lifestyle

Mengenal Olfactory Fatigue, Adaptasi Alami Indra Penciuman yang Sering Tak Disadari

Penulis Rahma K
Oct 12, 2025
Ilustrasi. (Foto: Freepik/lookstudio)
Ilustrasi. (Foto: Freepik/lookstudio)

ThePhrase.id – Pernah kah kamu masuk ke suatu ruangan dengan bau yang menyengat, tetapi setelah beberapa lama berada di dalam ruangan tersebut, bau tersebut tak lagi tercium? Fenomena ini dinamakan dengan olfactory fatigue atau nose blindness.

Bukan sekadar istilah modern, konsep adaptasi penciuman ini merupakan hal yang dipelajari dalam dunia fisiologi dan ilmu penciuman. Konsepnya telah dibahas sejak akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, terutama dalam studi mengenai bagaimana reseptor bau "beradaptasi" terhadap rangsangan yang terus-menerus.

Sementara itu istilah "olfactory fatigue" sendiri muncul dalam literatur yang lebih modern sebagai istilah ringkas untuk fenomena ini.

Deskripsi dari olfactory fatigue itu sendiri adalah kondisi ketika indera penciuman manusia menjadi terbiasa dengan suatu aroma setelah terpapar dalam waktu tertentu. Kondisi ini juga disebut sebagai ketidakmampuan membedakan bau setelah menciumnya beberapa lama.

Fenomena ini merupakan contoh dari adaptasi saraf atau neural adaptation. Setelah mencium aroma yang sama untuk beberapa waktu, maka saraf penciuman akan "terbiasa" dan tak lagi peka dengan aroma tersebut.

Secara biologis, fenomena ini terjadi karena sel reseptor penciuman di hidung mengalami proses yang disebut desensitisasi. Setelah terpapar aroma yang sama terus-menerus, reseptor mengurangi respons listriknya ke otak.

Mengenal Olfactory Fatigue  Adaptasi Alami Indra Penciuman yang Sering Tak Disadari
Ilustrasi mencium parfum. (Foto: Freepik/ArtPhoto_studio)

Proses ini juga melibatkan bagian otak seperti olfactory bulb, yang bertugas memproses sinyal bau. Karena sinyal yang dikirim ke otak berkurang, otak pun menilai aroma itu sebagai "normal" dan berhenti memperhatikannya.

Tujuan aroma yang sama tak lagi "diperhatikan" adalah agar sistem saraf tidak kewalahan menerima rangsangan yang sama secara terus menerus. Dengan melakukan ini, maka saraf akan lebih siap untuk mendeteksi aroma yang baru yang lebih penting atau mencurigakan seperti bau asap atau gas.

Beberapa contoh kejadian olfactory fatigue adalah ketika melakukan testing parfum terhadap beberapa merek atau botol yang berbeda, tetapi lama-lama baunya menjadi sama. Contoh lain adalah ketika masuk ke rumah makan yang wanginya semerbak ketika masuk, tetapi setelah makan di dalamnya tak lagi tercium dengan kuat.

Olfactory fatigue juga merupakan istilah untuk momen ketika kamu mengenakan parfum yang cenderung kuat, tetapi setelah beberapa jam kamu tak lagi bisa mencium aroma parfummu sendiri, padahal orang lain bisa menciumnya. Hal ini sering membuat orang menyemprot parfum berlebihan karena mengira wanginya sudah hilang, padahal ini dikarenakan hidung kita yang telah beradaptasi.

Dengan contoh-contoh di atas, maka dapat dikatakan bahwa penyebab olfactory fatigue adalah durasi paparan sebuah aroma yang lama, terlalu banyak mencium berbagai aroma di waktu yang singkat, dan juga faktor individu seperti sensitivitas penciuman, kondisi hidung, atau bahkan faktor genetik juga bisa memengaruhi cepat atau lambatnya seseorang mengalami fenomena ini.

Olfactory fatigue merupakan hal yang wajar terjadi dan kemampuan penciuman akan pulih kembali setelah beberapa menit hingga beberapa jam. Untuk mengatasinya dengan cepat, kamu dapat berpindah ke tempat dengan udara segar dan mencium aroma yang netral seperti biji kopi untuk "mereset" hidung. [rk]

Artikel Pilihan ThePhrase

- Advertisement -
 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic