ThePhrase.id – Dewasa ini, banyak anak bangsa yang berinovasi menciptakan motor listrik produk Indonesia, salah satunya Niko Questera yang mendirikan Quest Motors.
Pada tahun 2021, Niko mendirikan Quest Motors dan telah meluncurkan unit perdananya yang diberi nama Atom Alpha. Bahkan, Quest Motors juga telah mengikuti pameran otomotif terbesar di Indonesia pada November 2021 silam yakni Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS).
Sebelum mendirikan Quest Motors, Niko merupakan Engineer atau Insinyur di Tesla, perusahaan kendaraan listrik kelas dunia. Niko bekerja di Tesla sebagai Senior Firmware Integration Engineer dari 2015 hingga 2018.
Niko Questera. (Foto: instagram/evani_jesslyn)
Perjalanannya untuk diterima di perusahaan milik Elon Musk itu tidaklah mudah. Saat masih berkuliah di Purdue University, Indiana, Amerika Serikat (AS) jurusan Teknik Elektro, Niko pertama kali mengetahui Tesla melalui job fair atau pameran pekerjaan.
Pada tahun 2009 tersebut, mobil listrik belum setenar sekarang, apalagi nama Tesla. Niko yang tertarik pada dunia otomotif itu kemudian mencari tahu tentang Tesla.
“Kita melakukan riset, ini (Tesla) company apa nih, oh bikin mobil listrik, teknologinya seperti ini, ini tidak pernah ada di mana-mana, dan kebetulan saya memang juga hobi mobil, maka saat itu mulai apply,” ungkap Niko, dilansir dari Detik.
Lamaran kerja Niko tidak langsung diterima. Ia harus mencoba bertahun-tahun hingga akhirnya diterima. Selama itu juga, Niko mencoba memasukan lamaran di perusahaan lain dan diterima di perusahaan otomotif Honda. Lebih tepatnya, pada Stanley Electric yang merupakan divisi lighting di Honda.
Setelah mencoba beberapa kali, Niko baru mengetahui bahwa ia harus memiliki pengalaman beberapa tahun di industri yang sama untuk dapat diterima di Tesla. Pada tahun 2014, Niko akhirnya mendapatkan kesempatan interview tetapi gagal. Hingga akhirnya pada tahun 2015 ia diterima di Tesla.
“Kebetulan saya paling tertarik sama mobil saat itu, saya menaruh effort lebih untuk apply dan juga nungguin posisi baru untuk saya apply lagi setiap harinya, sampai kahirnya dapat,” ungkap Niko.
Keluar dari Tesla
Niko Questera saat masih bekerja di Tesla. (Foto: instagram/nikoquest)
Setelah bekerja di dua perusahaan otomotif yang berbeda yakni di Jepang dan AS, ia merasakan betul perbedaan kultur bekerjanya. Jika yang tadinya bekerja di perusahaan Jepang sangat ‘kerja rodi’ karena banyak yang bekerja hingga subuh, dan ia bahkan pernah memiliki rekor bekerja selama 38 jam nonstop, ternyata di Tesla lebih berat.
Pengalamannya bekerja di Honda menjadi bekalnya bekerja di Tesla. Tetapi, satu setengah tahun awal bekerja ia sudah merasa cukup lelah. Meski begitu, ia memikirkan keputusan ingin keluar hingga satu setengah tahun, membuat total bekerja di Tesla 3 tahun.
“Berapa lama dan bagaimana pemikiran buat keluar dari Tesla? Cukup lama, satu tahun setengah mikirnya. Soalnya satu tahun setengah pertama udah langsung cukup capek. Tapi ya tentunya, yang pertama kali terngiang-ngiang tentunya uang,” ungkap Niko.
Pasalnya, gajinya di Tesla dapat mencapai Rp 1 miliar per tahunnya. Tetapi tekadnya telah bulat untuk keluar pada tahun 2018.
Niko pun kembali ke Indonesia dan bekerja di perusahaan bernama Ekrut selama 3 tahun. Satu tahun ia bekerja secara remote dari Amerika Serikat, dan dua tahun di Indonesia.
Mendirikan Quest Motors
Niko Questera. (Foto: instagram/nikoquest)
Sebagai seorang yang berkepribadian introvert, Niko tidak pernah berpikir untuk menjadi seorang CEO. Tetapi, berkat dukungan dari sang istri yang juga merupakan entrepreneur, pada akhir 2020 ia memberanikan diri untuk mendirikan usaha sendiri.
“Saya itu dari dulu orangnya lumayan tidak percaya diri. Saya juga tidak terlalu percaya bahwa orang introvert itu tuh bisa jadi CEO,” ujarnya.
Kendati demikian, ia berhasil mendirikan Quest Motors pada tahun 2021 dan telah meluncurkan produk pertamanya di tahun yang sama. Sebanyak 30 unit yang diproduksi pertama kali telah terjual. Berikutnya, ia akan memproduksi lagi 100 unit.
Poin utama dari usaha yang didirikannya adalah timnya adalah talenta-talenta kreatif bangsa, produknya diproduksi di Indonesia, dan juga tidak mengimpor barang yang sudah jadi dari luar negeri.
Niko Questera. (Foto: instagram/quest.motors)
“Kelebihan kita itu, kita punya R&D tim dari day 1. Kita mempunyai idealisme tersendiri di mana kita itu gak mau main impor udah jadi. Kita bikin perusahaan motor listrik ini karena kita ingin menunjukkan, kita ingin showcase, bahwa Indonesia itu bisa bikin sesuatu yang bukan hanya sekedar nyontek,” tandas Niko.
Niko bersama Quest Motors akan terus memproduksi motor berkualitas. Ia juga memiliki mimpi besar untuk bersama-sama perusahaan swasta atau pribadi lainnya untuk membuat teknologi yang Indonesia belum punya sebelumnya. [rk]