lifestyle

Mengenal Retail Therapy, Tindakan Berbelanja untuk Perbaiki Mood

Penulis Rahma K
Oct 15, 2022
Mengenal Retail Therapy, Tindakan Berbelanja untuk Perbaiki Mood
ThePhrase.id – Setiap orang memiliki hal berbeda-beda yang dapat membuat dirinya merasa lebih baik ketika sedang merasa sedih, stres, atau down. Salah satunya adalah dengan retail therapy.

Retail therapy atau atau terapi retail adalah tindakan di mana seorang individu berbelanja atau shopping untuk membuat dirinya merasa lebih baik akibat stres dan mengembalikan mood yang hilang atau berantakan.

Sebuah studi berjudul The benefits of retail therapy: Making purchase decisions reduces residual sadness (2014) mengatakan bahwa cara ini merupakan cara yang efektif untuk mengubah suasana hati yang down.

Ilustrasi berbelanja. (Foto: pixabay/gonghuimin468)


Lantas, mengapa berbelanja dapat membuat hati menjadi lebih senang? Menurut studi tersebut, perasaan sedih, stres, atau cemas umumnya berakar dari perasaan tak berdaya atau powerless.

Berbelanja menawarkan perasaan kontrol yang berlawanan dengan apa yang sedang dirasakan pada saat tersebut.

Bahkan, sekadar window shopping atau melihat-lihat dan tidak membeli juga dapat 'mengobati' rasa powerless tersebut. Ini dikarenakan individu memiliki kontrol akan sesuatu, yaitu melakukan pembelian atau tidak, sehingga membuat merasa lebih berdaya.

Studi lainnya yang berjudul Retail Therapy: A Strategic Effort to Improve Mood (2011) mengatakan bahwa berbelanja, terutama yang tak direncanakan dapat membantu meredakan suasana hati yang buruk dan dampaknya bertahan lama setelah pembelian.

Dituliskan juga bahwa terapi ritel umumnya tidak melibatkan efek negatif seperti penyesalan, rasa bersalah, kecemasan, atau kesusahan lainnya.

Ilustrasi seorang wanita berbelanja. (Foto: unsplash/Arturo Rey)


Pasalnya, terapi retail ini juga kerap dikaitkan dengan kekhawatiran akan berbelanja terlalu banyak atau overspending. Bahkan, dikhawatirkan juga akan mendorong perilaku konsumtif yang berkelanjutan dengan kedok retail therapy.

Namun, seperti yang dituliskan pada penelitian di atas, hal tersebut bukanlah casenya karena para pelaku terapi retail tidak merasakan penyesalan setelahnya. Justru, sebagian besar individu yang melakukan cara ini tetap berada dalam budget mereka ketika melakukannya.

Manfaat


Seperti yang telah dijelaskan di atas. Manfaat utama dari retail therapy adalah yang berhubungan dengan manfaat psikologis seperti mengembalikan mood dari kejadian yang membuat individu merasa sedih, stres, badmood, maupun kesal.

Selain itu, cara ini dapat membantu membuat individu merasa memegang kendali dan merasa memiliki pilihan. Maka dari itu, dapat memberikan rasa bahagia dan kepuasaan tersendiri, meskipun tidak melakukan pembelian sekalipun.

Ilustrasi berbelanja dan memilih baju. (Foto: pexels/Ksenia Chernaya)


Terakhir, retail therapy juga bermanfaat untuk memberikan distraksi. Meskipun dampaknya tidak singkat, tetapi tidak dapat dikatakan sepanjang itu pula. Berbagai hal di pusat perbelanjaan dapat menjadi distraksi apabila berbelanja offline. Jika berbelanja online, berbagai barang lucu juga dapat menjadi distraksi dari segala perasaan negatif.

Cegah agar tidak berlebihan


Kendati demikian, pada sebagian individu yang lainnya, kebiasaan sering berbelanja dapat menjerumuskan pada perilaku konsumtif yang terlampau berlebihan. Dikhawatirkan hal ini dapat merembet ke hal-hal yang tidak diinginkan seperti terus berbelanja meskipun tidak memiliki uang dan memilih untuk berutang.

Melansir laman Healthline, kunci agar tidak terjerumus pada kebiasaan konsumtif adalah moderasi atau sikap sederhana. Pada dasarnya, memang setiap hal harus dilakukan dengan seperlunya dan tidak berlebihan, begitu juga dengan retail therapy ini.

Jika pelakunya menggunakan tindakan berbelanja untuk mengatasi setiap kesulitan secara konsisten, maka cara ini menjadi berubah menjadi tidak ideal untuk menangani mood yang sedang tidak baik. [rk]

Tags Terkait

-

Artikel Terkait Pilihan ThePhrase

 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic