ThePhrase.id – Meskipun dilanda kontroversi gender selama bertanding di Olimpiade Paris 2024, petunju putri asal Aljazair, Imane Khelif berhasil membungkam para haters dengan memenangkan medali emas tinju di nomor women's 66 kg.
Keberhasilannya meraih medali emas ini membuat dirinya menjadi atlet perempuan Aljazair pertama yang memenangkan medali emas di cabang olahraga tinju. Ia juga menjadi petinju Aljazair pertama yang meraih medali di Olimpiade sejak Mohamed Allalou di tahun 2000, dan petinju Aljazair pertama membawa pulang medali emas sejak Hocine Soltani di tahun 1996.
Pada laman Instagram pribadinya, ia menyampaikan rasa bahagianya dapat mewujudkan cita-citanya meraih medali emas di ajang olahraga bergengsi dunia tersebut. Ia juga mengatakan bahwa ia bangga karena terus berdiri dan berjuang.
"Dari mimpi ke kenyataan, perjalanan ini adalah emas. Bangga berdiri di puncak untuk negara saya dan untuk mereka yang percaya. Perjuangan tidak pernah berhenti, hanya saja semakin kuat," tulisnya, seakan-akan membuktikan keberhasilannya untuk terus berjuang meskipun banyak yang menjatuhkannya.
Diketahui, pada laga babak 16 besar di kelas 66 kg putri Olimpiade Paris 2024, Imane bertanding melawan Angela Carini asal Italia, Kamis (1/8). Pertandingan ini berlangsung dengan mengejutkan karena berakhir hanya dalam 46 detik saja.
Angela Carini mengaku mundur dari pertandingan karena tak sanggup menghadapi Imane dan ia mendapatkan rasa sakit yang belum pernah ia rasakan sebelumnya setelah mendapatkan pukulan dari Imane di atas ring tinju.
Hal ini sontak menjadi sorotan dunia, termasuk sosok Imane yang kemudian dituduh sebagai seorang laki-laki secara biologis atau transgender yang bertanding di kategori putri.
Suasana makin keruh karena fakta bahwa Imane pernah didiskualifikasi dari kejuaraan tinju dunia pada tahun 2023 lalu, yakni IBA Women's World Boxing Championships 2023 karena gagal dalam tes kelayakan jenis kelamin oleh Asosiasi Tinju Internasional (IBA).
Kendati demikian, sebelum kontroversi diskualifikasi pada tahun 2023 dan keributan di Olimpiade 2024 ini, Imane telah bertanding sebagai petinju putri selama bertahun-tahun. Sang ayah juga mengklarifikasi bahwa ia merupakan perempuan sejak lahir dengan menunjukkan akta kelahiran sang atlet.
Tak tinggal diam, Komite Olimpiade Internasional (IOC) pun buka suara menanggapi hal ini. Pihak IOC menegaskan bahwa jenis kelamin atlet didasarkan pada paspor dan Imane telah memenuhi seluruh peraturan kelayakan pendaftaran kompetisi, termasuk peraturan medis.
Dengan begitu, ia dapat melanjutkan perjalanannya untuk merebut emas di cabor tinju nomor women's 66 kg. Meski sempat mendapat perundungan dari publik secara online di media sosial, ia tak terpuruk dan bangkit. Imane justru menyampaikan pada publik untuk menegakkan prinsip Olimpiade dan tidak mem-bully atlet.
"Saya menyampaikan pesan saya kepada seluruh masyarakat dunia agar menaati prinsip Olimpiade sesuai dengan Piagam Olimpiade dan menghindari tindakan bully terhadap atlet, karena hal tersebut memiliki dampak yang besar dan dapat menghancurkan manusia, membunuh pola pikir, dan memecah belah orang," tuturnya pada stasiun televisi Aljazair.
Dengan mental yang tangguh, Imane akhirnya dapat melaju melalui babak 16 besar, perempat final, semifinal, hingga ke babak final melawan wakil dari China, Yang Liu, serta memenangkannya dengan medali emas.
Selain Olimpiade Paris 2024, Imane telah menorehkan prestasi pada berbagai kejuaraan tinju. Beberapa di antaranya seperti medali emas pada African Amateur Boxing Championships 2022, medali emas pada Mediterranean Games 2022, medali perak pada IBA Women's World Boxing Championships 2022, medali emas pada Arab Games 2023, dan lain-lain. [rk]