ThePhrase.id - Dalam era digital ini, media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari bagi banyak orang. Namun, di balik konektivitas yang dibawa oleh media sosial, ada dampak negatif yang seringkali diabaikan, terutama terkait dengan kesehatan mental.
Media sosial sering menjadi sumber citra kehidupan yang ideal dan sempurna, yang seringkali memicu perasaan tidak puas dengan kehidupan sendiri. Hal ini dapat mengarah pada peningkatan tingkat kecemasan, depresi, dan merasa rendah diri
Selain itu, cyberbullying yang kerap terjadi dapat menyebabkan trauma emosional, depresi, dan kecemasan. Perilaku seperti body shaming, penghinaan, dan pelecehan verbal di media sosial dapat meninggalkan luka mendalam bagi korbannya.
Tak jarang, rasa takut ketinggalan atau FOMO (Fear of Missing Out) yang disebabkan oleh penggunaan media sosial berlebihan dapat mengganggu fokus dan konsentrasi. Individu sering merasa tertekan untuk terus terhubung dengan media sosial, mengakibatkan gangguan dalam menjalani aktivitas sehari-hari serta berinteraksi sosial yang sehat.
Penggunaan media sosial yang berlebihan juga bisa menjadi candu yang mengganggu kehidupan sehari-hari dan hubungan sosial. Orang yang kecanduan media sosial mungkin merasa cemas dan tidak nyaman ketika tidak dapat mengakses platform tersebut.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami perlunya mengambil waktu untuk beristirahat dari media sosial demi kesejahteraan mental yang lebih baik.
Dilansir dari halodoc.com, media sosial dapat menjadi sumber stres dan kecemasan karena beberapa alasan. Rehat dari media sosial dapat membantu kita terhindar dari semua faktor stres ini dan meningkatkan mood dan ketenangan.
Paparan cahaya biru dari layar smartphone dapat mengganggu produksi melatonin, hormon yang mengatur tidur. Rehat media sosial membantu kita tidur lebih nyenyak dan bangun dengan perasaan lebih segar.
Selain itu, tidur tanpa gangguan dari notifikasi dan konten media sosial membantu kita tidur lebih lama dan nyenyak yang secara bersamaan dapat meningkatkan mood dan energi di siang hari, membuat kita lebih produktif dan bahagia.
Notifikasi dan konten menarik di media sosial seringkali menjadi distraksi yang mengganggu fokus dan konsentrasi. Rehat media sosial dapat membantu kita menyelesaikan tugas dengan lebih efisien dan fokus.
Rehat dari media sosial dapat mendorong kita untuk berinteraksi dengan orang lain secara langsung. Hal ini dapat meningkatkan kualitas hubungan dan membangun koneksi yang lebih kuat dengan orang lain.
Rehat dari media sosial bukan berarti harus berhenti menggunakan media sosial selamanya. Ini hanya tentang mengambil jeda untuk fokus pada kesehatan mental dan kehidupan di dunia nyata. Jika Anda merasa media sosial berdampak negatif pada kesehatan mental, pertimbangkan untuk rehat sejenak. Anda mungkin akan terkejut dengan perubahan positif yang akan Anda rasakan. [nadira]