leader

Menaikkan Kelas Singkong, Profesor Achmad Subagio Ciptakan Tepung dan Beras Alternatif

Penulis Rahma K
Nov 05, 2021
Menaikkan Kelas Singkong, Profesor Achmad Subagio Ciptakan Tepung dan Beras Alternatif
ThePhrase.id – Achmad Subagio adalah seorang profesor dan guru besar pangan dan pertanian dari Universitas Jember. Ia berhasil menciptakan inovasi tepung berbahan dasar singkong bernama modified cassava flour atau Mocaf.

Profesor Achmad  melihat bahwa dalam waktu dekat, Indonesia akan kekurangan beras karena jumlah penduduk yang terus meningkat. Sedangkan lahan yang dapat ditanami komoditas pangan tidak bertambah, tetapi malah berkurang.

Menurutnya,  tepung yang banyak digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, misalnya tapioka, memiliki produksi nasional yang kurang imbang dengan kebutuhannya. Menurut statistik, produksi nasional tapioka adalah 3-4 juta ton, sedangkan kebutuhan nasional adalah 4-5 juta ton. Kekurangan tersebut ditutupi dengan impor.

Profesor Achmad Subagio. (Foto: mediaindonesia.com)

Membuat Alternatif dari Singkong


Singkong sebagai alternatif pangan karbohidrat kerap dikaitkan dengan ‘kemiskinan’. Pasalnya, masyarakat kelas bawah di Indonesia yang tidak sanggup membeli beras, dan alternatifnya adalah memakan singkong.

Maka dari itu beras dianggap sebagai makanan pokok yang ‘naik kelas’ bagi kelas bawah. Sedangkan fenomena kekurangan beras sudah mulai terlihat secara nyata. Untuk ‘menaikkan kelas’ singkong, profesor yang akrab dipanggil Bagio ini mencari jalan keluar agar singkong dapat menjadi pangan yang diminati masyarakat.

Hal ini dikarenakan, dari sisi produktivitas, singkong merupakan salah satu tanaman paling efisien untuk fotosintesis, sehingga produksinya sangat tinggi. Kebutuhan budidayanya sangat kecil, karena kebanyakan yang diambil adalah karbohidratnya, dan karbohidratnya merupakan bentuk kompleks, jadi tidak cepat membuat lapar lagi.

Berbekal studi S2 dan S3-nya di negeri sakura, Jepang, lebih tepatnya pada Osaka Prefecture University, ia mencoba mengembangkan singkong menjadi bahan baku makanan yang bisa diturunkan menjadi makanan lain.

Profesor Bagio juga terinspirasi dari kunjungan studinya ke Avebe Corp di kota Veedam, Belanda. Di sana, ia mengunjungi pabrik pengolahan kentang menjadi pati atau tepung. Akhirnya pada tahun 2004, ia mengembangkan singkong menjadi tepung yang diberi nama Mocaf.

Profesor Achmad Subagio dengan mesin pengupas singkong di Jerman. (Foto: radioidola.com/dok. Pribadi)


Singkong yang diambil adalah yang beracun, karena produktivitasnya lebih tinggi. Dan juga profesor Bagio telah menciptakan teknologi yang dapat menghilangkan racun tersebut dan diproses menjadi tepung. Berinovasi, kini Mocaf juga telah menggunakan singkong yang tidak beracun.

Tepung mocaf itu juga dikembangkan tanpa bau dan rasa dari singkong. Profesor Bagio menciptakan teknologi untuk mengurangi bau dan rasa singkong pada tepung. Sehingga, ketika dicampur dengan bahan beras untuk diolah menjadi kue, rasa yang muncul dari tepung tersebut adalah tawar.

Selain sebagai tepung, Mocaf juga memproduksi singkong menjadi beras. Produk tersebut diberi nama Singsaras (Singkong Sawut Beras). Singkong tersebut di’sawut’ atau diparut menjadi bentuk seperti beras.

Untuk menciptakan inovasi-inovasi tersebut, tentu membutuhkan alat. Sebagai seorang penemu dan ilmuwan, profesor Bagio menciptakan alat-alat tersebut. Tak hanya untuk keperluan produksi usaha Mocaf, tetapi juga untuk keperluan rumah tangga, UMKM, hingga industri besar berskala internasional.

Profesor Achmad Subagio dengan instalasi pupuk cair yang dibangun di Nigeria, Afrika. (Foto: radioidola.com/dok. Pribadi)

Tidak Mematenkan Hak Cipta Temuannya


Uniknya, profesor Bagio tidak mematenkan hak cipta semua hasil penelitian dan penemuannya. Alasannya, agar masyarakat luas dapat mengadopsi serta mengembangkan temuannya tersebut.

"Saya selalu berkomitmen bahwa ilmu itu harus bermanfaat. Tidak hanya berhenti sampai untuk keperluan ilmuwannya saja. Melepaskan dahaga dari hausnya ilmuwan itu perlu, tetapi lebih perlu lagi adalah menyelesaikan masalah yang ada di masyarakat," ungkap profesor Bagio.

Jadi, siapapun yang datang ke profesor Bagio untuk mendapatkan ‘resep’ atau ‘rumus’ dari produk-produk Mocaf, akan ia berikan, baik dalam bentuk pelatihan atau bentuk lainnya. Kini inovasinya sudah beragam, seperti pasta, mie, dan lain-lain. [rk]

Tags Terkait

-

Artikel Terkait Pilihan ThePhrase

 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic