ThePhrase.id – Waktu terbaik untuk mudik sering kali menjadi perbincangan, terlebih lagi ketika mendekati waktu libur Lebaran seperti saat ini. Tak sedikit masyarakat yang memilih mudik di siang hari, tetapi banyak juga lebih gemar mudik di malam hari.
Setiap orang memiliki preferensi, langkah, dan cara sendiri ketika akan melakukan perjalanan panjang menggunakan kendaraan pribadi. Terutama ketika akan melakukan perjalanan mudik saat masih berpuasa.
Ada yang lebih senang mudik di siang hari, tetapi ada juga yang lebih memilih untuk memulai perjalanan di malam hari selepas berbuka puasa. Lalu, kapan waktu mudik yang lebih baik?
Secara umum, dalam penempuh perjalanan jauh menggunakan kendaraan pribadi seperti mudik Lebaran lebih disarankan di siang hari. Karena, pada siang hari tubuh manusia sedang dalam kondisi yang aktif. Selain itu, siang hari memberikan visibilitas yang lebih baik daripada malam hari.
Tetapi, di saat yang sama, karena alasan tersebut, banyak orang yang juga keluar dan memulai perjalanan di saat matahari masih bersinar. Alhasil, kemacetan pun terjadi, terlebih lagi saat puncak arus mudik. Selain itu, volume kendaraan yang lebih tinggi di siang hari membuat risiko kecelakaan lebih tinggi.
Maka dari itu, banyak orang yang lebih memilih untuk mudik di malam hari. Selain jalanan lebih lengang, di malam hari pengemudi juga dapat mengonsumsi makanan karena telah berbuka puasa.
Namun, mengemudi di malam hari juga memiliki sisi negatifnya, yakni visibilitas pengemudi akan terbatas karena gelap, pengemudi akan lebih rentan mengalami rasa kantuk, dan juga tak ditemani penumpang karena penumpang cenderung akan tidur.
Dengan demikian, pilihan pagi maupun malam hari dalam memulai perjalanan mudik memiliki sisi positif dan negatifnya. Masyarakat memiliki kebebasan untuk memilih dengan catatan memperhatikan beberapa hal.
Pertama adalah baterai istirahat, terutama pengemudi, diperlukan baterai istirahat yang cukup, baik mudik di siang maupun malam hari. Tidurlah delapan hingga sembilan jam terlebih dahulu sebelum mulai mengemudi jarak jauh. Rasa kantuk adalah musuh utama saat berkendara.
Ilustrasi kemacetan mudik di malam hari. (Foto: Canva Pro/pixaoppa/pixabay)
Kedua adalah pertimbangkan visibilitas. Apakah kamu memiliki visibilitas mata yang baik? Jika kamu salah satu yang sulit berkendara di malam hari karena merasa mendapatkan visibilitas yang kurang meskipun telah mengenakan kacamata, maka ada baiknya lebih memilih mudik di pagi hari.
Tetapi jika kamu memiliki mata yang presisi, terlebih lagi tanpa harus menggunakan kacamata, serta yakin dapat melihat dengan baik di malam hari, tak ada salahnya memulai mudik di malam hari.
Terakhir adalah kepadatan jalan atau kemacetan. Riset terlebih dahulu dengan menonton atau membaca berita tentang kondisi jalan, serta mencari tahu rute terbaik yang harus diambil untuk mengetahui kepadatan jalan. Barulah dapat menentukan perjalanan pagi atau malam hari untuk menghindari kemacetan.
Namun, jika kamu melakukan perjalanan mudik dengan waktu yang leluasa dan tidak lebih mudah terpapar rasa stres akibat terjebak dalam kemacetan, maka kamu dapat mudik di pagi hari dan menikmati perjalanan dengan keluarga untuk visibilitas yang lebih baik dan jam biologis tubuh yang lebih optimal. [rk]