lifestyleRelationship

Mengenal Dry Begging, Gaya Komunikasi Pasif-Agresif yang Jadi Red Flag dalam Hubungan

Penulis Rahma K
Oct 04, 2025
Ilustrasi dry begging. (Foto: Freepik)
Ilustrasi dry begging. (Foto: Freepik)

ThePhrase.id – Meminta tolong, perhatian, bantuan, atau bahkan materi dari pasangan adalah perilaku yang wajar ketika tidak berlebihan. Namun, tidak semua orang bisa melakukan atau mengetahui cara meminta bantuan, bahkan untuk hal-hal tergolong sederhana.

Sebagai jalan keluarnya, mereka akan melakukan hal yang disebut dengan dry begging. Bukan solusi yang positif, dry begging justru dinilai sebagai alternatif yang red flag. Tetapi, apa yang dimaksud dengan dry begging?

Dry begging adalah sebuah tindakan meminta tanpa mengutarakannya secara langsung, melainkan melalui kode halus atau sindiran yang samar. Contohnya adalah alih-alih mengatakan “Tolong bantu aku bawa tas ini karena berat”, orang yang gemar melakukan dry begging akan mengatakan “Aduh tas ini berat nih, tapi aku bawa sendiri aja deh, tidak apa-apa”.

Psikoterapis Darren Magee menjelaskan bahwa dry begging adalah bentuk manipulasi emosional yang beroperasi lewat sinyal yang tidak jelas dan menimbulkan rasa kewajiban pada pihak lain, tanpa permintaan yang tegas, dikutip dari New York Post.

Senada, dilansir dari Verywell Mind, terapis Claudia de Llano mengatakan bahwa dry begging adalah sebuah gaya berkomunikasi pasif-agresif yang bertujuan untuk menarik rasa kewajiban atau rasa bersalah pada lawan bicara agar mau membantu mereka.

Pasif-agresif sendiri disebut sebagai cara berkomunikasi yang berbahaya bagi kesehatan mental kedua belah pihak, menurut penelitian. 

Sejalan dengan itu, dry begging juga disebut sebagai perilaku yang red flag dalam hubungan karena dapat menimbulkan siklus kebingungan, kelelahan emosional, dan juga frustrasi bagi pasangan yang menerima dry begging.

Mengenal Dry Begging  Gaya Komunikasi Pasif Agresif yang Jadi Red Flag dalam Hubungan
Ilustrasi dry begging. (Foto: Freepik/pressfoto)

Mengapa orang melakukan dry begging? Terdapat berbagai alasan seseorang melakukan hal ini. Terapis Aerial Cetnar mengatakan sebagian orang benar-benar tidak tahu bagaimana cara meminta hal yang mereka butuhkan. 

Sebagian lainnya melakukan dry begging karena cara mereka dibesarkan, yakni di lingkungan yang membuat merasa tidak nyaman atau sungkan untuk meminta pada orang lain. Selain itu, kurangnya keterampilan komunikasi asertif juga bisa menjadi alasan orang melakukan dry begging.

Ketakutan ditolak atau dianggap terlalu menuntut juga merupakan salah satu faktornya. Huffpost mengatakan dry begging juga dikaitkan dengan narsisme, di mana orang yang melakukannya memiliki rasa berhak yang tinggi.

Untuk menghindari dry begging dan membangun hubungan yang sehat, ahli menyarankan agar masing-masing pihak berusaha mengomunikasikan kebutuhan secara terbuka dan langsung. 

Membuka dialog dengan pertanyaan seperti “Apa yang kamu butuhkan dari aku sekarang?” dikatakan dapat membantu mencegah kebingungan dan kelelahan emosional. 

Sadar akan pola dry begging dan mengubahnya menjadi komunikasi jujur juga merupakan langkah penting agar sebuah hubungan tumbuh dengan saling pengertian dan bukan sekadar tebakan yang menguras energi.

Pada akhirnya, ketika sebuah hubungan tidak berlandaskan kemampuan berkomunikasi yang baik, maka hubungan tersebut akan jauh dari kata sehat. Karena seperti dikutip dari New York Post, terapis hubungan Hope Kelaher mengatakan kunci hubungan yang sehat dan berjangka panjang adalah kemampuan untuk berkomunikasi dan memahami satu sama lain pada tingkat yang sangat rentan. [rk]

Artikel Pilihan ThePhrase

 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic