lifestyle

Mengenal Tradisi Puasa Mutih Menjelang Pernikahan dalam Budaya Jawa

Penulis Rahma K
May 03, 2025
Ilustrasi calon pengantin. (Foto: Freepik/bristekjegor)
Ilustrasi calon pengantin. (Foto: Freepik/bristekjegor)

ThePhrase.id – Sebagai negara yang memiliki segudang budaya dari berbagai suku, tak heran jika masyarakat Indonesia memiliki tradisi-tradisi unik untuk berbagai acara atau kegiatan. Salah satunya adalah tradisi puasa mutih yang dilakukan sebelum melangsungkan pernikahan.

Seperti namanya, mutih dilakukan dengan hanya mengonsumsi makanan dan minuman yang berwarna putih saja. Makanan dan minuman yang dikonsumsi saat puasa mutih antara lain adalah nasi putih dan juga air putih, tanpa disertai lauk-pauk ataupun bumbu lain.

Tradisi yang berasal dari dan dilakukan oleh suku Jawa ini merupakan sebuah ritual yang dilakukan sebagai bagian dari persiapan batin menjelang pernikahan. Tujuannya adalah untuk memutihkan atau membersihkan jiwa seseorang sebelum menikah, alias penyucian diri.

Pasalnya, warna putih melambangkan kesucian, kebersihan, dan kepolosan. Maka dari itu, dengan hanya mengonsumsi makanan dan minuman yang berwarna putih maka calon pengantin diharapkan dapat membersihkan tubuh dan pikiran dari hawa nafsu dan dosa-dosa sebelum memasuki babak kehidupan yang baru.

Selain itu, puasa mutih juga dipercaya dapat membuat calon pengantin memancarkan aura yang positif, lebih bercahaya, dan juga memesona pada hari pernikahan karena telah mengurangi makanan yang membuat tubuh berkeringat atau merusak riasan.

Untuk waktu dan durasinya, terdapat beberapa anjuran yang bisa dilakukan, mulai dari tiga hari, satu minggu, hingga 40 hari sebelum akad nikah dilangsungkan. Sebagian suku Jawa juga melakukan mutih dengan anjuran jumlah hari yang ganjil atau dilakukan di tanggal ganjil.

Cara melakukan puasa ini mirip dengan puasa yang dilakukan oleh umat Islam di bulan Ramadan, yaitu sahur sebelum Azan Subuh dan berbuka setelah Azan Maghrib. Perbedaannya adalah saat sahur dan berbuka hanya diperbolehkan mengonsumsi makanan dan minuman yang berwarna putih.

Terdapat pro dan kontra terhadap tradisi satu ini. Dari sudut pandang kesehatan, puasa mutih dikatakan belum dapat dibuktikan secara riset akan manfaatnya. Pasalnya, tubuh membutuhkan nutrisi lain selain karbohidrat dari nasi yang harus dipenuhi, seperti protein, lemak, vitamin, serat, dan lain-lain. Dengan hanya mengonsumsi nasi putih dan air putih, maka dikhawatirkan calon pengantin dapat mengalami kekurangan gizi jika puasa mutih dilakukan dalam jangka waktu yang lama.

Selain itu, puasa mutih bukanlah ajaran agama Islam, tetapi merupakan bagian dari tradisi kejawen. Masih banyak orang yang salah pengertian dengan memahami tradisi ini sebagai ajaran agama Islam. Puasa ini memang tidak dilarang, namun ulama seperti Buya Yahya menyarankan memperlakukan puasa ini sebagai puasa sunnah. [rk]

Artikel Terkait Pilihan ThePhrase

 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic