
ThePhrase.id – Di penghujung tahun 2025, pasar Indonesia menunjukkan dinamika yang menuntut visi strategis dan adaptasi untuk dapat tetap kompetitif. Pergeseran permintaan dan perubahan kondisi pasar otomotif lokal membentuk pola baru yang kian kompleks.
Berdasarkan laporan Gaikindo pada Q3 tahun 2025 dan analisis pasar otomotif lokal oleh PwC Indonesia (2025), struktur permintaan konsumen terlihat bergeser. Beberapa segmen melemah, sementara segmen lain menunjukkan ketahanan dan pertumbuhan. Fenomena ini mencerminkan perubahan preferensi konsumen Indonesia.
Ricky Thio, Chief Operating Officer PT Eurokars Motor Indonesia, memberikan perspektif strategis mengenai kondisi tersebut. Menurutnya, dinamika ini menegaskan bahwa keputusan pembelian kendaraan kini semakin multidimensional.
Ricky menekankan bahwa terdapat beberapa faktor dalam pembelian kendaraan di Indonesia. Konsumen kini semakin cermat menilai Total Ownership Cost (TOC), yang mencakup biaya aftersales (service & maintenance), biaya registrasi dan administrasi, hingga nilai jual kembali (resale value).
Namun, faktor tersebut tidak berdiri sendiri. Ekosistem otomotif dipengaruhi pula oleh elemen eksternal, seperti regulasi pemerintah, dinamika industri, dan kesiapan infrastruktur, semuanya membentuk momentum pasar dan arah preferensi konsumen.
Selain perhitungan rasional seperti biaya kepemilikan, Mazda juga melihat bahwa keputusan pembelian kendaraan kini ditentukan oleh supplement factors, seperti reliabilitas, kualitas produk, efisiensi bahan bakar, keamanan, kenyamanan berkendara, dan nilai emosional antara pengendara dan kendaraannya.
Untuk tahun 2026, Mazda melihat peluang pemulihan yang bertahap. Semester pertama diperkirakan masih stabil, sementara akselerasi pertumbuhan dapat terjadi pada semester kedua. Pemulihan ini memerlukan prasyarat seperti stabilitas sosial, birokrasi yang memudahkan, kompetisi industri yang positif, dan sinergi lintas ekosistem.
“Kurva daya beli diharapkan kembali naik. Dengan ekosistem yang sehat dan kolaboratif, industri ini akan menemukan momentumnya,” ujar Ricky.
Untuk menjaga relevansi di tahun 2026, Mazda akan menerapkan strategi segmentasi yang lebih presisi, membidik konsumen yang mengutamakan kenyamanan berkendara, kebanggaan terhadap desain dari mobil yang dimiliki, serta menghargai nilai emosional dalam kepemilikan kendaraan.
Selain penyempurnaan strategi segmentasi, di tahun 2026, Mazda juga akan meluncurkan beberapa model baru, mayoritas SUV, selaras dengan kebutuhan pasar Indonesia yang menekankan utilitas dan kenyamanan.
Mazda juga menunjukkan komitmen investasi jangka panjangnya melalui pembangunan Training Center baru untuk memperkuat ekosistem mulai dari penjualan hingga aftersales.
Mazda meyakini masa depan industri otomotif Indonesia adalah perpaduan antara logika dan rasa, didefinisikan melalui kualitas produk, desain yang memiliki jiwa, dan pengalaman berkendara yang menciptakan hubungan emosional kuat dengan pengendara. [rk]