik/yanalya)

ThePhrase.id – Apakah kamu pernah mendengar istilah codependent relationship? Bentuk hubungan satu ini bukan hanya terjadi dalam hubungan yang romantis, melainkan bisa juga terjadi dalam hubungan keluarga dan persahabatan.

Seperti namanya, hubungan codependent adalah yang saling bergantung antara satu sama lain. Sekilas, bentuk hubungan ini mungkin memiliki konotasi positif. Namun, aslinya tak demikian karena codependent relationship tergolong pada hubungan yang tidak sehat.

Berbeda dengan 'saling bergantung' dalam hal positif seperti yang dilakukan pasangan pada hubungan yang sehat, ketergantungan terhadap satu sama lain dalam hubungan codependent tidaklah imbang. Di mana satu pihak terus menjadi pemberi atau 'giver' dan yang lainnya menjadi penerima atau 'taker'.

Ketika berada dalam suatu hubungan yang dekat dan erat, banyak orang yang memiliki keinginan untuk terus memberi. Tak jarang juga ditemukan orang-orang yang dalam memberi sekaligus berkorban dengan meninggalkan keinginan dirinya sendiri agar pasangannya bahagia.

Namun, saat seiring berjalannya waktu, sang pemberi menyadari bahwa hal-hal yang dikorbankannya dan diusahakan untuk pasangan tak mendapatkan balasan positif dan juga tak mendapatkan balasan yang setimpal.

Hubungan macam ini lah yang disebut dengan codependent relationship, di mana sebuah pola kebutuhan melengkapi satu sama lain tercipta dengan tidak sehat dan berat sebelah. Satu pihak terus memberi, dan pihak lainnya terus menerima tanpa peran yang berubah.

Memahami Codependent Relationship  Ketergantungan yang Tidak Sehat dalam Hubungan
Ilustrasi codependent relationship. (Foto: Freepik)

Letak kebergantungan satu sama lain adalah sang 'giver' bergantung pada perannya sebagai pemenuh kebutuhan pasangan meskipun merasa lelah dan stres. Sementara itu sang 'taker' bergantung pada bantuan si pemberi untuk menjalani hidupnya.

Hal yang diberi dan diterima ini bentuknya pun beragam, baik kebutuhan emosional, fisik, hingga materi. Saat hubungan yang tak sehat ini telah berjalan lama, maka si pemberi akan merasa nilai atau tujuan hidupnya terikat pada kemampuan untuk membantu, memberi, menyenangkan, atau bahkan menyelamatkan si penerima.

Karena perasaan ini telah muncul, maka lambat laun si pemberi akan merasakan ketakutan yang besar hingga merasa identitasnya hilang dan harga dirinya terancam apabila perannya sebagai pemberi hilang.

Sedangkan si penerima akan terbiasa diberi dan perlahan merasa kebergantungan terhadap apa yang telah diberikan. Ia akan merasa tak perlu bertanggung jawab atas hidup atau emosinya karena terus di'asuh' oleh sang pemberi. 

Dengan pengertian ini, jelas bahwa ciri-ciri dari hubungan codependent adalah adanya ketergantungan, pengorbanan yang berlebih, kontrol dan manipulasi, kesulitan dalan menetapkan batasan, hingga rasa harga diri yang rendah.

Sementara itu untuk penyebabnya, terdapat berbagai faktor yang memengaruhi seseorang dalam codependent relationship. Antara lain adalah trauma masa kecil, pengalaman yang buruk dalam hubungan sebelumnya, pola asuh dalam keluarga yang salah, dan kurangnya identitas diri. [rk]

Artikel Terkait Pilihan ThePhrase

 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic