leader

Mengenang Sosok Abdul Malik Fadjar, Penggagas Hari Buku Nasional dan Tokoh Muhammadiyah yang Bersahaja

Penulis Rahma K
May 17, 2024
Abdul Malik Fadjar. (Foto: wantimpres.go.id)
Abdul Malik Fadjar. (Foto: wantimpres.go.id)

ThePhrase.id – Selamat Hari Buku Nasional (Harbuknas), sobat The Phrase! Pada Harbuknas tahun ini, kenalan yuk dengan sosok di balik penggagas peringatan ini, yakni Menteri Pendidikan Nasional era Kabinet Gotong Royong, Abdul Malik Fadjar.

Peringatan Hari Buku Nasional pertama kali dirayakan di Indonesia pada tahun 2002. Kala itu, Abdul Malik Fadjar yang menjabat sebagai Menteri Pendidikan Nasional mencetuskan ide ini dengan tujuan agar masyarakat Indonesia lebih banyak membaca buku.

Pasalnya, seperti yang diketahui, minat membaca masyarakat Indonesia masih rendah dibandingkan negara-negara lain di Asia. Maka dari itu, Harbuknas ini diharapkan dapat mendorong, mengajak, dan menginspirasi lebih banyak masyarakat untuk membaca buku.

Selain itu, Harbuknas juga diusulkan oleh Abdul Malik Fadjar karena kala itu angka penjualan buku di Indonesia sangat rendah. Hal ini ditandai dengan hanya 18 ribu buku per tahun yang dicetak di Indonesia, jauh dari negara Asia lain seperti Jepang yang mencetak 40 ribu buku per tahun. Dengan dirayakan peringatan Harbuknas, Abdul Malik berharap dapat meningkatkan penjualan buku dalam negeri.

Tanggal 17 Mei sendiri dipilih menjadi tanggal peringatan Hari Buku Nasional karena pertepatan dengan berdirinya Perpustakaan Nasional, yakni pada 17 Mei 1980. 

Selain dikenal sebagai tokoh pencetus Hari Buku Nasional, Abdul Malik Fadjar juga dikenal sebagai tokoh Muhammadiyah. Sebagai tokoh Muhammadiyah, ia digambarkan sebagai pribadi yang bersahaja, gigih, berpikiran maju, inklusif, dan penuh prestasi di bidang pendidikan.

Mengenang Sosok Abdul Malik Fadjar  Penggagas Hari Buku Nasional dan Tokoh Muhammadiyah yang Bersahaja
Abdul Malik Fadjar. (Foto: kemenkopmk.go.id)

Diketahui, Abdul Malik Fadjar memiliki minat dan kepedulian yang besar terhadap dunia pendidikan. Saat menempuh pendidikan di Pendidikan Guru Agama Atas (PGAA) Negeri Yogyakarta, ia aktif berorganisasi di Pelajar Islam Indonesia (PII).

Abdul Malik Fadjar juga pernah menjadi guru muda di Sekolah Rakyat V dan VI Taliwang, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Ia juga aktif pada kegiatan Muhammadiyah di Sumbawa, menjadi pengurus Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Sumbawa Besar, hingga mendirikan Sekolah Menengah Ekonomi Atas (SMEA) Muhammadiyah Sumbawa Besar.

Pendidikan tingginya ia jalani di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Kalijogo Yogyakarta cabang Fakultas Tarbiyah Malang (sekarang UIN Malang) dan lulus di tahun 1972. Di tahun 1981, ia telah merampungkan pendidikan S2 dengan gelar Master of Science dari Department of Educational Research, Florida State University, Amerika Serikat.

Di pemerintahan, Abdul Malik Fadjar pernah menjabat sebagai Menteri Agama Kabinet Reformasi Pembangunan (1998-1999) pada masa kepresidenan B. H. Habibie. Jabatan selanjutnya adalah Menteri Pendidikan Nasional (2001-2004) pada masa kepresidenan Megawati Soekarnoputri.

Sosok yang lahir pada 22 Februari 1939 di Yogyakarta tersebut juga pernah menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Indonesia ad-interim dari bulan April hingga Oktober 2004.

Masa jabatan terakhirnya di pemerintahan adalah sebagai Dewan Pertimbangan Presiden Indonesia mulai 2015 hingga 2019 di masa kepresidenan Joko Widodo.

Pada 7 September 2020 pukul 19.00 WIB Abdul Malik Fadjar berpulang di usia 81 tahun. Upacara pemakaman dilangsungkan satu hari setelahnya pada 8 September 2020 di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan dan dipimpin oleh Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia, Muhadjir Effendy. [rk]

Artikel Terkait Pilihan ThePhrase

 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic