ThePhrase.id – Universitas Gadjah Mada (UGM) baru saja melakukan pergantian rektor dan Ova Emilia, terpilih sebagai rektor yang baru. Ia pun menorehkan catatan sejarah sebagai perempuan kedua yang menjabat sebagai rektor UGM.
Ova Emilia terpilih menjadi rektor dari tiga calon rektor UGM lainnya yang mengikuti tahapan Pemilihan dan Penetapan Rektor oleh Majelis Wali Amanat (MWA) UGM pada Jumat, 20 Mei 2022 di Balai Senat UGM. Dua calon lainnya adalah Bambang Agus Kironoto dan Deendarlianto.
Dari ketiga kandidat tersebut, Ova Emilia memenangkan suara terbanyak dengan jumlah 21 suara. Sedangkan kandidat lainnya, Bambang Agus Kironoto mendapatkan satu suara, dan Deendarlianto mendapatkan tiga suara.
“Kami sudah melakukan voting, dan hasilnya adalah Prof. Bambang Agus Kironoto memperoleh satu suara, Prof. Deendarlianto tiga suara, dan Prof. Ova Emilia memperoleh 21 suara. Dengan demikian calon rektor terpilih adalah Prof. Ova Emilia,” terang Ketua MWA UGM, Pratikno.
Prof. Ova Emilia. (Foto: ugm.ac.id)
Pemilihan dan Penetapan Rektor tersebut dihadiri oleh 17 anggota MWA secara luring, dan satu anggota secara daring. Di antara anggota yang hadir secara luring adalah Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Makarim, Sri Sultan Hamengkubuwono X, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Mochamad Basuki Hadimuljono, Menteri Luar Negeri, Retno L.P. Marsudi, dan Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi.
Pemilihan rektor baru UGM ini telah melalui serangkaian proses seleksi bakal calon rektor dan pemilih rektor yang berlangsung sejak tanggal 24 Januari 2022. Tahapan pendaftaran serta seleksi administrasi meloloskan enam bakal calon rektor yang kemudian diseleksi menjadi tiga calon rektor pada Rapat Pleno Senat Akademik pada tanggal 12 Mei lalu.
Ova Emilia memenangkan pemilihan tersebut dengan strategi dan program kerja antara lain adalah memperkuat pendidikan transdisiplin yang mendorong kewirausahaan sosial, kemandirian dan keberagaman, memperkuat pengabdian yang komprehensif dan berkesinambungan untuk penyelesaian permasalahan wilayah dengan melibatkan sivitas akademika dan alumni, serta memperkuat atmosfer kampus yang sehat, ramah lingkungan, berbudaya, dan bertanggung jawab secara sosial.
Guru Besar Fakultas Kedokteran
Ova Emilia adalah seorang Guru Besar Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM yang juga menjabat sebagai dekan sejak tahun 2016. Selain sebagai dekan, ia juga menjabat sebagai Ketua Asosiasi Fakultas Kedokteran Negeri Indonesia sejak tahun 2018.
Lahir di Yogyakarta, 19 Februari 1964, Ova Emilia merupakan sarjana UGM dan lulus pada tahun 1987. Ia kemudian melanjutkan studi S2-nya di University of Dundee, Skotlandia pada tahun 1990.
Setelah itu, ia kembali ke Indonesia untuk mengambil pendidikan dokter spesialis Obstetri dan Ginekologi di UGM dari tahun 1996-2000. Tak berhenti di situ, Ova Emilia juga mengambil S3 Clinical Teaching di University of New South Wales dan pendidikan dokter subspesialis di UGM pada tahun 2009.
Setelah berkiprah pada bidang pendidikan selama bertahun-tahun, Ova dikukuhkan sebagai guru besar oleh UGM pada 21 April 2016. Ia merupakan guru besar pertama pada bidang Pendidikan Kedokteran di Indonesia.
Prof. Ova Emilia. (Foto: ugm.ac.id)
Pengukuhannya sebagai guru besar ini dikatakan sebagai gerbang perubahan, karena merupakan pengakuan profesi dokter di Bidang Pendidikan Kedokteran sebagai guru besar pertama di Indonesia.
"Jika Bidang Pendidikan Kedokteran semula masih belum mendapatkan perhatian yang baik, kini dengan pengukuhan ini maka karier seorang ahli Pendidikan Kedokteran mulai mendapat pencerahan akan masa depannya," tutur Ova Emilia, dilansir dari laman resmi UGM.
Ia juga mengajak semua pihak, baik akademisi pada fakultas kedokteran, praktisi kedokteran, dan juga Kementerian Kesehatan RI untuk bersama-sama meningkatkan kualitas dokter, demi kesejahteraan masyarakat Indonesia.
"Life-long learning merupakan kontrak yang tidak bisa ditawar saat seseorang memilih profesi dokter. Begitu pula dengan life-long innovation dalam pendidikan kedokteran merupakan keniscayaan seiring perubahan yang terjadi dalam sistem pelayanan kesehatan. SDM andal yang dihasilkan oleh pendidikan kedokteran berkualitas tentu diharapkan menghasilkan pelayanan yang prima," ujar Ova.
Selain itu, Ova Emilia juga memiliki berbagai pengalaman menulis buku dan jurnal internasional, serta pengalaman membangun inovasi, advokasi, dan kebijakan. Salah satunya adalah ia membentuk kurikulum bagi dokter untuk pelayanan KB menjadi model pelatihan yang diangkat secara nasional pada tahun 2012-2020. [rk]